9 Film Karya Sutradara Perempuan Terbaik Sepanjang 2024

Bursa peraih nominasi Sutradara Terbaik Oscar 2025 sudah mulai bertebaran. Sayangnya, sutradara laki-laki masih mendominasi. Sebut saja ada Ridley Scott (Gladiator II), Luca Guadagnino (The Challengers, Queer), Jacques Audiard (Emilia Pérez), Sean Baker (Anora), Edward Berger (Conclave), dan Brady Corbet (The Brutalist).
Padahal, gak sedikit film brilian karya sutradara perempuan yang tayang sepanjang 2024. Mulai horor, thriller, sampai drama, kesembilan judul berikut layak masuk daftar film buruanmu. Apa saja?
1. The Substance (Coralie Fargeat)

Coralie Fargeat layak masuk prioritasmu saat mencari sutradara perempuan yang wajib kamu antisipasi. Renaisans kariernya terjadi tahun ini saat ia berhasil meraih pujian bertubi-tubi atas film The Substance. Film yang dibintangi Demi Moore dan Margaret Qualley ini berhasil mengangkat isu yang lekat dengan perempuan, yakni tekanan eksternal untuk selalu tampil paripurna dan melawan hukum alam kalau manusia itu pasti akan menua.
2. Chicken for Linda! (Chiara Malta)

Chiara Malta adalah sutradara yang dikenal luas berkat film animasi Chicken for Linda! Film yang sempat tayang pada 2024 Europe on Screen ini terinspirasi dari relasi rumit ibu dan anak perempuannya. Ceritanya berkutat pada seorang ibu yang merasa bersalah terhadap putrinya yang berniat memasakannya sebuah hidangan spesial. Premisnya sederhana, tetapi isu yang diangkat menarik dan relevan.
3. I Saw the TV Glow (Jane Schoenbrun)

Baru saja didapuk jadi 1 dari 10 film horor terbaik 2024 versi pengguna Letterboxd, I Saw the TV Glow memang patut masuk daftar tontonmu. Berlatar 1990-an, film horor psikologis ini mengikuti pertemanan jarak jauh dua remaja yang dipertemukan karena kegemaran mereka nonton acara TV yang sama. Pertemanan ini mendorong mereka untuk mempertanyakan kembali jati diri dan situasi hidup mereka yang ternyata jauh dari ideal.
4. April (Dea Kulumbegashvili)

Film Georgia yang tayang perdana pada Venice Film Festival 2024 ini digarap oleh perempuan dan ditulis dari sudut pandang perempuan. Lakonnya Nina (Ia Sukhitashvili), dokter spesialis kandungan yang terancam dipidana setelah dituduh membuka klinik aborsi ilegal di desanya. Pertentangan moralnya menarik dan dikemas dengan cukup berimbang.
5. The Last Showgirl (Gia Coppola)

Mirip The Substance, film The Last Showgirl karya Gia Coppola juga mengeksplorasi bagaimana usia menentukan nilai seseorang dalam bursa kerja. Film jebolan Toronto International Film Festival (TIFF) ini mengikuti perjuangan sekelompok penari di Las Vegas yang terancam kehilangan mata pencaharian tunggal mereka karena dianggap tak lagi relevan.
6. Bird (Andrea Arnold)

Setelah 3 tahun, Andrea Arnold kembali lagi dengan gebrakan barunya yang berjudul Bird. Kali ini, ia mengikuti perspektif seorang bocah yang sering ditinggal ayah tunggalnya dan akhirnya menemukan tempat nyaman di luar rumah. Arnold dikenal sebagai sutradara spesialis psikodrama yang setia mendapuk lakon dari kelompok rentan dan marginal. Tradisi itu ia lanjutkan lewat Bird.
7. Good One (India Donaldson)

Bergenre psikodrama dengan konflik yang seru, Good One mengikuti liburan remaja 17 tahun dengan ayah dan sahabat ayahnya. Ada beberapa momen mengganggu yang bikin kamu ingin mengingatkan sang remaja untuk segera menyelamatkan diri. Namun, inilah nyawa dari film debut India Donaldson: mendiskusikan betapa rentannya kita, bahkan saat bersama orang-orang yang paling kita percaya.
8. Daughters (Natalie Rae dan Angela Patton)

Daughters adalah film dokumenter yang dibuat selama 8 tahun oleh duo Natalie Rae dan Angela Patton. Film mengikuti anak-anak perempuan yang harus berdamai dengan fakta bahwa ayah-ayah mereka harus menjalani hukuman kurungan. Untuk tetap mempererat ikatan mereka, sebuah penjara di AS menginisiasi program pertemuan untuk ayah dan anak-anak mereka.
9. All We Imagine as Light (Payal Kapadia)

Tayang di beberapa festival bergengsi sekaligus, All We Imagine As Light juga banjir pujian. Nominasi Oscar tampaknya layak mereka dapat, setidaknya untuk kategori Film Fitur Internasional Terbaik. Film ini pada dasarnya adalah perjalanan spiritual tiga perempuan asal Mumbai yang mendambakan pencerahan. Mereka diceritakan sebagai perawat yang sedang diselimuti masalah personal masing-masing.
Perspektifnya segar, cara berceritanya unik, eksplorasi emosinya juga dapat, dan relevansi isunya pun tak terbantahkan. Itu semua jadi keunggulan sinema buatan perempuan. Meski kemungkinan sutradara perempuan menang Sutradara Terbaik Oscar tahun depan cukup kecil, jangan kendor menunjukkan dukunganmu pada karya-karya mereka, ya!