- Tinjauan pertama: thiomersal dan vaksin secara umum
WHO Tegaskan Vaksin Tidak Menyebabkan Autisme

- Bukti ilmiah berkualitas tinggi selama lebih dari dua dekade tidak menunjukkan hubungan sebab-akibat antara vaksin dan autisme.
- Dua tinjauan sistematis terbaru memperkuat kesimpulan bahwa thiomersal maupun aluminium dalam vaksin tidak terkait dengan autisme.
- Sebagian kecil studi yang mengklaim adanya hubungan memiliki kelemahan metodologis serius dan tidak dapat digunakan untuk menyimpulkan kausalitas.
Kekhawatiran soal vaksin dan autisme bukan hal baru. Selama bertahun-tahun, berbagai rumor dan klaim terus berputar, sering kali mengalahkan bukti ilmiah yang kuat. Meski begitu, kekhawatiran orang tua valid karena pada dasarnya mereka mau memastikan anaknya aman. Itulah kenapa pembaruan bukti ilmiah menjadi sangat penting agar keputusan mengenai kesehatan anak tidak didasarkan pada rasa takut, melainkan pada data yang sudah diuji berulang kali.
Pada akhir November 2025, Komite Penasihat Global WHO untuk Keamanan Vaksin/Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS) kembali menelaah dua tinjauan sistematis baru yang dikembangkan dengan metodologi yang ketat. Riset-riset ini mencakup publikasi dari lebih dari satu dekade terakhir. Hasilnya memperkuat kembali kesimpulan yang telah konsisten muncul sejak tahun 2002, 2004, dan 2012, bahwa tidak ada bukti kausal antara vaksin dan gangguan spektrum autisme/autism spectrum disorder (ASD).
Apa saja temuan dua tinjauan sistematis terbaru?
Tinjauan sistematis ini melihat dua hal: apakah vaksin yang mengandung thiomersal berhubungan dengan ASD, dan apakah vaksin secara umum memiliki kaitan dengan ASD.
Riset ini mencakup publikasi berbahasa Inggris dari Januari 2010 hingga Agustus 2025, dan melibatkan 31 studi primer serta lima metaanalisis.
Dari 31 studi primer tersebut, 20 studi berkualitas tinggi (meliputi data dari 11 negara) tidak menemukan bukti adanya hubungan antara vaksin dan ASD, baik yang mengandung thiomersal maupun tidak. Semua metaanalisis juga menyimpulkan hal yang sama.
Sebelas studi lain menunjukkan potensi hubungan, tetapi mayoritas berasal dari satu kelompok riset di Amerika Serikat (AS) dan memiliki kelemahan metodologis besar, yakni desain yang lemah, risiko bias tinggi, serta tingkat bukti yang sangat rendah. Karena itulah, temuan dari kelompok ini tidak dapat digunakan untuk menyimpulkan kausalitas.
Keseluruhan bukti yang tersedia—meliputi penelitian puluhan tahun dan ribuan peserta dari berbagai negara—tetap konsisten, bahwa vaksin pada masa kanak-kanak maupun kehamilan aman dan tidak terkait dengan ASD.
- Tinjauan kedua: vaksin dengan ajuvan aluminium
Tinjauan kedua meneliti potensi risiko kesehatan dari vaksin yang menggunakan ajuvan aluminium. Dari basis data besar yang dikaji hingga Maret 2023, bukti berkualitas tinggi berasal dari 10 uji acak terkontrol dan 7 studi kohort besar. Hasilnya jelas, yaitu tidak ada hubungan antara vaksin berajuvan aluminium dan penyakit kronis atau sistemik, termasuk ASD.
Dua studi memang melaporkan adanya hubungan antara paparan kumulatif aluminium dari vaksin dan prevalensi ASD, tetapi keduanya bersifat ekologis, sebuah desain yang memang tidak mampu membuktikan kausalitas. Selain itu, keduanya memiliki kelemahan metodologis signifikan, sehingga tingkat buktinya sangat rendah.
GACVS juga meninjau satu studi kohort besar yang baru terbit, menggunakan data nasional anak-anak di Denmark (1997–2018). Dengan metodologi kuat, studi ini menemukan tidak ada peningkatan risiko ASD maupun 50 gangguan kronis lainnya terkait vaksin yang mengandung aluminium.
Kesimpulan keseluruhan tetap sama: jumlah aluminium dalam vaksin sangat kecil, aman, dan tidak terkait dengan ASD.
Kesimpulan: vaksin—termasuk yang mengandung thiomersal, aluminium, atau keduanya—tidak menyebabkan autisme

Setelah meninjau seluruh bukti terbaru, GACVS kembali menegaskan hal yang telah menjadi konsensus selama lebih dari dua dekade, bahwa vaksin—termasuk yang mengandung thiomersal, aluminium, atau keduanya—tidak menyebabkan autisme.
Bagi masyarakat, khususnya orang tua, ini berarti keputusan untuk imunisasi anak dapat dibuat dengan lebih tenang. Pada akhirnya, vaksin adalah salah satu alat kesehatan masyarakat paling efektif yang pernah ada. Ketika sains telah menguji klaim berulang kali dan menghasilkan kesimpulan yang konsisten, artinya landasan kuat sudah ada di depan mata untu k menjaga kesehatan diri, anak, dan orang-orang yang dicintai.
Referensi
"Statement of the WHO Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS) on vaccines and autism." World Health Organiztion. Diakses Desember 2025.


















