9 Film Disney yang Diadaptasi dari Kisah Mengerikan, Gelap!

- Film Disney diadaptasi dari buku klasik yang suram
- Film-film Disney menyelipkan cerita gelap dan mengerikan dari novel aslinya
- Kisah-kisah adaptasi film Disney sebenarnya tidak cocok untuk anak-anak
Film Disney menjadi hiburan besar di Hollywood dan dunia. Di mana lagi kamu bisa melihat hewan bisa bicara, bernyanyi, dan menari kalau bukan dalam film Disney?
Gak hanya itu, film Disney terkadang juga menyelipkan cerita yang mengganggu secara moral. Jarang disadari anak-anak, tapi ada adegan pembunuhan, hukuman gantung di depan umum, dan kiasan rasis yang meresahkan.
Walt Disney membuat film animasi Cinderella (1950), yang terinspirasi dari dongeng klasik Grimm Bersaudara, sebuah kisah yang menyelipkan adegan ketika saudara tiri Cinderella memotong kaki mereka sendiri agar sepatu kacanya pas. Sangat gelap, kan? Gak hanya Cinderella, ternyata hampir semua film klasik Disney punya kisah gelap dari adaptasi bukunya.
1. Kematian tragis di balik kisah The Hunchback of Notre Dame (1996)

The Hunchback of Notre Dame karya Disney adalah film keluarga yang mungkin pernah kamu tonton. The Hunchback of Notre Dame (1831) merupakan buku karya penulis asal Prancis bernama Victor Hugo yang dirilis pada abad ke-19. Buku ini menceritakan kisah cinta yang penuh adegan mengerikan.
Dalam versi Disney, Esmeralda adalah perempuan cantik yang membuat Quasimodo jatuh cinta padanya, sebelum akhirnya Esmeralda menikah dengan laki-laki lain. Dalam novel, Esmeralda adalah gadis malang yang selalu dilecehkan. Di akhir cerita, Esmeralda digantung di depan umum atas pembunuhan yang gak pernah dilakukannya.
Oke, lalu bagaimana dengan Kapten Phoebus? Nah, dalam buku, Kapten Phoebus merupakan seorang playboy dan gak mau menyelamatkan Esmeralda yang dijatuhi hukuman gantung karena difitnah. Kenapa begitu? Yap, alasannya cukup gelap. Itu karena Kapten Phoebus ingin meniduri sepupu Esmeralda.
Terakhir, ada Quasimodo. Dalam buku, ia menghilang setelah membunuh ayah angkatnya (menjatuhkan Claude Frollo dari atas katedral). Bertahun-tahun kemudian, ia mengunjungi kuburan Esmeralda yang sudah meninggal karena hukuman gantung. Berduka karena cinta sejatinya telah tiada, Quasimodo juga meninggal di makam Esmeralda. Gak dijelaskan secara pasti bagaimana Quasimodo meninggal, tapi mayatnya gak diketahui keberadaannya hingga bertahun-tahun lamanya.
2. Pinocchio (1940) sangat nakal hingga membunuh Jimmy Cricket

Kisah tentang boneka yang ingin menjadi anak laki-laki sungguhan, yaitu Pinocchio, pasti sudah gak asing banget bagi banyak generasi. Walt Disney mengadaptasi cerita ini dari novel Italia karya Carlo Collodi berjudul The Adventures of Pinocchio (1881). Pinocchio dari novel ini menceritakan boneka yang membunuh sahabatnya sendiri.
Dalam film Disney, Jiminy Cricket atau Jimmy si Jangkrik merupakan penasehat yang cerewet bagi Pinocchio yang sering berbuat ulah. Nah, dalam novel Carlo Collodi, Jimmy Cricket dibunuh Pinocchio dengan palu. Sadis banget, ya!
Gak hanya itu, Carlo Collodi juga menggambarkan Pinocchio sebagai anak yang sangat nakal. Pinocchio pernah mencuri wig Geppetto. Dia juga menertawakan Geppetto sambil mengejeknya. Jadi, di Bab XV, Pinocchio dibunuh dengan digantung di pohon. Bahkan adegan ini diceritakan secara detail, seperti suara tercekik saat Pinocchio sedang sekarat. Meski begitu, Pinocchio akhirnya diselamatkan di bab berikutnya.
3. Oliver and Company (1988) didasarkan pada novel anti-Semit

Film Disney yang berjudul Oliver and Company diadaptasi dari novel Oliver Twist karya Charles Dickens. Namun, Disney mengubah semua karakternya menjadi kucing dan anjing. Yap, hampir semuanya, kecuali penjahat Fagin yang masih manusia.
Dalam novel tersebut, Fagin digambarkan sebagai orang Yahudi yang jahat. Pernah gak, sih, kamu bertanya-tanya mengapa Fagin terobsesi dengan uang? Atau suka menculik anak-anak? Nah, stereotip ini muncul pada awal abad ke-19. Pasalnya, masyarakat Eropa saat itu memandang orang Yahudi sebagai orang yang jahat dan bersekutu dengan iblis.
Jadi, novel kedua Charles Dickens ini menggambarkan Fagin sebagai orang Yahudi yang sangat jahat. Fagin punya hidung besar, rambut merah yang kusut, kuku hitam panjang, dan taring yang mirip seperti taring anjing atau tikus. Charles Dickens juga blak-blakan menceritakan asal usul Fagin. Di samping itu, saat buku Oliver Twist pertama kali dimuat berseri pada 1837, buku tersebut mengundang kontroversi, banyak yang menganggapnya anti-Semitisme.
4. The Fox and the Hound (1981) terinspirasi dari novel yang menceritakan pembunuhan dan rabies

Menjelang akhir film The Fox and the Hound, Tod si rubah dan Copper si anjing terlihat berteman, karena sebelumnya mereka sering bertengkar. Rupanya, kisah ini diadaptasi dari novel Daniel P Mannix dengan judul yang sama, yang ceritanya sangat gelap.
Dalam buku tersebut, Copper dan Tod sama sekali bukan teman. Tod bahkan membunuh teman anjing Copper yang bernama Chief. Copper pun bersumpah untuk membalas dendam. Kisah buku tersebut hanya berisi adegan ketika Copper mencoba membunuh Tod. Tod yang melarikan diri sering kali bertemu rubah betina dan merayu mereka. Gak hanya itu, dalam buku, banyak hewan yang mati mengenaskan.
Selain itu, Tod menghamili seekor rubah betina, yang melahirkan anak-anaknya. Di kedua bagian tersebut, Copper mencari anak-anak rubah betina itu dan meracuni mereka dengan gas beracun hingga mati. Di akhir buku, semua binatang terkena rabies.
5. Tarzan (1999) diadaptasi dari kisah rasis

Tarzan merupakan film keluarga yang sangat menghibur. Film ini menampilkan adegan laga, dan salah satu kematian penjahat paling kelam dalam sejarah Disney (Clayton gak sengaja gantung diri). Ternyata, Tarzan terinspirasi dari cerita asli Edgar Rice Burroughs berjudul Tarzan of the Apes (1912). Burroughs menulis kisah ini ketika hubungan ras di AS berada di titik nadir. Akibatnya, Tarzan of the Apes sangatlah gelap.
Dalam novel, ayah kandung Tarzan disebut sebagai anggota "ras kulit putih yang tinggi." Kemampuan Tarzan mengalir dari kulit putih ayahnya. Beberapa orang Afrika berkulit hitam yang muncul dalam novel tersebut disebut sebagai "orang negro buas" dengan "wajah buas." Sementara itu, pria kulit putih yang hidup liar di hutan (Tarzan) digambarkan sangat tampan, meskipun dibesarkan oleh hewan. Ada juga adegan ketika Tarzan terus membunuh orang-orang Afrika tersebut. Yap, hal ini dilakukannya karena kera yang menjadi ibu angkatnya dibunuh oleh mereka.
6. The Jungle Book (1967) diadaptasi dari kisah kekerasan fisik terhadap anak

The Jungle Book diadaptasi dari buku Rudyard Kipling berjudul sama. Namun, buku ini menampilkan banyak kekerasan fisik yang dialami Mowgli. Bahkan, Baloo dan Bagheera dalam buku tersebut sering menghajar Mowgli habis-habisan setiap kali dia berulah.
Rudyard Kipling sendiri lahir di bawah kekuasaan Inggris di Mumbai. Jadi, dia tahu betul betapa keras dan buasnya hutan pada masa itu. Dalam bukunya, Mowgli terjatuh saat gagal berayun di tanaman merambat di hutan. Lalu, saat Mowgli mengecewakan Baloo, Mowgli pun disiksa secara fisik.
7. Bambi (1942) adaptasi dari kisah pembantaian binatang

Bambi terkenal karena seorang pemburu membunuh ibu Bambi dengan adegan yang sangat mengiris hati. Rupanya, film ini terinspirasi dari buku Felix Salten berjudul Bambi, A Life in the Wood (1923). Jauh dari sekadar buku anak-anak yang ramah untuk dibaca, Bambi: A Life in the Woods adalah kisah menyedihkan penuh dengan adegan kematian.
Dalam adegan di musim dingin, diceritakan bagaimana banyak hewan yang kelaparan sampai akhirnya mati. Kisah ini mungkin berdasarkan pengalaman Felix Salten yang pernah hidup dalam kekurangan saat masih kecil. Kemudian, dalam musim semi, hewan pemburu memangsa hewan lain. Di musim panasnya, pemburu datang dan menembak mati hewan-hewan ini.
Ada spekulasi kalau novel Bambi adalah alegori Felix Salten untuk menggambarkan penganiayaan terhadap orang Yahudi di awal abad ke-20. Para pemburu sendiri merupakan orang-orang kafir yang gak punya belas kasih. Sementara itu, si Rubah yang haus darah adalah fasisme yang sedang bangkit, yang nantinya menginvasi separuh Eropa.
8. Mary Poppins (1964) diadaptasi dari pengasuh anak yang kejam

Konon, penulis PL Travers membenci adaptasi novelnya yang dirilis Disney pada 1964 yang berjudul Mary Poppins. Julie Andrews yang berperan sebagai Mary Poppins digambarkan sangat manis, baik hati, dan sangat berkelas. Namun, dalam novel, Mary Poppins digambarkan sebagai sosok pekerja keras yang kejam. Selain itu, Mary Poppins dalam buku merupakan roh pagan yang sangat sadis.
Mary Poppins dalam buku sering memarahi anak-anak yang suka melanggar aturan. Jadi, jika ada satu anak gak mematuhinya, Mary Poppins akan mengubah anak itu dengan kemampuan sihirnya. Gak hanya itu, salah satu sepupu Mary Poppins adalah dewa ular pagan.
9. Peter Pan (1953) diadaptasi dari kisah seorang anak yang sangat nakal

Disney memperkenalkan Peter Pan kepada dunia perfilman, bocah nakal yang membawa Wendy ke Neverland. Sebenarnya, dunia sastra sudah mengenal Peter selama 50 tahun lalu, dimulai dengan drama Peter and Wendy karya JM Barrie pada 1904 dan adaptasi novelnya pada 1911. Peter yang ditulis oleh JM Barrie melampaui kenakalan seorang anak-anak.
Dalam buku, pada saat ingin ke Neverland, Michael kecil yang tertidur, dijatuhkan dari langit oleh Peter. Peter bahkan memperlakukan balita itu seperti mainan. Wendy bahkan memohon pada Peter untuk segera menangkap balita itu sebelum dia jatuh ke tanah. Selain itu, Peter juga membunuh orang Indian.
Namun, perbedaan terbesar muncul ketika Wendy dan kawan-kawannya ingin pulang. Dalam film, mereka terbangun di tempat tidur kamar mereka. Dalam buku, mereka gak pulang hingga berbulan-bulan, sampai akhirnya membuat orangtua mereka hampir gila.
Disney memang mengadaptasi kisah-kisah yang sebenarnya gak cocok buat anak-anak. Meski begitu, ada beberapa cerita yang diubah Disney agar lebih ramah keluarga. Yap, orangtua tetap harus membatasi tontonan yang dirasa kurang baik, nih, untuk ditonton anak-anak di bawah umur.