Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tips Puasa bagi Anak dengan Diabetes Tipe 1

ilustrasi anak dengan diabetes tipe 1 (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Intinya sih...
  • Diabetes tipe 1 adalah kondisi autoimun yang memengaruhi anak dan remaja.
  • Puasa bisa dilakukan oleh pasien diabetes tipe 1 dengan kontrol gula darah yang baik.
  • Penyesuaian pola makan, insulin, dan aktivitas fisik diperlukan pada anak yang berpuasa.

Diabetes tipe 1 adalah suatu kondisi autoimun ketika sistem kekebalan tubuh diaktifkan untuk menghancurkan sel beta di pankreas yang memproduksi insulin.

Jenis diabetes ini bisa terjadi pada usia berapa pun, tetapi memang paling sering didiagnosis pada anak-anak, remaja, atau dewasa muda.

Anak atau remaja dengan diabetes tipe 1 bisa ikut berpuasa jika dalam kondisi sehat dan mampu menjalankannya. Namun, diperlukan strategi khusus agar kadar gula darah tetap stabil dan terpantau selama berpuasa, sehingga mereka tetap sehat dan terhindar dari komplikasi.

Perubahan metabolisme selama berpuasa

Puasa yang berlangsung 12–13 jam tidak akan mengganggu kesehatan bagi orang sehat maupun orang dengan diabetes tipe 1 yang kadar gula darahnya terkontrol dengan baik.

Dalam kasus diabetes yang tidak terkontrol, risiko ketoasidosis (salah satu komplikasi akibat kadar gula darah yang tinggi) meningkat.

Selain itu, gula darah yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan poliuria (bertambahnya pengeluaran urine) yang bisa berujung pada dehidrasi.

Oleh karena itu, puasa hanya disarankan bagi orang dengan diabetes yang memiliki kontrol gula darah yang baik.

Karena adanya perubahan seperti yang dijelaskan di atas, anak dengan diabetes tipe 1 perlu melakukan beberapa penyesuaian dalam hal pola makan, penggunaan insulin, dan aktivitas fisik.

Pola makan

ilustrasi anak makan sayur (pexels.com/August de Richelieu)

Saat berpuasa, maka secara alami terjadi penurunan aktivitas fisik dan asupan makan. Oleh karena itu, jumlah asupan kalori harus disesuaikan dengan jumlah kebutuhan sehari-hari dengan komposisi 15–20 persen protein, 60–65 karbohidrat kompleks, dan 20–25 persen lemak.

Gambaran porsi makan yang diberikan sebagai berikut:

  • 50 persen total kalori saat berbuka. Sebelum salat magrib disarankan untuk mengonsumsi makanan ringan/segar, diikuti dengan makanan padat/besar sebaiknya sesudah salat magrib.
  • 10 persen dari total kalori didapatkan setelah salat Tarawih berupa snack.
  • 40 persen dari total kalori diberikan saat sahur.

Pasien diabetes tipe 1 dianjurkan untuk menyegerakan berbuka dan mengakhirkan makan sahur.

Hindari makan berlebihan, khususnya gula murni.

Juga, direkomendasikan untuk menjaga asupan cairan lebih kurang 1.500–2.000 ml dalam sehari.

Insulin

Hipoglikemia atau gula darah rendah adalah kondisi ketika kadar gula (glukosa) darah lebih rendah dari kisaran standar. Glukosa adalah sumber energi utama tubuh.

Untuk mencegah hipoglikemia, perlu dilakukan penyesuaian dosis insulin. Selama berpuasa, total insulin yang diberikan sehari sekitar 75–80 persen dari total dosis harian saat tidak berpuasa.

Menurut IDAI, pemberian dilakukan sebagai berikut:

  • Dua kali pemberian dengan insulin kerja pendek dan menengah (split-mixed). Dua pertiga dosis harian diberikan saat sebelum berbuka dan 1/3 saat sahur.
  • Dua kali pemberian menggunakan insulin kerja panjang dan pendek (basal-bolus): Total insulin kerja panjang diberikan 80 persen dosis saat tidak puasa, dosis insulin bolus diberikan sesuai kalori makanan.
  • Pasien diabetes tipe 1 dengan pompa insulin: Dosis insulin basal diturunkan menjadi 80 persen dosis tidak puasa. Dosis bolus disesuaikan dengan kalori makanan.

Aktivitas harian

ilustrasi diabetes (freepik.com/ freepik)

Saat berpuasa, anak dengan diabetes bisa beraktivitas seperti biasa. Akan tetapi, dianjurkan untuk istirahat sejenak pada waktu sekitar tengah hari.

Jika ingin melakukan olahraga ringan hingga sedang, sebaiknya lakukan pada malam hari sesudah Tarawih dengan tetap memperhatikan asupan kalori.

Selain itu, perhatikan pula tanda-tanda hipoglikemia saat sedang berolahraga.

Gejala gula darah rendah cenderung muncul dengan cepat. Gejalanya mungkin berbeda pada setiap orang, tetapi gejala umumnya mungkin meliputi:

  • Gemetar.
  • Berkeringat.
  • Gugup atau cemas.
  • Iritabilitas atau kebingungan.
  • Pusing.
  • Kelaparan.

Apabila mengalaminya, segera hentikan olahraga dan segera makan makanan kecil atau minuman yang mengandung gula.

Segeralah berbuka jika kadar gula darah rendah (<4 mmol/L) atau mengalami tanda/gejala hipoglikemia dan jika kadar glukosa darah >16,7 mmol/L.

Dan, hindari puasa jika anak merasa sakit.

Referensi

"Tips Puasa Sehat di Bulan Ramadhan Bagi Anak Dengan Diabetes Melitus Tipe 1." Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Diakses Maret 2025.
"Hypoglycemia." MedlinePlus. Diakses Maret 2025.
"Frequently Asked Questions For Diabetics About Fasting In Ramadan." Cleveland Clinic Abu Dhabi. Diakses Maret 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us