Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Suplemen untuk Menjaga Keseimbangan Hormon

Suplemen.
ilustrasi suplemen (pexels.com/Maksim Goncharenok)
Intinya sih...
  • Vitamin D membantu mengontrol produksi hormon estrogen dan progesteron, serta mengatur kadar insulin dan gula darah.
  • Vitamin C membantu mengatur hormon stres, meningkatkan sistem imun, menurunkan peradangan, dan membantu mengontrol tekanan darah.
  • Magnesium berperan dalam pembentukan serta pelepasan hormon tiroid, membantu memperbaiki resistansi insulin, dan menurunkan kadar testosteron berlebih.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hormon bekerja layaknya pengatur lalu lintas di dalam tubuh, mengatur jalannya emosi, siklus haid, kualitas tidur, berat badan, hingga kesuburan. Selama jalurnya tertib, tubuh terasa seimbang. Namun ketika “lampu lalu lintas” ini kacau, sinyal gangguan segera muncul, seperti rasa lelah yang tak kunjung hilang, jerawat yang tiba-tiba bermunculan, tidur yang gelisah, haid yang berantakan, atau berat badan yang naik tanpa alasan jelas.

Menjaga keseimbangan hormon tidak selalu berarti harus menempuh pengobatan berat. Tubuh punya cara untuk kembali menemukan ritmenya, terutama bila didukung gaya hidup sehat. Nutrisi dari makanan sehari-hari, ditambah suplemen yang tepat, dapat menjadi “bahan bakar” bagi sistem hormon agar tetap bekerja optimal. Vitamin dan mineral tertentu terbukti membantu produksi, pengaturan, dan kestabilan hormon.

1. Vitamin D

Vitamin D dikenal luas sebagai penjaga kesehatan tulang, tetapi perannya ternyata jauh lebih besar dari itu. Vitamin ini membantu mengontrol produksi serta aktivitas hormon estrogen dan progesteron agar tetap seimbang. Selain itu, vitamin D juga berperan dalam mengatur kadar insulin dan gula darah, yang sangat berkaitan erat dengan kesehatan hormon secara keseluruhan.

Dalam dunia medis, vitamin D juga diketahui bermanfaat untuk membantu mengelola penyakit tiroid. Kekurangan vitamin D sering dikaitkan dengan meningkatnya antibodi tiroid, kondisi yang umum terjadi pada orang dengan gangguan tiroid autoimun. Sumber alami vitamin D bisa ditemukan pada ikan berlemak, kuning telur, dan sereal yang diperkaya.

2. Vitamin C

Vitamin C atau asam askorbat adalah antioksidan kuat yang juga memberikan banyak manfaat bagi keseimbangan hormon. Vitamin ini membantu mengatur hormon stres seperti kortisol dan adrenalin agar tidak melonjak berlebihan. Pada pria, vitamin C membantu melindungi testosteron dari kerusakan, sementara pada wanita dapat membantu memulihkan kesuburan.

Tak hanya itu, vitamin C juga berperan dalam meningkatkan sistem imun, menurunkan peradangan, membantu mengontrol tekanan darah, hingga menurunkan kadar gula darah puasa pada orang dengan diabetes. Untuk ibu hamil, vitamin C juga diketahui dapat membantu menurunkan risiko diabetes gestasional.

3. Magnesium

Suplemen magnesium.
ilustrasi suplemen magnesium (pixabay.com/aixklusi)

Magnesium adalah mineral penting yang terlibat dalam ratusan proses di dalam tubuh, termasuk pengaturan gula darah, tekanan darah, sistem saraf, dan tentu saja hormon. Mineral ini berperan besar dalam pembentukan serta pelepasan hormon tiroid, sekaligus membantu mengontrol hormon stres seperti kortisol.

Kadar magnesium yang rendah kerap dikaitkan dengan gangguan hormon, terutama saat seseorang mengalami stres berkepanjangan atau memasuki usia lanjut. Magnesium juga bermanfaat bagi orang dengan PCOS karena membantu memperbaiki resistansi insulin dan menurunkan kadar testosteron berlebih.

Magnesium bisa diperoleh dari sayuran hijau, kacang-kacangan, biji-bijian, serta gandum utuh. Dalam bentuk suplemen, jenis magnesium glycinate atau citrate lebih mudah diserap tubuh.

4. Lemak sehat

Mengonsumsi lemak sehat berkualitas tinggi ternyata sangat penting untuk kesehatan hormon. Lemak sehat membantu menurunkan resistansi insulin dan mengontrol nafsu makan. Salah satu jenis lemak yang istimewa adalah medium-chain triglycerides (MCT), yang langsung diolah menjadi energi oleh hati dan jarang disimpan sebagai lemak tubuh.

Lemak sehat seperti omega-3 juga membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mencegah lonjakan hormon kortisol saat stres. Sumber lemak sehat yang bagus antara lain minyak MCT murni, alpukat, almon, kacang tanah, kacang macadamia, dan ikan berlemak seperti salmon dan sarden.

5. Zink

Zink adalah mineral penting yang terlibat dalam ratusan proses tubuh, mulai dari penyembuhan luka, pertumbuhan sel, hingga pembentukan DNA. Dalam sistem hormon, zink berperan besar dalam menjaga keseimbangan hormon reproduksi dan hormon tiroid. Kadar zinc yang rendah sering dikaitkan dengan penurunan produksi hormon seks serta gangguan fungsi tiroid. Zinc juga membantu menurunkan peradangan, yang jika dibiarkan dapat mengganggu produksi hormon.

Zinc bisa diperoleh dari daging, ikan, makanan laut, dan produk susu. Kebutuhan harian zink untuk laki-laki dewasa sekitar 11 mg dan perempuan dewasa 8 mg. Konsumsi berlebihan di atas 40 mg per hari bisa menimbulkan efek samping, seperti mual, sakit kepala, dan pusing.

6. Probiotik

Suplemen probiotik.
ilustrasi suplemen probiotik (pexels.com/Anna Shvets)

Kesehatan hormon ternyata juga sangat dipengaruhi oleh kondisi usus. Beberapa mikroorganisme di dalam usus diketahui dapat memengaruhi kadar estrogen. Karena itu, probiotik diyakini mampu membantu menjaga keseimbangan hormon secara alami.

Selain itu, probiotik juga membantu menurunkan peradangan dalam tubuh sehingga sistem pengaturan hormon bisa bekerja lebih optimal. Probiotik bisa diperoleh dari makanan fermentasi, seperti yoghurt, kimci, dan sauerkraut, atau dikonsumsi dalam bentuk suplemen.

7. Vitamin B kompleks

Vitamin B terdiri dari delapan jenis vitamin yang berperan penting dalam produksi energi, pembentukan sel darah merah, serta pengaturan hormon. Vitamin B1 membantu produksi hormon tiroid, B5 mendukung hormon stres seperti kortisol, dan B6 berperan dalam produksi melatonin yang mengatur tidur.

Asam folat atau vitamin B9 membantu meningkatkan progesteron yang penting dalam siklus haid dan kehamilan. Sementara vitamin B12 mendukung kesehatan kelenjar tiroid. Vitamin B banyak ditemukan dalam daging, telur, sayuran hijau, biji-bijian utuh, serta makanan fortifikasi. Banyak orang juga memilih suplemen B kompleks untuk memastikan semua kebutuhan vitamin B tercukupi.

Menjaga keseimbangan hormon tidak selalu berarti harus menelan banyak suplemen setiap hari. Suplemen memang bisa membantu, tetapi perubahan gaya hidup yang kecil dan konsisten justru sering memberi dampak paling besar. Dengan pola makan bergizi, rutin bergerak, tidur cukup, dan mengelola stres dengan baik, tubuh akan mendapatkan fondasi terbaik untuk menjaga hormon tetap selaras dalam jangka panjang.

Referensi 

"Hormone-Balancing Supplements: What You Should Know." Health. Diakses pada Desember 2025.

"How to Balance Your Hormones Naturally." Healthline. Diakses pada Desember 2025.

"4 Essential Vitamins for Hormonal Imbalance." North Valley Women’s Care. Diakses pada Desember 2025.

"Can Supplements Help Balance Your Hormones?" Verywell Health. Diakses pada Desember 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

7 Suplemen untuk Menjaga Keseimbangan Hormon

18 Des 2025, 16:07 WIBHealth