5 Solusi Modern untuk Cedera Olahraga, dari CPET hingga Stem Cells

- RS Siloam Mampang meluncurkan Siloam Sports Medicine & Performance Center, layanan medis ortopedik terintegrasi yang menawarkan solusi lengkap bagi pegiat olahraga.
- Salah satu metode diagnostik yang digunakan dalam terapi cedera olahraga adalah cardiopulmonary exercise testing (CPET).
- Teknologi motion analysis berbasis AI menjadi salah satu metode inovatif dalam terapi cedera olahraga.
- Beberapa metode terapi cedera olahraga yang banyak digunakan saat ini adalah cryotherapy, extracorporeal shock wave therapy (ESWT), dan stem cells treatment.
Cedera olahraga bisa dialami siapa saja, mulai dari atlet hingga masyarakat umum yang rutin berolahraga. Menangani cedera olahraga dengan tepat sangat penting untuk memastikan pemulihan optimal dan mencegah komplikasi jangka panjang.
Menjawab kebutuhan ini, RS Siloam Mampang meluncurkan Siloam Sports Medicine & Performance Center. Ini merupakan layanan medis ortopedik terintegrasi yang menawarkan solusi lengkap bagi pegiat olahraga.
Lantas, apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasi cedera olahraga? Mari telusuri lebih lanjut.
1. Cardiopulmonary exercise testing (CPET)

Salah satu metode diagnostik yang digunakan dalam terapi cedera olahraga adalah cardiopulmonary exercise testing (CPET).
Menurut spesialis ortopedi Prof. Dr. dr. Andri Marulia Tua Lubis, SpOT(K), CPET berfungsi untuk mengevaluasi fungsi kardiovaskular dan pernapasan selama aktivitas fisik. Tes ini dilakukan dengan menggunakan treadmill atau sepeda statis, yang mana respons fisiologis tubuh akan dipantau secara menyeluruh. Ada beberapa parameter yang dianalisis.
"Beberapa parameter yang dianalisis meliputi elektrokardiogram (EKG), tekanan darah, dan analisis gas darah, yang berguna untuk menilai kinerja jantung, paru-paru, serta sistem kardiovaskular secara keseluruhan," jelas Prof. Andri dalam acara peluncuran Siloam Sports Medicine & Performance Center pada Kamis (13/3/2025) di Jakarta.
Salah satu indikator utama yang diukur dalam CPET adalah VO2 max, yaitu kapasitas maksimal tubuh dalam mengonsumsi oksigen saat beraktivitas fisik secara intens.
Data ini sangat penting bagi atlet maupun individu yang ingin meningkatkan performa olahraga mereka. Ini bisa membantu dalam perancangan program latihan yang lebih efektif dan sesuai dengan kondisi fisik masing-masing.
2. Motion analysis berbasis AI

Teknologi motion analysis berbasis AI menjadi salah satu metode inovatif dalam terapi cedera olahraga. Teknik ini digunakan untuk memahami pola gerakan manusia dengan lebih akurat, sehingga bisa membantu dalam pencegahan cedera dan peningkatan performa atlet.
Analisis ini dilakukan dengan memanfaatkan sensor, kamera, dan perangkat lunak khusus agar bisa merekam dan menganalisis data gerakan seseorang secara detail.
Dalam bidang kedokteran olahraga, teknologi ini berperan penting untuk memastikan gerakan yang dilakukan sudah tepat dan optimal. Teknologi ini bisa digunakan untuk rehabilitasi cedera maupun dalam latihan fisik.
Dengan memahami pola gerakan yang benar, motion analysis bisa membantu mengurangi risiko cedera, meningkatkan efisiensi gerakan, dan meningkatkan keselamatan saat berolahraga.
3. Cryotherapy, ESWT, dan stem cells treatment

Terapi cedera olahraga terus berkembang dengan berbagai inovasi medis yang membantu mempercepat pemulihan dan meningkatkan fungsi tubuh. Beberapa metode yang banyak digunakan saat ini adalah cryotherapy, extracorporeal shock wave therapy (ESWT), dan stem cells treatment.
- Cryotherapy dan ESWT
Cryotherapy memanfaatkan suhu rendah untuk meredakan nyeri, mengurangi peradangan, dan mempercepat pemulihan otot serta sendi. Teknik ini sering digunakan oleh atlet profesional untuk membantu pemulihan pasca latihan intensif.
Sementara itu, ESWT bekerja dengan menggunakan gelombang kejut yang merangsang regenerasi jaringan. Ini berguna untuk meningkatkan aliran darah ke area yang cedera.
- Stem cells treatment
Ini merupakan terapi regeneratif yang menggunakan sel punca untuk memperbaiki jaringan yang rusak akibat cedera atau degenerasi. Pendekatan ini makin populer dalam pengobatan cedera olahraga, osteoartritis, serta pemulihan otot dan sendi.
"Dengan kombinasi teknologi terkini dan pendekatan medis berbasis bukti, kami tidak hanya membantu pasien pulih dari cedera, tetapi juga mengoptimalkan performa mereka agar lebih tangguh dan siap menghadapi tantangan olahraga," ungkap Prof. Andri.
Cedera olahraga dapat berdampak pada performa dan kualitas hidup seseorang jika tidak ditangani dengan tepat. Berbagai terapi inovatif kini tersedia untuk membantu pemulihan yang lebih cepat dan efektif.