7 Tanda Kamu Seorang Masokhis, Senang Didominasi

Tanda nomor berapa saja yang kamu punya?

Apa yang terbesit dalam pikiran saat mendengar kata "BDSM"? "50 Shades of Grey"? Ya, BDSM (melibatkan bondage, discipline, dominance dansubmission, sadomasochism) adalah variasi aktivitas seksual yang mana ada peran-peran berlawanan. Misalnya sadisme dan masokhisme. Kali ini kita akan secara spesifik membahas tendensi masokhisme.

Pelaku masokhisme, yaitu masokhis, digambarkan sebagai seseorang yang cuma bisa merasakan kepuasan ketika didominasi pasangannya. Misalnya dengan dipecut, dirantai, dipukuli, dimaki, dihina, atau dilecehkan.

Apakah kamu merasa punya kecenderungan ini? Bila iya atau sekadar penasaran, inilah beberapa tanda kamu seorang masokhis.

1. Tidak senang dengan pujian dan penghargaan

7 Tanda Kamu Seorang Masokhis, Senang Didominasiilustrasi tanda masokhis (pexels.com/ALINA MATVEYCHEVA)

Dilansir McGill Media, tanda masokhisme yang pertama adalah merasa tidak senang dengan pujian dan penghargaan. Malah, perlakuan yang merendahkan atau mempermalukan mereka dianggap sebagai "penghargaan".

Pada dasarnya, mereka membenci diri sendiri. Jika ada orang lain yang ingin menghibur mereka serta menunjukkan kasih sayang, mereka malah tidak senang. Mereka malah menyatakan kalau diri mereka rendah dan diikuti seribu alasan mengapa.

Dikatakan bahwa senyum kegembiraan murni adalah hal yang paling sulit didapatkan dari seorang masokhis.

2. Tertarik dengan seorang narsistik

7 Tanda Kamu Seorang Masokhis, Senang Didominasiilustrasi tanda masokhist (pexels.com/KoolShooters)

Mengutip Mind Body Green, pribadi narsistik terlihat berkharisma, pandai, dan memang menarik secara penampilan. Namun, pribadi ini pun kerap merendahkan orang lain agar mereka merasa "tinggi". Pada masokhis? Mereka suka direndahkan, sehingga mereka tertarik pada pribadi narsistik layaknya laron dan lampu.

Kalau kamu terus-terusan tertarik kepada seorang narsistik, itu adalah tanda lainnya kamu seorang masokhis.

3. Lebih senang menjadi korban

7 Tanda Kamu Seorang Masokhis, Senang Didominasiilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Odonata Wellnesscent)

Makin besar rasa sakit yang dirasakan, makin besar kepuasan yang didapat. Seorang masokhis punya kecenderungan senang menjadi korban. Korban selalu menganggap dirinya tak berdaya dan terus-terusan butuh belas kasihan.

Mereka tak ada masalah dalam menolong orang lain, tetapi mereka tak ingin dirinya diselamatkan.

Dalam sebuah hubungan, jika kamu merasa seperti orang jahat karena pasangan selalu merasa tersakiti, bisa jadi itu bukan salahmu, tetapi pasanganmu memang senang menempatkan dirinya sebagai seorang korban.

4. Sengaja melakukan kesalahan agar bisa dihina atau dianiaya

7 Tanda Kamu Seorang Masokhis, Senang Didominasiilustrasi ciri masokhist (pexels.com/Keira Burton)

Selain senang disiksa, pribadi masokhis juga merasa bahwa mereka tidak pantas akan segala hal baik dalam hidup. Meskipun mereka adalah pribadi yang kompeten dan cerdas, mereka kerap melakukan kesalahan dan menyabotase diri agar terlihat salah dan dicela orang.

Masokhis kerap berkubang dalam kerendahan diri. Ketidakmampuan seseorang untuk menikmati kesenangan terkecil dalam hidup adalah tanda masokhisme. Mereka terus menganggap bahwa kenikmatan harus datang dari rasa sakit dan malu.

Jika pasanganmu terus-terusan merusak kebahagiaan diri sendiri, bukan tidak mungkin mereka adalah seorang masokhis.

Baca Juga: 5 Fakta BDSM, Bukan Hanya soal Seks dan Kekerasan tapi Ada Maknanya

5. Tidak mampu (dan mungkin tidak mau) membela diri

7 Tanda Kamu Seorang Masokhis, Senang Didominasiilustrasi ciri masokhis (pexels.com/Alex Green)

Jika kamu disalahkan padahal kamu benar, kamu pasti membela diri, kan? Namun, tidak pada masokhis. Meskipun mereka tahu mereka tidak salah, mereka tetap saja tidak mampu membela diri.

Peduli atau tidak dengan diri sendiri, masokhis senang jika direndahkan. Intinya, mereka menganggap diri mereka pantas untuk disalahkan atau direndahkan. Ini mungkin terlihat saat sedang bertengkar. Seorang masokhis mungkin hanya mengiyakan apa yang dikatakan oleh pasangannya tanpa membela diri meskipun dia benar.

6. Menghakimi diri untuk emosi negatif

7 Tanda Kamu Seorang Masokhis, Senang Didominasiilustrasi berpikiran negatif (pexels.com/Karolina Grabowska)

Terkadang tidak ada cara untuk menghindari perasaan sedih, tersesat, kecewa, takut, atau marah. Jalan pintas spiritual—menutupi emosi dengan mengalihkan energi atau memantau pikiran—selalu kembali memenuhi pikiran.

Walaupun itu dapat membantu menghindari emosi yang menyakitkan dalam jangka pendek, tetapi menekan diri sendiri adalah semacam masokisme yang menghancurkan jiwa, mengutip Mind Body Green.

Cobalah untuk merasakan apa yang kamu rasakan tanpa menahan atau menilai emosi apa pun sebagai "salah". Kamu mungkin akan terkejut dengan betapa cepatnya emosi yang paling menyakitkan berlalu saat kamu menanggapinya dengan santai.

7. Cenderung perfeksionis

7 Tanda Kamu Seorang Masokhis, Senang Didominasiilustrasi pasangan (unsplash.com/LexScope)

Dilansir Verywell Mind, seorang perfeksionis sering menempatkan diri mereka sendiri dan orang lain pada standar yang mustahil. Ketika mereka gagal memenuhi harapan yang dipaksakan sendiri ini, mereka mungkin senang menghukum diri mereka sendiri atas kegagalan yang mereka rasakan.

Adakah manfaatnya?

Belum ada penelitian yang secara spesifik meneliti tentang masokhisme atau masokhis. Namun, kalau konsep BDSM sendiri penelitiannya sudah ada.

Ada sebuah studi yang mengamati kepribadian, gaya keterikatan hubungan, dan kesejahteraan individu pelaku BDSM. Temuannya, seperti yang tertuang dalam The Journal of Sexual Medicine tahun 2013, mereka lebih baik dalam menyesuaikan diri daripada orang lain yang bukan pelaku BDSM.

Partisipan studi pelaku BDSM merasa lebih aman dalam hubungan dengan pasangan, rasa kesejahteraan yang meningkat, lebih berhati-hati dengan orang lain, lebih ekstrover, lebih terbuka untuk mencoba pengalaman baru, penurunan kecemasan, dan lebih tidak peduli terhadap persepsi orang lain.

Selain itu, ada pula temuan studi yang menyebut bahwa tingkat kesadaran pelaku BDSM saat beraktivitas seksual serupa dengan praktisi yoga atau runner's high (euforia dari lari cepat).

Nah, kondisi tersebut punya manfaat sehat, yaitu menurunkan kadar kortisol atau hormon stres dalam tubuh. Partisipasi BDSM disebut-sebut punya efek yang sama.

Sebagai contoh, studi dalam Journal of Positive Sexuality tahun 2015 menemukan bahwa pasangan yang punya peran dominan mengalami penurunan kadar kortisol setelah sesi BDSM. Ini tertuang 

Peneliti juga menyebut bahwa aktivitas seksual tersebut dapat meningkatkan rasa keterikatan dan keintiman dengan pasangan. Selain itu, penelitian dalam jurnal Culture, Health & Sexuality tahun 2017 menyebut bahwa partisipan BDSM mengalami pengalaman spiritual.

Panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM–5) dari American Psychiatric Association (APA) mengategorikan masokhisme termasuk dalam parafilia.

Parafilia berhubungan dengan dorongan, perilaku, fantasi, dan keinginan untuk membangkitkan gairah seksual yang kuat, lewat perilaku seks yang menyimpang. Kondisi itu bisa berisiko melukai diri atau orang lain.

Sebetulnya itu mengindikasikan bahwa tendensi seksual masokhisme itu lumrah. Namun, bila ini sudah berkembang menjadi perilaku menyimpang atau adanya masalah psikologis maupun sosial, atau bahkan sampai melukai diri sendiri maupun orang lain, sebaiknya cari bantuan profesional.

Itulah tanda-tanda masokhis. Menjadi seorang masokis tidak selalu merupakan hal yang negatif. Menikmati jenis rasa sakit tertentu dalam konteks tertentu bukanlah hal yang aneh, dan bahkan bisa menyehatkan. Namun, jika kecenderungan masokis menyebabkan bahaya, kesusahan, atau mengarah pada perilaku yang berpotensi berisiko, penting untuk mencari bantuan dan menemukan cara yang efektif untuk mengatasinya.

Baca Juga: Kenapa Seks Usai Bertengkar Sama Pasangan Terasa Jauh Lebih Nikmat?

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya