7 Penyebab Pingsan setelah Orgasme, Pernah Mengalaminya?

1. Sinkop vasovagal

ilustrasi pingsan setelah orgasme (pexels.com/cottonbro)

Sinkop vasovagal adalah jenis pingsan paling umum yang disebabkan turunnya tekanan darah tiba-tiba, yang membuat otak kekurangan oksigen dan akhirnya jatuh pingsan. 

Lebih spesifiknya, sinkop vasovagal terjadi ketika saraf vagus yang mengatur detak jantung dan penyempitan pembuluh darah kehilangan regulasi normal karena stimulasi yang berlebihan.

Orgasme yang mengalirkan energi kuat bisa meningkatkan risiko stimulasi saraf tersebut menjadi berlebih. Penggunaan obat-obatan selama seks juga bisa berperan menjadi penyebab. 

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan pingsan jenis ini termasuk:

• Bangun untuk berdiri terlalu cepat.
• Kecemasan, seperti mencemaskan masturbasi atau seks. 
• Mengalami trauma mendadak.
• Mengonsumsi kafein atau alkohol.

Secara umum, sinkop vasofagal tidak memerlukan pengobatan khusus karena yang mengalami pingsan setelah orgasme akan kembali sadar setelah beberapa saat.

2. Hiperventilasi

Hiperventilasi adalah ketika seseorang bernapas dengan terlalu cepat dan berlebihan. Hiperventilasi selama orgasme dapat mengurangi jumlah oksigen yang mengalir ke otak sehingga dapat menyebabkan seseorang pingsan.  

Mengalami kecemasan saat berhubungan seksual atau sesaat setelah mencapai puncak juga bisa mengakibatkan hiperventilasi. Setelah pernapasan kembali normal, risiko pingsan akan berlalu.

3. Lapar dan haus

ilustrasi pingsan setelah orgasme (unsplash.com/Annie Spratt)

Terkadang, seks bisa mengalihkan perhatian untuk sementara waktu dari kebutuhan makan dan minum. Aktivitas seksual yang sangat intens mirip latihan aerobik yang juga meningkatkan kebutuhan akan air dan oksigen. Jadi, jika tidak cukup minum dan mengalami dehidrasi, bisa saja kamu pingsan di tengah-tengah aktivitas seks. 

Begitu juga dengan rasa lapar, yang terkadang bisa teralihkan karena begitu tenggelam dalam kenikmatan seksual. Rendahnya kadar gula darah bisa menjadi penyebab dari pingsan. Risiko pingsan lebih tinggi pada orang dengan kondisi medis seperti diabetes yang harus mengonsumsi penurun glukosa darah.

4. Postural orthostatic tachycardia (POTS)

Postural orthostatic tachycardia syndrome (POTS) atau sindrom takikardi ortostatik postural menyebabkan terlalu sedikitnya darah yang mengalir kembali ke jantung, saat ada perubahan posisi setelah duduk atau berdiri. Setelah orgasme, POTS dapat terjadi ketika seseorang berdiri, atau saat sering mengubah posisi seks secara cepat. 

Kebanyakan orang dengan POTS tidak memiliki kondisi medis yang mendasarinya. Akan tetapi, sebagian di antaranya bisa memiliki aritmia jantung atau gangguan sirkulasi. Gejala yang dapat muncul selain pingsan adalah mudah lelah, sulit berkonsentrasi, jantung berdebar, sakit kepala, mual hingga muntah.

Baca Juga: 5 Hal Aneh setelah Orgasme yang Bisa Terjadi, Pernah Mengalaminya?

5. Stres dan cemas

ilustrasi penyebab pingsan setelah orgasme (unsplash.com/Ana Nichita)

Meski orgasme mungkin terasa menyenangkan, tetapi sensasi di sekitarnya bisa jadi tidak. Karena seks juga melibatkan proses psikologis yang kompleks, beberapa orang bisa mengalami kecemasan karena merasakan tekanan ketika bercinta.

Seperti yang disinggung sebelumnya, kecemasan bisa menyebabkan pingsan dalam beberapa cara. Misalnya rasa cemas yang memicu pernapasan menjadi tidak teratur dan membuat orang kekurangan oksigen, atau kecemasan yang menyebabkan penurunan tekanan darah secara mendadak. Beberapa hal itu berpotensi menghambat otak untuk rileks sehingga tubuh merespons dengan hilangnya kesadaran.

6. Masalah jantung

Meskipun jarang terjadi, pingsan dapat menandakan adanya masalah pada jantung atau sistem peredaran darah. Beberapa masalah kesehatan yang dapat menyebabkan seseorang pingsan setelah orgasme seperti:

• Fibrilasi atrium. 
• Palpitasi jantung.
• Gagal jantung kongestif.
• Penyumbatan jantung atau pembuluh darah.

Risiko seseorang mengalami masalah jantung yang serius lebih tinggi jika:

• Berusia 70 tahun atau lebih.
• Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung.
• Memiliki riwayat keluarga dengan kematian mendadak. 
• Mempunyai faktor risiko penyakit jantung seperti tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi.
• Mengalami pusing atau pingsan setelah berolahraga.

Selama aktivitas sehari-hari, orang dengan kondisi jantung di atas mungkin merasa baik-baik saja. Namun, saat memaksakan diri selama aktivitas seksual, jantung mungkin tidak dapat mempertahankan tekanan darah yang memadai. Begitu aktivitas berakhir, maka detak jantung akan menurun, tetapi pembuluh darah tetap melebar dan bisa mengakibatkan pingsan.

7. Sesak napas autoerotik

ilustrasi penyebab pingsan setelah orgasme (pexels.com/kira schwarz)

Beberapa orang sengaja pingsan saat orgasme atau mencoba menimbulkan efek pusing yang dapat menyebabkan pingsan. Itu biasa disebut sebagai asfiksia autoerotik (autoerotic asphyxiaton) dengan melakukan pemotongan suplai oksigen ke otak.

Dilansir Go Ask Alice! Columbia University, ada pasangan yang memilih untuk mencekik diri sendiri atau satu sama lain untuk meningkatkan kenikmatan seksual. Praktik tersebut sangat berbahaya karena bisa merusak otak atau mengakibatkan kematian.

Penanganan pingsan setelah orgasme

Setelah sadar dari pingsan, hal-hal berikut ini bisa membantu:

• Fokus pada pernapasan yang lambat, teratur, dan menarik napas dalam-dalam.
• Berbicara dengan pasangan. Ini dapat membantu meredakan kecemasan.
• Minum segelas air putih dan konsumsi makanan ringan bergizi dan beryodium. Bisa juga meminum jus untuk meningkatkan gula darah.

Pingsan biasanya tidak berarti seseorang memiliki kondisi yang serius, tetapi sebaiknya pertimbangkan untuk berkonsultasi ke dokter. 

Meski terdengar mengkhawatirkan, dalam kebanyakan kasus penyebab pingsan setelah orgasme adalah bukan orgasme itu sendiri, melainkan keadaan di sekitarnya seperti rendahnya gula darah, seks yang terlalu intens, kelelahan, bahkan kecemasan.

Bagi yang mencurigai gejala pingsan merupakan tanda dari masalah jantung, maka periksakanlah diri ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan, diagnosis, dan perawatan yang tepat.

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina

Baca Juga: 7 Tahap Kenikmatan Seksual yang Akan Dirasakan Tubuhmu Waktu Orgasme