"New poll: most Americans would try a plant-based diet to fight diabetes." EurekAlert! Diakses November 2025.
Hana Kahleova et al., “Effect of a Low-Fat Vegan Diet on Body Weight, Insulin Sensitivity, Postprandial Metabolism, and Intramyocellular and Hepatocellular Lipid Levels in Overweight Adults,” JAMA Network Open 3, no. 11 (November 30, 2020): e2025454, https://doi.org/10.1001/jamanetworkopen.2020.25454.
Neal D. Barnard et al., “A Low-Fat Vegan Diet Improves Glycemic Control and Cardiovascular Risk Factors in a Randomized Clinical Trial in Individuals With Type 2 Diabetes,” Diabetes Care 29, no. 8 (July 27, 2006): 1777–83, https://doi.org/10.2337/dc06-0606.
Hana Kahleova et al., “Fat Quantity and Quality, as Part of a Low-Fat, Vegan Diet, Are Associated With Changes in Body Composition, Insulin Resistance, and Insulin Secretion. A 16-Week Randomized Controlled Trial,” Nutrients 11, no. 3 (March 13, 2019): 615, https://doi.org/10.3390/nu11030615.
Untuk Cegah Diabetes, Lebih Baik Diet Plant-Based atau Rendah Karbo?

- Berbagai penelitian menunjukkan bahwa diet nabati rendah lemak memberikan dampak kuat pada sensitivitas insulin dan pengaturan glukosa.
- Diet nabati rendah lemak secara ilmiah terbukti meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi lemak di hati serta otot.
- Beralih sebagian ke pola makan nabati dengan sumber lokal bisa menjadi strategi pencegahan diabetes jangka panjang yang praktis dan sehat.
Pilihan makanan kamu sehari-hari bisa memengaruhi risiko diabetes tipe 2.
Banyak orang percaya bahwa diet rendah karbohidrat adalah cara terbaik, tetapi penelitian menunjukkan bahwa pola makan berbasis nabati (plant-based) dan lemak rendah bisa memberi manfaat lebih besar dalam jangka panjang.
Banyak orang tahu memperbanyak konsumsi buah san sayur bisa menurunkan diabetes. Akan tetapi, kurang dari 20 persen dari mereka menyadari bahwa mengadopsi pola makan nabati rendah lemak bisa membantu mencegah atau bahkan memperbaiki kondisi diabetes tipe 2, menurut sebuah survei di Amerika Serikat (AS). Ini memicu pertanyaan, sebetulnya pola makan apa yang lebih efektif untuk mencegah diabetes, plant-based atau rendah karbo?
Bukti yang ada lebih mendukung diet plant-based
Berbagai penelitian klinis menunjukkan bahwa diet nabati rendah lemak memberikan dampak kuat pada sensitivitas insulin dan pengaturan glukosa.
Misalnya, sebuah uji klinis acak selama 16 minggu di AS melibatkan orang kelebihan berat badan yang menjalani diet nabati rendah lemak. Hasilnya, lemak di hati dan sel otot (yang biasanya membuat sel menjadi resistan terhadap insulin) berkurang secara signifikan. Sensitivitas insulin pun membaik.
Dalam penelitian lain pada individu dengan diabetes tipe 2, peserta yang menjalani diet vegan rendah lemak selama 22 minggu punya kemungkinan 43 persen untuk mengurangi atau berhenti menggunakan obat diabetes, dibandingkan hanya 26 persen pada kelompok yang mengikuti diet konvensional panduan dari American Diabetes Association.
Lebih lanjut, penelitian 16 minggu lainnya menunjukkan bahwa mengurangi lemak jenuh dan trans dari makanan dan menggantinya dengan lemak tak jenuh dari nabati (seperti omega-3 nabati) berkorelasi dengan berkurangnya resistansi insulin dan penurunan lemak tubuh.
Di Indonesia, berbagai data menunjukkan diabetes terus meningkat, dan pola makan modern yang makin tergantung pada makanan ultraproses serta daging berlemak memperburuk risiko. Maka dari itu, pendekatan berbasis nabati bisa menjadi strategi pencegahan yang efektif dan mudah diadaptasi. Komponen lokal seperti tempe, kacang-kacangan, beras merah, dan sayuran bisa menjadi bagian dari usaha menurunkan risiko diabetes.
Memulai pola makan nabati tidak harus ekstrem langsung menjadi vegan. Cobalah mengganti satu atau dua kali makan dalam seminggu dengan menu nabati rendah lemak. Tambahkan lebih banyak sayur, kacang, dan biji-bijian. Kamu juga bisa menerapkan "meatless Monday" atau atau mengganti susu hewani dengan versi nabati seperti susu kedelai atau almon.
Referensi


















