5 Tipe Rekan Kerja Toxic dan Cara Bijak dalam Menghadapinya, Catat!

- Rekan Kerja Toxic: Suka Mengeluh- Keluhan berlebihan menurunkan produktivitas- Dengarkan, beri nasihat positif, atau laporkan ke atasan
- Gaslighting: Manipulatif & Merugikan- Bikin ragu diri, sulit dikenali- Dokumentasikan perilakunya, bangun hubungan positif, tindak tegas
- Penjilat: Bermuka Dua & Sulit Dikalahkan- Mengincar kesuksesan dengan cara apa pun- Minta bantuan rekan lain, kumpulkan bukti, laporkan ke atasan
Tidak ada tempat kerja yang sempurna. Bisa jadi kamu mungkin memiliki atasan atau bos yang bijaksana, namun lingkungan kerjamu kurang mendukung. Begitupun sebaliknya, kamu mungkin bekerja di lingkungan yang suportif, tapi di sisi lain harus menghadapi atasan yang kurang menyenangkan.
Kendati demikian, tak dapat dipungkiri bahwa memiliki rekan kerja toxic bisa sangat berbahaya. Mereka tidak hanya menyebarkan aura negatif yang membuat perusahaan mengalami penurunan produktivitas, tetapi juga merugikan kesehatan mental dan karier orang lain.
Meskipun situasi ini sangat menguras energi, namun mengidentifikasi serta memahami tipe-tipe rekan kerja toxic sangat penting agar kamu bisa menemukan cara yang tepat untuk mengatasinya. Berikut IDN Times bagikan lima tipe rekan kerja toxic dan cara bijak dalam menghadapinya.
1. Suka mengeluh

Dilansir The Muse, seorang konsultan DEI dan kepala International Diversity, Equity & Inclusion Enablement di DoorDash, Robert H. Johnson Jr., mengatakan bahwa salah satu tipe rekan kerja toxic adalah suka mengeluh. Sesuai namanya, rekan kerja ini selalu merasa kurang dengan apa yang ia alami atau miliki.
Mereka sering kali membuat karyawan lain frustasi akibat sikap negatif mereka yang terus-menerus. Johnson Jr. mengatakan, bahwa jika rekan kerja sering mengeluh, mungkin saja ia tidak merasa didengarkan di tempat kerjanya.
“Meskipun sesekali melampiaskan rasa frustasi atau mencari dukungan dari rekan kerja lain adalah hal yang wajar. Namun jika dilakukan tanpa henti, sikap negatif ini tentu dapat membebani kedua belah pihak,” katanya.
Langkah bijak yang bisa kamu ambil ialah menjadi pendengar yang baik agar mereka dapat merasa didengarkan. Namun jika keluhan tersebut sudah masuk dalam kategori berlebihan, gak ada salahnya untuk memberikan sedikit nasihat positif atau menyampaikan kekhawatiran mereka kepada atasan.
2. Sering melakukan gaslighting

Dilansir CNBC, Tessa West, psikolog sosial dan profesor di New York University, mengatakan bahwa gaslighting adalah perilaku manipulatif, di mana seseorang membuat orang lain ragu terhadap dirinya sendiri, sehingga orang tersebut akan bingung, kurang percaya diri, bahkan merasa bersalah atas sesuatu yang sebenarnya bukan kesalahannya. Ini merupakan tipe rekan kerja toxic yang sangat merugikan dan patut dihindari.
Sebab, perilaku ini sangat sukar dikenali dan banyak orang yang telah terjebak dengan perilaku seperti ini. West menuturkan, apabila ada rekan kerja yang memperlakukanmu sangat baik di awal namun berubah sikapnya menjadi buruk ketika kamu tidak memenuhi ekspektasi mereka, bisa jadi itu pertanda perilaku gaslighting.
“Kebanyakan dari kita menganggap pelaku gaslighting sebagai orang yang ingin menghancurkan kita,” ucap West, dilansir Entrepreneur.
“Mereka sering membuat kita merasa istimewa, tapi sebenarnya tidak suka jika kita berhasil. Satu-satunya tujuan mereka adalah menguasai dan mengendalikan diri kita,” imbuhnya.
West juga menambahkan, cara terbaik untuk menghadapi rekan kerja toxic ini ialah mendokumentasikan segala hal yang dikatakan dan dilakukan oleh orang tersebut, bangun kembali hubungan sosial dengan rekan kerja lain yang lebih positif. Selain itu, jangan ragu bertindak tegas jika perilaku mereka sudah melewati batas.
3. Penjilat

Kamu mungkin pernah menemukan salah satu tipe rekan kerja toxic seperti ini. Karyawan penjilat atau disebut juga sebagai bermuka dua, tidak hanya cenderung berlebihan dalam menunjukkan kesetiaan kepada atasan, tetapi juga kerap menjatuhkan sesama rekan kerja.
Menurut West, tipe rekan kerja toxic ini hanya mengincar satu tujuan, yaitu mencapai kesuksesan dengan cara apa pun. Mereka menganggap apa yang mereka lakukan demi menarik perhatian bos dan meraih kesuksesan di tempat kerja adalah cara yang sah, sekalipun itu berpotensi merugikan orang lain.
“Tipe rekan kerja ini sangat sulit dikalahkan. Meskipun kamu memberitahukan sikap buruk mereka kepada atasan, kamu mungkin akan diabaikan karena rekan kerja penjilat berusaha menarik perhatian atasan agar mereka mendapat perlindungan,” ujar West.
“Jadi, strategi yang bisa kamu lakukan ialah meminta bantuan dari rekan-rekan kerja lain yang mengalami hal serupa, mengumpulkan bukti, serta bersama melaporkan orang tersebut kepada atasan,” tambahnya.
4. Pasif-agresif

Sikap pasif-agresif juga sangat merugikan. Sikap ini patut dihindari oleh semua orang dalam menjalin hubungan apa pun, termasuk hubungan profesional di tempat kerja. Dikutip Business, seorang CEO dan pendiri Conscious Leadership Partners, Carolina Caro, menegaskan bahwa seseorang yang tidak mau mengungkapkan isi hatinya saat marah, tapi malah cenderung menunjukkan perilaku agresinya, tentu dapat merugikan orang lain.
“Bayangkan, ketika kamu meminta rekan kerjamu untuk menyelesaikan sesuatu, namun mereka tidak senang dengan tugas tersebut. Alih-alih memberitahumu, mereka justru melontarkan komentar negatif di belakangmu dan memilih menunda-nunda pekerjaan,” terang Caro.
Seseorang yang sering melakukan pasif-agresif, kemungkinan mempunyai kepribadian yang sensitif. Akan tetapi, bukan berarti sikap ini dibenarkan. Solusi yang bisa kamu terapkan adalah jangan mudah terpancing emosi, berikan batasan yang jelas, ajak bicara secara langsung bila memungkinkan, dan libatkan atasan atau HR jika diperlukan.
5. Sombong

Tipe rekan kerja toxic yang terakhir adalah sombong. Siapa sih yang gak merasa kesal berhadapan dengan orang sombong? Apalagi orang tersebut adalah rekan kerjamu sendiri. Tentu kamu akan merasa tidak nyaman, bukan?
Selain memiliki sikap yang selalu membanggakan diri sendiri, tipe rekan kerja sombong juga umumnya keras kepala dan selalu merasa paling benar. Mereka cenderung senang menerima pujian, tapi mudah marah bila mendapat kritikan.
Mereka sungkan untuk meminta maaf kepada orang lain dan sering meremehkan kemampuan karyawan-karyawan lain. Cara bijak yang bisa kamu lakukan adalah tetap bersikap profesional, hindari konfrontasi langsung, dan jangan mudah terjebak untuk membuktikan diri.
Bekerja dengan rekan kerja toxic memang tidak mudah. Bahkan, kamu mungkin berpikir akan mustahil untuk membangun hubungan kerja yang aman secara psikologis bersama mereka. Namun penting diingat, kamu tidak bertanggung jawab untuk memperbaiki perilaku orang tersebut.
Memberikan batasan yang sehat dan jelas adalah salah satu langkah bijak untuk mengatasinya. Selain itu, ingatlah bahwa kamu bekerja untuk dirimu sendiri. Jadikan kesejahteraanmu sebagai prioritas utama!