3 Pelajaran dari Ijat di Kartun Upin & Ipin Episode Basikal Kawanku

Episode "Basikal Kawanku" dalam kartun Upin & Ipin mengungkapkan sejumlah fakta menarik. Hal ini terutama berkaitan dengan sosok Ijat, kawan dari Upin dan Ipin. Rupanya, Ijat memiliki rasa takut naik sepeda karena pernah mengalami kejadian yang kurang mengenakkan.
Sejak kejadian tersebut, kehidupan Ijat pun sangat terdampak. Selain takut naik sepeda, ia juga agak kesusahan dalam mencerna pelajaran di sekolah. Akan tetapi, episode Basikal Kawanku juga memperlihatkan bagaimana Ijat akhirnya bisa melawan rasa takutnya. Ada 3 pelajaran yang bisa kita pelajari dari kehidupan Ijat dalam episode ini. Simak baik-baik, ya!
1. Butuh waktu lama untuk bisa berdamai dengan trauma

Pada episode Basikal Kawanku, Upin, Ipin, dan kawan-kawan merencanakan untuk melakukan perlombaan sepeda. Namun tampak Ijat sangat ketakutan. Ia pun kabur dan tidak ingin ikut bermain. Upin, Ipin dan kawan-kawan pun heran dan bertanya-tanya mengenai sikap Ijat yang takut sepeda.
Zul, teman baik Ijat akhirnya mengungkap sebhah fakta yang selama ini belum diketahui. Dulunya, Ijat adalah pesepeda andal. Ia bahkan sering bermain dengan Zul. Namun pada suatu hari, terjadilah peristiwa kurang mengenakkan yang menimpa Ijat. Saat sedang melaju dengan sepedanya, ia terantuk batu dan jatuh. Sepedanya rusak dan kepalanya terbentur. Sejak itu ia mengalami trauma. Melihat gambar sepeda pun bisa membuatnya pingsan.
Kejadian yang menimpa Ijat sudah lama. Namun trauma yang ia rasakan tak kunjung hilang. Ini menunjukkan bahwa trauma yang dialami seseorang tak bisa hilang dalam sekejap. Butuh proses yang lama sampai seseorang benar-benar bisa berdamai dengan masa lalu yang kelam. Itulah yang dialami oleh Ijat.
2. Dukungan orang terdekat sangat penting

Kehadiran komunitas dan orang-orang yang positif adalah hal penting bagi seseorang yang sedang berjuang dengan trauma. Dalam episode tersebut, Ijat dikelilingi oleh orang yang sayang padanya, yaitu Upin, Ipin, dan kawan-kawan. Upin, Ipin dan kawan-kawan tidak menghakimi Ijat atas trauma yang ia miliki. Sebaliknya, mereka kompak membangun kembali kepercayaan Ijat yang hilang.
Cara yang Upin, Ipin, dan kawan-kawan lakukan adalah dengan mengajak Ijat kembali bermain sepeda. Walaupun awalnya tak mau, mereka terus memaksa Ijat untuk melawan rasa takutnya. Ijat pun akhirnya naik sepeda lagi, meskipun ia hanya dibonceng. Namun cara ini akhirnya ampuh membuat Ijat percaya diri kembali.
3. Situasi mendesak kadang mendorong kita melawan rasa takut

Dalam episode Basikal Kawanku, ada momen di mana Ipin dan kawan-kawan heran karena Upin dan Ijat belum sampai di tujuan. Ketika hendak mencari kedua kawan tersebut, mereka dibuat kaget karena Upin dan Ijat tiba-tiba muncul. Lebih mengherankan lagi, bukan Upin yang mengendarai sepeda, melainkan Ijat.
Usut punya usut, Upin dan Ijat mengalami kecelakaan ringan ketika di jalan, yang membuat kaki Upin keram. Kondisi ini membuatnya tak bisa membawa sepeda. Alhasil dalam situasi terdesak tersebut, Upin meminta Ijat yang membawa sepedanya. Tentunya, ini adalah pilihan sulit bagi Ijat. Di satu sisi, ia masih takut dan trauma, tapi di satu sisi, ia juga tidak tega melihat Upin kesakitan.
Pada akhirnya, Ijat memilih melawan rasa takutnya. Keputusan Ijat ini rupanya mengembalikan rasa percaya dirinya. Tak disangka, situasi mendesak mampu mendorong Ijat untuk kembali berani dan mengendarai sepeda lagi.
Kehidupan Ijat yang selama ini penuh trauma perlahan mulai sembuh dengan kehadiran kawan-kawan yang selalu mendukungnya. Pun dalam hal ini, keberanian Ijat untuk melawan rasa takutnya adalah kunci ia dapat bersepeda lagi.