Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ulkus Duodenum: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

ilustrasi sakit perut dan mual (freepik.com/jcomp)
ilustrasi sakit perut dan mual (freepik.com/jcomp)

Ulkus duodenum adalah luka yang terbentuk di lapisan duodenum. Duodenum merupakan bagian pertama dari usus kecil, area yang dilalui makanan langsung setelah meninggalkan lambung.

Ulkus duodenum adalah jenis tukak lambung. Jadi, jika seseorang memiliki ulkus duodenum, bisa dikatakan bahwa orang tersebut memiliki apa yang disebut penyakit tukak lambung.

Di sini, kamu diajak mengenal lebih jauh seputar ulkus duodenum. Simak baik-baik informasi berikut ini yang telah dirangkum dari laman Patient dan Healthdirect.

1. Gejala

Gejala yang mungkin menyertai ulkus duodenum termasuk:

  • Nyeri pada perut bagian atas, tepat di bawah tulang dada. Nyeri biasanya datang dan pergi dan paling mungkin terjadi sebelum makan atau ketika lapar. Rasa nyeri biasanya mereda saat makan atau setelah minum tablet antasida.
  • Kembung, muntah-muntah, dan merasa sangat kenyang setelah makan.
  • Ulkus berdarah. Ini dapat berkisar dari tetesan hingga pendarahan yang mengancam jiwa.
  • Perforasi (lubang). Ulkus melubangi dinding bagian pertama usus kecil. Makanan dan asam di duodenum kemudian bocor ke rongga perut. Ini biasanya menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan termasuk keadaan darurat medis.

2. Penyebab

ilustrasi bakteri Helicobacter pylori (commons.wikimedia.org/Patho)
ilustrasi bakteri Helicobacter pylori (commons.wikimedia.org/Patho)

Lambung memproduksi asam kuat yang berfungsi untuk membunuh kuman dan membantu mencerna makanan. Untuk melindungi diri dari asam ini, sel-sel lambung dan duodenum membuat suatu penghalang dari lendir. Apabila penghalang ini rusak, maka ulkus bisa terbentuk.

Penyebab utamanya adalah infeksi bakteri yang disebut Helicobacter pylori (H. pylori). Bakteri ini dapat memicu peradangan pada lapisan duodenum dan membentuk ulkus.

Obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan ulkus duodenum, utamanya obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen dan aspirin. Kadang-kadang, obat-obatan atau kondisi medis lain juga dapat menyebabkan ulkus.

Ada kemungkinan bahwa seseorang lebih mungkin terkena ulkus duodenum jika merokok, mengonsumsi alkohol berlebihan, atau stres. Meskipun begitu, hal-hal ini tidak terlalu berdampak jika dibandingkan dengan infeksi H. pylori.

3. Diagnosis

Untuk mendiagnosis ulkus duodenum, dokter akan menanyakan beberapa hal dan melakukan pemeriksaan. Dokter mungkin juga akan menjalankan beberapa tes, yang mencakup:

  • Gastroskopi. Ini juga disebut endoskopi, dan dilakukan untuk memastikan adanya ulkus duodenum. Pada tes ini, dokter akan melihat ke usus kecil dan organ pencernaan yang lain dengan menggunakan teleskop tipis dan fleksibel yang dimasukkan ke kerongkongan.
  • Tes untuk mendeteksi kuman H. pylori. Bakteri ini dapat dideteksi dengan memeriksa sampel tinja, tes napas, tes darah, atau dari sampel biopsi yang diambil pada saat endoskopi. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya H. pylori, maka kemungkinan besar itu adalah penyebab ulkus duodenum.

4. Pengobatan

ilustrasi obat-obatan (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi obat-obatan (pexels.com/Pixabay)

Ada banyak pengobatan yang tersedia untuk ulkus duodenum, yang meliputi:

  • Perubahan gaya hidup, seperti menurunkan berat badan, menghindari makanan pemicu, makan dalam porsi kecil dan hindari makan terlalu dekat dengan jam tidur, menjauhi rokok, dan menjauhi alkohol. Ini semua dapat membantu memperbaiki gejala.
  • Obat penekan asam yang diminum sesuai saran dari dokter.
  • Jika ulkus disebabkan oleh obat antiinflamasi, dokter mungkin menyarankan untuk menghentikan konsumsi obat antiinflamasi.
  • Pembedahan mungkin diperlukan jika komplikasi ulkus duodenum berkembang, seperti perdarahan hebat atau adanya perforasi.

5. Komplikasi yang bisa terjadi

Jika tidak diobati, kondisi serius dapat berkembang, yang meliputi:

  • Pendarahan internal: Pendarahan dapat muncul sebagai kehilangan darah lambat yang menyebabkan anemia atau kehilangan darah berat yang mungkin memerlukan rawat inap atau transfusi darah. Kehilangan darah yang parah dapat menyebabkan muntah berwarna hitam atau berdarah, atau tinja berwarna hitam atau berdarah.
  • Perforasi dinding perut: Tukak lambung dapat melubangi dinding perut atau usus kecil, menempatkan penderitanya pada risiko infeksi serius pada rongga perut (peritonitis).
  • Obstruksi: Tukak lambung dapat menghalangi perjalanan makanan melalui saluran pencernaan, menyebabkan penderitanya menjadi sangat mudah kenyang, muntah, dan berat badan turun baik melalui pembengkakan akibat peradangan atau melalui jaringan parut.
  • Kanker lambung: Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi H. pylori memiliki peningkatan risiko kanker lambung.

6. Pencegahan

ilustrasi olahraga lari (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi olahraga lari (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Untuk mengurangi risiko terkena ulkus duodenum, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan, yaitu:

  • Menghindari rokok dan produk tembakau lainnya.
  • Menghindari alkohol.
  • Berhati-hati dengan aspirin dan/atau obat antiinflamasi nonsteroid.
  • Jangan abaikan gejala mag.
  • Lindungi diri dari infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin dan memasak makanan hingga matang sebelum mengonsumsinya.

Ulkus duodenum menyebabkan rasa sakit dan gejala lainnya pada saluran pencernaan. Jika kamu mengalami ketidaknyamanan apa pun pada perut, ada baiknya segera menemui dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan, serta mencegah komplikasi penyakit.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
3+
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us