13 Cara Mengatasi Ejakulasi Dini secara Alami

Tisu ejakulasi dini (premature ejaculation wipes) berfungsi mengurangi sensasi di ujung penis. Tisu ini mengandung benzokain, yaitu anestasi topikal yang menghalangi saluran natrium yang menyebabkan sensasi di penis.

Sebuah studi berskala kecil dalam The Journal Of Urology tahun 2017 menemukan bahwa responden yang menggunakan tisu ini selama dua bulan mengalami lebih sedikit tekanan terkait hubungan seksual. 

Mayoritas responden mengalami ejakulasi setelah jangka waktu dua menit, yang mana selang waktu itu merupakan ciri khas ejakulasi dini. Cara mengobati ejakulasi dini secara alami melalui penggunaan tisu ini cukup direkomendasikan karena partisipan tidak mengalami efek samping yang berat. Akan tetapi, amannya bila ingin menggunakannya kamu disarankan untuk konsultasi terlebih dulu ke dokter. 

Banyak krim anestesi topikal yang dijual bebas dengan kandungan zat mati rasa yang dapat mengobati ejakulasi dini melalui penundaan klimaks dan pengurangan sensasi. Cara pakainya adalah dengan mengoleskan krim ke penis 10–15 menit sebelum berhubungan seks agar hasilnya lebih optimal.

Sebuah tinjauan ilmiah dalam jurnal Sexual Medicine tahun 2017 menunjukkan bahwa krim topikal membantu meningkatkan waktu yang dibutuhkan untuk ejakulasi selama beberapa menit.

Meskipun umumnya dapat ditoleransi dengan baik, tetapi krim anestasi dapat menyebabkan:

• Sakit ringan.
• Sensasi terbakar ringan.
• Menurunnya gairah seksual.
• Hilang sensitivitas untuk sementara. 

Semprotan lidokain (lidocaine spray) dapat membantu mengobati ejakulasi dini dengan menurunkan kepekaan penis dan mengurangi hipersensitivitas. Produk ini harus disemprotkan sekitar 15 menit sebelum berhubungan seks agar bisa bekerja dengan baik.

Efek samping potensial yang diketahui adalah hilangnya sensitivitas penis untuk sementara dan kesulitan mempertahankan ereksi selama 15 menit sebelum berhubungan intim.

Pada umumnya, kondom dapat menurunkan sensitivitas penis yang bisa mencegah ejakulasi dini secara alami. Akan tetapi, ada juga kondom pengontrol klimaks (climax control condoms) yang dipasarkan yang terbuat dari lateks yang lebih tebal, atau mengandung anestesi untuk menunda klimaks. Penggunaannya menyerupai kondisi seperti pada umumnya.

Suplemen zink atau seng tidak hanya mendukung kekebalan tubuh dan pertumbuhan sel, tetapi kandungan mineral esensialnya juga dapat membantu memproduksi testosteron yang dapat membantu mengatasi ejakulasi dini dalam beberapa kasus. 

Zink adalah salah satu perawatan alami untuk pria yang memiliki kadar testosteron rendah. Meskipun tidak selalu cukup dalam setiap kasus, dosis 220 miligram (mg) zink sulfat yang diminum dua kali sehari selama 1–4 bulan direkomendasikan untuk pengobatan ejakulasi dini.

Penting untuk diingat bahwa mengonsumsi suplemen dengan dosis yang lebih tinggi tidak selalu berarti lebih baik. Kelebihan zink dapat menyebabkan:

• Mual.
• Muntah.
• Diare.
• Kerusakan ginjal dan lambung. 
• Rasa logam di mulut.

Jadi, ada baiknya konsultasikan dulu dengan dokter.

Ayurveda adalah pengobatan tradisional India yang menggunakan ribuan herbal untuk menangani beragam penyakit atau kondisi, mulai dari diabetes hingga radang. Pengobatan Ayurveda juga telah digunakan dalam metode penanganan disfungsi ereksi.

Obat-obatan tertentu Ayurveda, seperti kaunch beej, kamini vidrawan ras, dan yauvanamrit vati dianggap dapat mengobati ejakulasi dini bila diminum dalam bentuk kapsul dua kali sehari dengan air hangat.

Dibuktikan melalui penelitian bertajuk "Complementary and Alternatives Medicine for Management of Premature Ejaculation: A Systematic Review" dalam jurnal Sexual Medicine tahun 2017 melaporkan bahwa pria yang menggunakan pengobatan tradisional Ayurveda mengalami peningkatan waktu untuk ejakulasi saat berhubungan seksual. 

Efek samping potensial yang diketahui antara lain:

• Sakit perut. 
• Sakit ringan.
• Pusing. 
• Penurunan libido.

Obat herbal China, khususnya tablet Yimusake atau pil Qilin dapat mengobati ejakulasi dini melalui peningkatan stamina seksual dan energi. Dalam studi yang telah disebutkan sebelumnya, diketahui bahwa berbagai jenis jamu China dapat meningkatkan waktu ejakulasi sekitar dua menit.

Efek samping potensial yang telah tercatat meliputi:

• Sakit perut. 
• Pusing. 
• Sakit ringan.

Selain zink, magnesium juga berperan dalam kesehatan seksual dan mungkin bisa membantu mengatasi ejakulasi dini. Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zink dan megnesium dapat meningkatkan waktu yang dibutuhkan pria untuk mencapai klimaks. Bahan pangan tersebut seperti:

• Tiram.
• Biji labu.
• Kedelai.
• Yoghurt.
• Bayam.
• Sereal gandum.
• Almon.
• Kacang merah.
• Buncis.
• Biji wijen.
• Daging sapi dan domba.
• Cokelat hitam.
• Bawang putih.
• Kacang polong.

Teknik jeda-remas dapat mengatasi ejakulasi dini secara alami dengan membiarkan gairah berkurang sebelum klimaks terjadi. Ketika laki-laki merasa siap untuk ejakulasi, berhentilah dan minta pasangan menekan ujung kepala penis.

Pasangan bisa menahan selama beberapa detik sampai laki-laki tidak lagi ingin mencapai klimaks. Pastikan sudah mengomunikasikan sebelumnya agar pasangan bisa bersiap dan mengetahui waktu yang tepat untuk melakukannya.

Ulangi teknik ini sebanyak yang diperlukan hingga mungkin nanti bisa terbiasa menunda ejakulasi tanpa bantuan dari pasangan.

Teknik ini juga bisa dilakukan saat masturbasi.

Teknik edging adalah salah satu cara untuk mengontrol orgasme yang dapat membantu menunda klimaks dengan menarik keluar kesenangan seksual. Saat laki-laki merasakan dorongan untuk ejakulasi, hentikan aktivitas seksual sepenuhnya. 

Setelah merasa kurang terangsang, mulailah melakukan aktivitas seksual lagi secara perlahan. Ulangi proses ini terus-menerus hingga merasa bisa menguasai untuk mengontrol ejakulasi.

Melakukan masturbasi satu atau dua jam sebelum berhubungan seks dipercaya dapat menunda ejakulasi selama penetrasi. Pelepasan energi seksual yang dilakukan sebelumnya akan mengurangi kebutuhan untuk mencapai klimaks dengan cepat. Ini juga menjadi cara mengatasi ejakulasi dini secara alami yang paling mudah.

Memperkuat otot-otot dasar panggul dapat berdampak besar pada berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai klimaks. Sebuah penelitian dalam jurnal Therapeutic Advances in Urology tahun 2014 menemukan bahwa latihan dasar panggul dapat membantu pria yang mengalami ejakulasi dini seumur hidup untuk mengontrol refleks ejakulasinya. 

Itu membantu meningkatkan waktu yang dibutuhkan para laki-laki untuk mencapai klimaks. Untuk mencoba latihan dasar panggul, lakukan ini:

• Temukan otot yang tepat dengan menghentikan aliran saat buang air kecil atau mengencangkan otot yang menghentikan untuk mengeluarkan gas.
• Saat berbaring, kontraksikan otot dasar panggul selama 3 detik, kemudian rileks selama 3 detik. Lakukan ini setidaknya 10 kali berturut-turut. Ulangi minimal tiga kali sehari.
• Tingkatkan jumlah detik secara bertahap saat otot menjadi lebih kuat. Cobalah posisi baru seperti berdiri, berjalan, atau duduk. 
• Jangan lupa untuk bernapas secara teratur dan ingat untuk fokus hanya pada otot dasar panggul. Tidak perlu mengencangkan perut, paha, atau pantat.

Meskipun ini mungkin opsi yang ingin dihindari, tetapi berfokus pada jenis aktivitas seksual selain hubungan seks dapat membantu mengurangi tekanan dari hubungan seksual itu sendiri. 

Penetrasi bukanlah satu-satunya cara untuk mencapai kepuasan seksual, seperti teknik karezza yang menghindari klimaks saat bercinta juga bisa dicoba.

Atau, kamu dan pasangan bisa memikirkan cara lain untuk merasakan kenikmatan seksual yang tidak membuat tertekan atau frustrasi karena mengalami ejakulasi dini. 

Meskipun ejakulasi dini bisa bikin frustrasi, tetapi itu adalah masalah seksual yang normal yang banyak dialami laki-laki. Beberapa cara mengatasi ejakulasi secara alami mungkin efektif bagi sebagian orang.

Namun, apabila setelah melakukan cara-cara di atas ejakulasi dini berlanjut atau makin parah dan memengaruhi kehidupan seksual atau hubungan dengan pasangan, konsultasilah dengan dokter. Mungkin ini didasari oleh kondisi medis fisik dan/atau psikis tertentu yang butuh penanganan tenaga profesional medis.

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina