Kenapa Umay Shahab Bikin Film Berjudul Puitis?

Jakarta, IDN Times - Sinemaku Pictures mengumumkan lima proyek terbaru yang akan dirilis sepanjang tahun ini lewat Sinemaku Day 2025 pada Minggu (19/1/2025). Lima film tersebut adalah Hanya Namamu dalam Doaku, Patah Hati Paling Sengaja, Tumbal Darah, Siksa Sampai Mati, dan Perayaan Mati Rasa.
Deretan judul baru dari rumah produksi yang didirikan oleh Prilly Latuconsina dan Umay Shahab ini lantas menuai sorotan, karena netizen menilai kata-katanya begitu puitis. Umay Shahab yang menggarap Perayaan Mati Rasa pun mengungkapkan alasan pemilihan judul karya-karyanya.
Jadi, kenapa Umay Shahab membuat film dengan judul yang puitis, ya?
1. Umay Shahab ingin penonton bisa menafsirkan sendiri arti judulnya

Kepada IDN Times, Umay Shahab blak-blakan soal alasannya menggunakan judul yang puitis. Mantan penyanyi cilik yang kini aktif sebagai sineas ini berharap penonton dapat memiliki menafsirkan sendiri arti judul-judul karyanya.
"Karena apa ya mungkin gue gak pandai berterus terang dan gue pengin selalu punya judul yang punya banyak tafsiran gitu. Jadi kayak ketika orang nanya Perayaan Mati Rasa tuh arti judulnya apa sih? Ya terserah lo mau menyimpulkannya tentang apa," ungkap Umay Shahab kepada IDN Times pada Senin (16/12/2024).
2. Umay Shahab memberikan contoh lewat karya-karya sebelumnya

Umay memberikan contoh lewat dua film garapannya sebelum Perayaan Mati Rasa. Ia membebaskan penonton untuk memberikan arti pada rumah yang dimaksud dalam film Kukira Kau Rumah.
Umay menuturkan, "Kayak film kedua gue juga Ketika Berhenti di Sini. Ya apa yang berhenti di sini terserah lo mau menafsirkannya apa. Apakah hubungan lo, apakah A, apakah B. Terus Kukira Kau Rumah, ya apa yang rumah? Apa yang dikira rumah? Terserah penonton mau menafsirkannya bagaimana dan apa. Gitu, sih mungkin kenapa mostly film-film Sinemaku punya judul yang poetic."
3. Umay Shahab menggunakan judul lagu untuk film-filmnya

Umay Shahab pun mengungkapkan alasan penggunaan judul lagu di film ternyata didasari oleh proses awal pembuatannya. Dalam menggarap sebuah film, ia harus dibantu oleh lagu yang bisa menjadi referensi kisahnya.
"Sebenarnya karena gue music driven banget gitu, kayak mau bikin karya apa pasti harus dengerin lagu dulu. Atau kayak lagu apa yang merepresentasikan filmnya gitu, kayak gue musti ketemu itunya dulu baru bisa lahir idenya. Makanya musik banyak banget ngasih referensi buat film-filmnya. Dan mungkin bisa jadi warnanya Sinemaku juga sih," ujar Umay.
Nah, kalau kamu paling suka sama judul film Sinemaku Pictures yang mana?