"How ultra-processed foods impact health: Latest evidence." Medical News Today. Diakses November 2025.
Demewoz Haile et al., “Health Effects Associated With Consumption of Processed Meat, Sugar-sweetened Beverages and Trans Fatty Acids: A Burden of Proof Study,” Nature Medicine 31, no. 7 (June 30, 2025): 2244–54, https://doi.org/10.1038/s41591-025-03775-8.
Yiping Li et al., “Ultra-processed Food Intake Is Associated With Altered Glucose Homeostasis in Young Adults With a History of Overweight or Obesity: A Longitudinal Study,” Nutrition & Metabolism 22, no. 1 (November 10, 2025): 135, https://doi.org/10.1186/s12986-025-01036-6.
"USC study links ultra-processed food intake to prediabetes in young adults." University of Southern California. Diakses November 2025.
Makanan Ultraproses Bisa Picu Masalah Metabolik, Sebabkan Diabetes

- Konsumsi rutin makanan ultraproses (minuman manis, daging olahan, lemak trans) terkait dengan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
- Generasi muda (17–22 tahun) yang banyak makan makanan ultraproses bisa mengalami gangguan regulasi gula darah dalam waktu singkat.
- Mengurangi konsumsi makanan ultraproses adalah strategi pencegahan sederhana untuk menurunkan risiko penyakit metabolik sejak dini.
Kamu memang bebas memilih apa yang dikonsumsi sehari-hari. Namun, ingat bahwa pilihan itu bisa berdampak besar bagi kesehatan. Mungkin tak banyak yang menyadari bahwa makanan ultra proses, seperti minuman berpemanis dalam kemasan, daging olahan, snack kemasan, dan makanan cepat saji, bisa menjadi pemicu awal masalah metabolik serius.
Seiring makin banyaknya penelitian, para ahli mulai memperingatkan bahwa tidak perlu pola makan ekstrem untuk menciptakan risiko. Hanya sedikit tambahan makanan ultraproses dalam asupan harian sudah bisa mengubah cara tubuh mengatur gula darah dan menyalakan jalan menuju kondisi seperti prediabetes atau diabetes tipe 2.
Bukti dari puluhan penelitian
Sebuah analisis besar yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine pada Juni 2025 menyatukan data dari lebih dari 60 studi. Para peneliti menelisik hubungan konsumsi minuman manis, daging olahan, dan lemak trans dengan kemungkinan terjadinya berbagai penyakit kronis. Hasilnya, bahkan konsumsi kecil dari kategori makanan-makanan tersebut secara rutin sudah cukup meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung iskemik.
Sebagai contoh spesifik, penelitian menemukan bahwa seseorang yang makan satu hot dog setiap hari memiliki peluang 11 persen lebih tinggi untuk mengidap diabetes tipe 2 dibanding mereka yang tidak mengonsumsi daging olahan sama sekali.
Ancaman untuk generasi muda

Dampak makanan olahan bukan cuma soal orang tua atau mereka yang sudah lama berisiko. Studi lain dalam jurnal Nutrition & Metabolism fokus pada generasi muda. Partisipannya 85 orang, berusia 17 hingga 22 tahun, dan dipantau selama empat tahun penuh.
Para peneliti menemukan, peningkatan konsumsi makanan ultraproses ternyata dikaitkan dengan gangguan regulasi glukosa. Sederhananya, asupan makanan ultraproses bisa memicu kondisi prediabetes pada usia sangat muda.
Menurut tim peneliti, walaupun peningkatannya mungkin terlihat kecil, tetapi efeknya bisa besar. Pola makan adalah salah satu faktor yang bisa diubah dan diintervensi untuk mencegah penyakit metabolik sejak dini. Ini menjadi peringatan penting bagi generasi muda, bahwa keputusan makan sekarang bisa menentukan kesehatan jangka panjang.
Kabar baiknya, mengurangi atau membatasi konsumsi makanan ultraproses bisa menjadi langkah sederhana untuk menurunkan risiko prediabetes dan diabetes tipe 2. Mulai hari ini, kamu bisa mengutamakan pilihan yang lebih sehat, seperti memperbanyak asupan buah, sayur, biji-bijian, protein tanpa/minim olahan, dan lemak sehat.
Pencegahan lewat pola makan adalah strategi jangka panjang. Keputusan kamu memilih sosis atau dada ayam panggang bisa membuat perbedaan besar untuk kesehatan metabolik.
Referensi


















