6 Sutradara Terbaik untuk Mengenal Sinema Spanyol

Seberapa sering kamu nonton film berlatarkan Spanyol? Jangan-jangan, sejauh ini kamu baru nonton Money Heist dan Elite yang tayang di Netflix saja, ya? Tidak ada yang salah dengan nonton serial populer itu, kok.
Namun, kalau ingin tahu lebih jauh tentang sinema Spanyol dan bagaimana cara mereka mengemas identitas nasionalnya lewat karya seni, coba tengok daftar sineas alias sutradara di bawah.
Film-film mereka sudah diakui kualitasnya oleh khalayak luas. Ceritanya juga datang dari beragam genre, slow burn drama, horor sampai neorealis.
1. Luis Bunuel

Saat bicara sinema Spanyol, Luis Bunuel pasti akan langsung menyambutmu dengan karya-karya legendarisnya. Bunuel membelot dari nilai-nilai ortodoks (tradisional) yang masih dipegang teguh di Spanyol saat ia aktif, yakni 1930--1970-an. Ia juga rajin bereksperimen dengan elemen-elemen surealis. Dua hal itu membuat karyanya mencolok.
Beberapa karya Bunuel yang meninggalkan legasi antara lain, That Obscure Object of Desire (1977), Belle de Jour (1967), dan The Discreet Charm of Bourgeoisie (1972). Film-film Bunuel ditujukan untuk penonton dewasa dan kontennya yang sensitif perlu diserapi dengan bijak.
2. Pedro Almodovar

Penonton bisa melihat dengan jelas pengaruh Bunuel dalam karya-karya Pedro Almodovar. Namun, Almodovar punya kekhasan sendiri, nih. Sang sutradara sering mendapuk lakon perempuan dalam film garapannya untuk mengkritik maskulinitas toksik.
Namun, pada saat yang sama ia sering kali mengglorifikasi kesusahan yang dialami karakter perempuannya. Mungkin ini caranya menyentuh penonton, tetapi tak sedikit yang menganggapnya berlebihan dan justru menunjukkan sikap misoginistik.
Beberapa filmnya juga mengangkat topik-topik sensitif, seperti pelecehan seksual. Almodovar seperti ingin mengajak penonton berkontemplasi dan berdiskusi tentang isu-isu sensitif itu. Meski sering dikritik, nyatanya filmnya selalu jadi buruan sinefil dan beberapa kali menembus Oscar.
Ia sudah merilis puluhan film. Beberapa yang paling terkenal antara lain Bad Education (2004), All About My Mother (1999), Talk To Her (2002), Julieta (2016), dan yang terbaru Parallel Mothers (2022).
3. Juan Antonio Bardem

Jengah dengan sinema Spanyol yang perkembangannya terhambat sensor pemerintah, Juan Antonio Bardem pun memelopori kemunculan genre neorealisme di negaranya. Pada 1955 ia pun merilis film Death of Cyclist, disusul Main Street (1956) dan La Venganza (1958).
Kepiawaiannya meramu isu pertentangan kelas dan borjuisme dalam film membuatnya dapat banyak apresiasi. Ditambah dengan elemen estetika dalam karyanya yang cukup inovatif. Untuk pegiat sinematografi, film-film lawas Bardem bisa ditilik.
4. Rodrigo Sorogoyen

Pada era kontemporer, kamu bisa melongok karya-karya sutradara Spanyol, Rodrigo Sorogoyen. Sama dengan Bardem, Sorogoyen mengusung genre neorealis. Bedanya, ia baru aktif pada tahun 2000-an, usai lulus sarjana.
Beberapa film garapannya cukup sukses. Kamu bisa coba tonton Stockholm (2013), The Candidate (2018), Mother (2019), dan yang terbaru The Beasts (2022). Sorogoyen bukan sutradara yang eksklusif hanya menggarap film. Ia beberapa kali terlibat dalam produksi serial televisi seperti Antidisturbios (2020) dan Fragiles (2012-2013).
5. Carla Simon

Penggemar neorealis juga wajib menengok Carla Simon. Ia tergolong pendatang baru dengan dua film fitur, yakni Summer 1993 (2017) dan terbaru Alcarras (2022).
Sebagai seorang Catalan, Simon sengaja hanya membuat film dengan latar Catalunya dan menggunakan bahasa lokal. Aspek menarik dari filmnya adalah premisnya yang minimalis, tetapi kaya komentar sosial. Dua film Simon sejauh ini aman untuk ditonton bersama keluarga.
6. Carlota Martinez-Pereda

Bicara film horor, sineas Spanyol juga salah satu yang cukup produktif merilisnya, lho. Salah satu yang bisa kamu cek adalah Carlota Martinez-Pereda. Sama dengan Simon, ia pendatang baru yang belum punya banyak karya.
Film fitur terbaru dan pertamanya yang rilis adalah Piggy (2022). Film horror-thriller dengan twist menarik dan komentar sosial yang kontemplatif. Sepertinya menarik kalau Martinez-Pereda merilis lebih banyak film di masa depan. Perspektifnya menyegarkan.
Menilik sinema dari satu negara adalah aktivitas yang seru. Ada kekhasan dan identitas tersendiri yang akan tampak meski filmnya berbeda genre.