7 Tradisi Daerah untuk Menyambut Bulan Ramadan di Pulau Jawa

Bulan Ramadan selalu dinanti oleh umat Islam di seluruh dunia sebagai momen yang penuh dengan berkah. Selain menjalankan ibadah puasa, bulan ini juga identik dengan berbagai tradisi unik di setiap daerah, termasuk di Pulau Jawa.
Menjelang Ramadan, masyarakat di berbagai daerah di Pulau Jawa biasanya menggelar beragam ritual khas yang sudah diwariskan turun-temurun, lho! Penasaran apa saja? Yuk, kenali tradisi daerah menyambut bulan Ramadan di pulau Jawa!
1. Munggahan - Jawa Barat

Para masyarakat Sunda di Jawa Barat pastinya tak asing lagi dengan tradisi Munggahan, dong!
Munggahan merupakan tradisi masyarakat Sunda dalam menyambut datangnya bulan Ramadan yang dilakukan pada akhir bulan Sya'ban atau sekitar 1-2 hari menjelang hari pertama puasa.
Uniknya, bentuk pelaksanaan tradisi ini cukup bervariasi, mulai dari pulang kampung, berziarah ke makam orang tua, makan bersama.
Makna dari tradisi munggahan sendiri ialah sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT karena dapat bertemu lagi dengan bulan Ramadan.
2. Padusan - Jawa Tengah dan DI Yogyakarta

Tradisi Padusan merupakan tradisi yang turun temurun sejak zaman Wali Songo. Tradisi ini hanya dilakukan menjelang bulan Ramadan.
Tujuan dari dilakukannya tradisi Padusan ialah untuk membersihkan diri secara lahir dan batin dalam menyambut bulan suci Ramadan.
Pada awalnya, tradisi ini dilakukan dengan mendatangi sumber mata air tertentu yang dipercaya masyarakat dapat mendatangkan berkah. Di tempat tersebut, mereka melakukan mandi besar serta membersihkan badan.
Seiring dengan berjalannya waktu, ritual mandi besar dalam tradisi padusan tidak lagi harus dilakukan di sumber mata air tertentu, melainkan bisa di rumah masing-masing.
3. Nyorog - Betawi, DKI Jakarta

Masyarakat Betawi di DKI Jakarta juga memiliki tradisi sendiri dalam menyambut bulan suci Ramadan, yaitu tradisi Nyorog. Tradisi Nyorog merupakan sebuah kegiatan membagi-bagikan bingkisan-bingkisan makanan.
Pada umumnya, tradisi ini dilakukan oleh anggota keluarga yang lebih muda kepada anggota keluarga yang lebih tua atau tokoh yang dihormati. Tak hanya membagikan bingkisan, nantinya para anggota keluarga yang muda dan tua saling bertukar makanan dan memakannya secara bersama-sama.
Makanan yang dibagikan sebenarnya bermacam-macam sesuai dengan keinginan orang yang melakukan tradisi Nyorog tersebut. Tradisi ini biasanya dilakukan beberapa hari menjelang bulan suci Ramadan.
4. Megengan - Jawa Timur dan Jawa Tengah

Tradisi Megengan merupakan salah satu tradisi khas Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk menyambut Bulan Ramadan. Pada dasarnya, dalam tradisi ini nantinya para masyarakat akan berkumpulkan bersama-sama untuk menikmati makanan yang sudah disiapkan setelah melakukan doa bersama.
Selain itu, di beberapa daerah ada juga tambahan kegiatan berupa berziarah, kerja bakti, dan bersedekah dalam tradisi ini. Kue Apem menjadi kue khas dalam tradisi Megengan. Kebanyakan dalam pelaksanaan tradisi Megengan selalu menyediakan kue Apem yang pada padasarnya mempunyai makna tersendiri.
5. Tradisi Nyadran - Jawa Tengah dan DI Yogyakarta

Tradisi Nyadran merupakan tradisi masyarakat Jawa yang ada di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dalam menyambut bulan suci Ramadan.
Tradisi ini merupakan kegiatan bersih-bersih makam orang tua atau leluhur, membuat sekaligus membagikan makanan tradisional, hingga berdoa di sekitar area makam.
Makna dari tradisi Nyadaran sendiri ialah ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT sekaligus bentuk penghormatan terhadap para leluhur. Biasanya juga ada acara makan bersama di akhir kegiatan oleh para peserta tradisi Nyadran.
Makanan tersebut didapatkan dari setiap anggota keluarga yang sebelumnya sudah menyiapkan makanan.
6. Tradisi Pisowanan - Banyumas, Jawa Tengah

Pisowanan adalah tradisi masyarakat Banyumas yang berakar dari nilai-nilai penghormatan kepada pemimpin atau sesepuh.
Istilah pisowanan sendiri berasal dari kata sowan yang berarti menghadap atau bersilaturahmi. Tradisi ini mencerminkan hubungan harmonis antara rakyat dan pemimpin, serta mengedepankan sikap rendah hati.
Dalam pelaksanaannya, masyarakat berkumpul di tempat seperti pendopo kabupaten atau rumah sesepuh sambil membawa berkat (persembahan berupa makanan tradisional seperti nasi ambeng, jajanan pasar, atau hasil bumi).
Kegiatan ini diisi dengan dialog antara pemimpin dan warga, diselingi pertunjukan seni khas Banyumas seperti calung atau lengger.
7. Tradisi Ruwahan - Jawa Tengah dan Yogyakarta

Terakhir ada tradisi Ruwahan yang dilaksanakan pada bulan Ruwah (Sya’ban dalam kalender Hijriyah) sebagai persiapan menyambut Ramadan.
Nama ruwah sendiri berkaitan dengan kata arwah (roh leluhur), sehingga tradisi ini erat kaitannya dengan penghormatan kepada arwah leluhur.
Tradisi ini melibatkan serangkaian kegiatan, seperti mengadakan selamatan, berbagi makanan, hingga berziarah ke makam leluhur untuk mendoakan mereka.
Tujuannya yaitu untuk membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan puasa, mengirim doa untuk keluarga yang telah meninggal, serta memperkuat solidaritas melalui kegiatan berbagi.
Nah, itu dia 7 tradisi daerah menyambut Bulan Ramadan di Pulau Jawa. Di daerahmu, tradisi apa yang biasanya dilakukan untuk menyambut Ramadan? Share di kolom komentar, ya!