10 Film yang Buatmu Memikirkan Kembali Definisi Cinta

Gak hanya manis, cinta juga tentang kompromi dan pengorbanan. Ini yang kadang kita lewatkan saat bicara hubungan romantis. Pas pada momen Hari Valentine, ada baiknya kamu mencoba memikirkan kembali definisi cinta yang lebih holistik.
Film bisa jadi media termudah dan terseru untuk melakukannya. Bakal ada argumen-argumen menarik yang muncul dan provokatif. Mulai dari kompatibilitas alias kecocokan yang ternyata gak seremeh yang kita kira, esensi ikatan emosi ketimbang ketertarikan fisik, sampai kekhawatiran yang muncul saat menjalani relasi asmara.
1. Reality+ (2014)

Kamu bisa memulainya dengan nonton film pendek berdurasi 20 menitan dari Coralie Fargeat ini. Ia mengikuti sosok pria yang percaya kalau tampilan fisiknya yang kurang menarik itu memperlemah daya saingnya dalam percintaan. Gara-gara itu, ia memilih menanam chip yang memungkinkannya mengubah penampilan sesuai keinginan.
Upayanya berhasil, ia sukses menggaet seorang perempuan dengan penampilan barunya itu. Masalahnya, software itu hanya bisa bertahan 12 jam dan baru bisa diaktivasi lagi 12 jam kemudian. Dengan ending yang efektif, kamu bakal diajak memikirkan ulang esensi ketertarikan fisik dalam hubungan.
2. Far From the Madding Crowd (2015)

Kalau suka Pride and Prejudice, coba juga film romantis Far From the Madding Crowd. Berlatarkan 1800-an, kamu akan diajak mengikuti lika-liku Bathsheba (Carey Mulligan), perempuan yang tanpa disangka dapat warisan dari kerabat jauhnya. Warisan ini memungkinkannya jadi sosok independen, sesuatu yang tak umum terjadi di Inggris saat itu.
Kesuksesannya ternyata menarik beberapa lelaki. Namun, egonya untuk jadi independen justru membuatnya terperdaya pria yang salah. Di sisi lain, ada sosok Gabriel Oak yang sudah mencintainya bahkan sebelum Bathsheba jadi tuan tanah. Relasi Gabriel dan Bathsheba adalah definisi cinta yang setara, penuh respek, dan suportif. Dijamin bakal memotivasimu merenungkan pengalaman personalmu sendiri.
3. The Lobster (2015)

The Lobster adalah film provokatif kesekian yang ditulis dan disutradarai Yorgos Lanthimos. Kali ini ia membahas esensi hubungan asmara lewat balada seorang pria yang baru diceraikan istrinya. Menurut hukum yang berlaku di semesta itu, ia harus mengungsi ke sebuah hotel dan berusaha menemukan pasangan ideal barunya dalam waktu tertentu.
Bila gagal ada konsekuensi yang harus ia tanggung. Masalahnya, di hotel itu jodoh ditentukan dari kecocokan dan kemiripan. Padahal, cinta tak sesederhana itu, bukan? Lanthimos mengajakmu memikirkan ulang konsep cinta itu lewat berbagai adegan nyeleneh dan mengganggu di The Lobster.
4. Anora (2024)

Anora adalah gambaran nyata saat seseorang memilih melakukan pernikahan antarkelas sosial. Cinta memang buta dan susah ditebak, tetapi perbedaan kelas sering kali jadi prediktor kegagalan sebuah hubungan.
Benar saja, pernikahan Ani (Mikey Madison) yang seorang pekerja seks dengan mantan kliennya yang datang dari keluarga kaya raya berubah jadi kekacauan. Anora bukan film pertama yang membahas cinta beda kasta, tetapi ia bisa jadi salah satu demonstrasi terbaik dampak ketimpangan kelas terhadap relasi antarmanusia.
5. Baran (2001)

Ungkapan kalau cinta tak harus memiliki sepertinya memang relevan. Justru cinta yang tulus dan sejati berarti ikut bahagia melihat pujaan hati kita berbahagia. Ini adalah pesan utama dari film lawas Iran garapan Majid Majidi berjudul Baran. Judulnya diambil dari nama seorang bacha posh (anak perempuan yang menyamar jadi lelaki agar bisa bekerja di luar rumah) asal Afghanistan yang bekerja ilegal di Iran.
Kehadiran Rahmat, sang bacha posh mengancam posisi Lateef (Hossein Abedini), pemuda yang jadi kuli bangunan untuk bertahan hidup. Sontak rasa kesalnya tak terbendung sampai akhirnya ia tahu siapa sosok Rahmat sebenarnya. Minimalis, tapi tetap manis, khas sinema Iran.
6. Rust and Bone (2012)

Kamu boleh kecewa sama Emilia Perez, tetapi jangan lupakan fakta kalau Jacques Audiard pernah bikin film sekaliber Rust and Bone. Film berlatar Prancis ini mengikuti hubungan seorang pria dengan perempuan yang awalnya kasual saja. Mereka enggan berkomitmen dan berkompromi.
Namun dalam perjalanannya, mereka saling ada untuk satu sama lain saat salah satu berada di titik terendah masing-masing. Kesulitan hidup memang jadi salah satu ujian terberat dalam hubungan romantis dan film ini berhasil memotretnya dengan cukup baik.
7. Up (2009)

Up juga salah satu film yang kontemplatif. Kisah cinta secara mengejutkan adalah bagian krusial dari plot salah satu film animasi terbaik Pixar itu. Inti dari film ini adalah keinginan seorang lansia mewujudkan mimpi istrinya yang sudah tiada. Agak mustahil, tetapi ia rela melakukan apa saja untuk itu. Tekat kuat si lansia adalah bukti cinta dan ikatan kuat mereka yang bersama selama puluhan tahun. Bahkan saat harus menghadapi salah satu ujian terberat mereka sebagai pasutri.
8. Trilogi Before (1995— 2013)

Trilogi Before adalah tiga film garapan Richard Linklater yang mengikuti kisah cinta dua sejoli dari zaman ke zaman. Dimulai dari pertemuan tak sengaja mereka saat masih berusia 20-an sampai pada akhirnya keduanya memasuki usia paruh baya. Secara umum, trilogi ini menggambarkan berbagai tahap dalam hubungan. Mulai dari pertemuan yang penuh optimisme, kesulitan untuk mempertahankan cinta, sampai tantangan tambahan seperti kehadiran orang-orang baru dalam hubungan mereka.
9. Her (2016)

Her adalah salah satu film yang mengingatkanmu kalau ketertarikan fisik bukan segalanya. Ini dibuktikan lewat premis ceritanya yang cukup unik. Berlatarkan masa depan, seorang pria kesepian mencoba memasang perangkat lunak di komputernya, sebuah teknologi kecerdasan buatan yang memungkinkannya bertukar ide dan gagasan dengan sosok tak berwujud. Hanya berupa suara, sosok artifisial itu justru membuatnya merasakan lagi indahnya jatuh cinta.
10. Punch-Drunk Love (2002)

Punch Drunk Love adalah film yang memotret beberapa fase hubungan sama seperti Trilogi Before. Bedanya, sang lakon punya isu dengan manajemen amarah yang membuatnya mengisolasi diri. Sampai seorang perempuan menunjukkan ketertarikan dan simpati padanya. Ini membuatnya mulai membuka diri, tetapi ternyata dorongan untuk mengisolasi diri tak hanya datang dari dirinya sendiri.
Namun, juga orang-orang di sekitarnya yang toksik dan tak suportif. Kompleks dan penuh makna, Punch Drunk Love sering masuk daftar film romantis terbaik sepanjang massa versi banyak media.
Cinta memang rumit dan tak sesederhana yang kita kira. Gak heran kalau tiap orang punya pengalaman yang beragam: ada yang lancar, tak sedikit yang penuh liku. Kesepuluh film tadi harapannya bisa bikin kamu lebih bijak saat mengartikan konsep cinta.