Ingin menambah daftar bacaan baru sebelum tutup tahun? Buku bergenre magic realism bisa masuk pertimbangan.
Dengan tokoh dan dunia fiktif yang jauh dari realitas dan dikemas dengan kalimat menghanyutkan, mereka siap membawamu kabur sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan.
Masuk kategori novel yang paling sering direkomendasikan saat ini, Piranesi diambil dari nama sang lakon. Ia digambarkan sebagai makhluk yang tinggal di sebuah bangunan besar bak labirin. Ia hapal semua jalur, belokan, dan patung yang menghiasi lorong-lorong tempat itu.
Sebagian besar waktunya ia habiskan sendiri, tetapi makhluk lain berjuluk The Other selalu datang mengunjungi Piranesi dua kali dalam seminggu. Saat The Other meminta bantuan Piranesi untuk menjawab sebuah teka-teki, ia baru sadar bahwa ada dunia di luar bangunan yang ia tinggali selama ini. Penuh metafora dan pecahan puzzle yang menarik buat disambungkan, buku ini memang layak dapat perhatian.
Silvia Moreno-Garcia yang dikenal lewat novel larisnya Mexican Gothic, ternyata juga menerbitkan mahakarya lain berjudul Gods of Jade and Shadow. Novel ini berlakonkan Casiopea yang jenuh dengan kehidupannya dan tak sengaja menemukan kotak antik di rumah leluhurnya.
Kotak tersebut ternyata berisi ruh Dewa Kematian Suku Maya yang meminta bantuannya menyelesaikan sebuah misi. Jika Casiopea gagal, kematian akan mendatanginya. Sebaliknya, bila ia berhasil apa pun keinginannya akan jadi kenyataan.
Salah satu novel magical realism yang cukup populer belakangan ini, Gold Digger berkisah tentang remaja imigran India di Amerika Serikat bernama Neil. Tipikal keluarga imigran, mereka berharap Neil bisa sukses sesuai ekspektasi orang tua mereka. Namun, Neil bukan tipe over-achiever seperti saudara-saudaranya.
Takdir mempertemukan Neil dengan Anita yang ternyata punya resep kuno untuk membuat seseorang menjadi ambisius. Namun, itu menjadi buah simalakama sendiri untuk Neil dan Anita bertahun-tahun kemudian.
The Snow Child dimulai dengan kedatangan pasangan suami istri, Jack dan Mabel yang lama tak dikaruniai anak. Saat putus asa, mereka mencoba menghibur diri dengan membuat sosok anak kecil dari salju. Keesokan harinya, boneka salju itu lenyap, digantikan anak perempuan bernama Faina yang akhirnya mereka besarkan sebagai anak sendiri.
Meski terdengar dreamy, novel ini ditujukan untuk pembaca dewasa dan akan banyak kejadian realistis seperti kejamnya kemiskinan dan akhir cerita yang tak dijamin menyenangkan.
Emily pindah ke sebuah kota bernama Mullaby untuk mencari tahu alasan kematian ibunya yang sebenarnya. Namun, kota ini penuh dengan kekuatan magis yang tak bisa dijelaskan. Sambil menguak seluk-beluk keluarganya, kamu dan Emily akan berkelana mengenal kota serta para penduduknya yang tak kalah nyentrik.
Masuk kategori bacaan ringan yang menentramkan hati, novel magical surealism ini bisa jadi bacaan pamungkasmu sebelum tutup tahun.
Terbit pertama di tahun 2013, salah satu nominasi Booker Prize ini bakal mengajakmu bertemu Ruth. Seorang penulis yang sedang mengerjakan memoar untuk ibunya dan tanpa sengaja menemukan sebuah kotak makan Hello Kitty yang terdampar di pantai. Di dalamnya, ia menemukan beberapa pucuk surat dan buku harian milik remaja bernama Nao.
Nao yang menggunakan buku hariannya untuk menumpahkan kekesalannya saat jadi korban perundungan, turut menceritakan sosok nenek buyutnya yang menjadi semangatnya untuk hidup.
Sejak penemuan itu, Ruth dan pembaca akan diajak berusaha mencerna kisah Nao. Apakah ia dan kisahnya nyata? Bagaimana kotak makan asal Jepang bisa sampai di Kanada, tempat tinggal Ruth, dan apakah ia masih punya waktu untuk membantu Nao?
Siap kabur dari realitas bareng enam novel magical realism di atas?