Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Kesalahan Saat Mengepel Rumah yang Sering Diabaikan

ilustrasi mengepel lantai rumah (pexels.com/Pixabay)
Intinya sih...
  • Mengepel dengan air kotor menyebarkan noda dan bakteri ke seluruh ruangan, membuat lantai jadi lengket dan bau.
  • Kebersihan lantai dari debu dan kotoran lainnya perlu diperhatikan sebelum mengepel agar proses lebih efisien.
  • Takar cairan pembersih dengan benar, peras pel hingga lembap, dan kenali tipe lantai rumah untuk hasil yang maksimal.

Aktivitas mengepel rumah memang tampak sederhana, tapi ternyata masih banyak yang keliru dalam melakukannya. Kesalahan-kesalahan ini sering kali dilakukan dan menyebabkan lantai menjadi cepat kusam, licin, bahkan rusak. Supaya hasil ngepel lebih maksimal, penting untuk tahu hal-hal yang sebaiknya dihindari.

Dengan teknik yang benar, lantai rumah tidak hanya bersih tapi juga tahan lama dan nyaman diinjak. Kebiasaan kecil seperti mengganti air pel atau memperhatikan jenis lantai bisa memberi dampak besar. Supaya lantai rumahmu bisa bersih maksimal, yuk simak artikel di bawah untuk menghindari kesalahan saat mengepel, simak dengan baik ya!

1. Menggunakan air kotor berulang kali

ilustrasi mengepel lantai (pexels.com/SHVETS production)

Kesalahan yang paling umum dilakukan adalah tidak mengganti air yang kotor dengan air yang bersih. Mengepel dengan air yang sudah kotor justru menyebarkan noda dan bakteri ke seluruh ruangan. Jika terus kamu gunakan, lantai rumahmu tidak akan bersih, malah membuat lantai jadi lengket dan bau.

Oleh sebab itu, segera lakukan pergantian air saat air sebelumnya sudah mulai kotor, apalagi jika kamu mengepel area yang sering dilewati. Untuk rumah berlantai luas, siapkan ember cadangan atau selang air terdekat agar mudah mengganti. Dengan begitu, hasil pel akan bersih, segar, dan tidak meninggalkan jejak kotor.

2. Tidak menyapu debu terlebih dahulu

ilustrasi menyapu lantai rumah (pexels.com/RDNE Stock project)

Sebelum mengepel lantai, hal pertama yang harus diperhatikan yaitu kebersihan lantai dari debu dan kotoran lainnya. Lantai yang sebelumnya tidak disapu, akan menyebabkan pasir dan debu tersebar atau bahkan menggores permukaan lantai. Selain itu, adanya debu halus ini juga akan membuat kain pel menjadi kotor, sehingga air menjadi cepat keruh.

Selalu luangkan waktu untuk menyapu atau menggunakan vacuum cleaner terlebih dahulu. Tidak hanya debu saja, pastikan pula tidak ada remah-remah makanan, bulu hewan, atau partikel kecil lainnya. Menyapu lantai sebelum mengepel ini, akan membuat proses mengepel jadi lebih efisien dan hasilnya lebih bersih.

3. Menggunakan cairan pembersih berlebihan

ilustrasi cairan pembersih (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Menambahkan terlalu banyak cairan pembersih bukan berarti dapat membuat lantai menjadi lebih bersih. Faktanya, cairan berlebih justru meninggalkan residu yang membuat lantai terasa lengket dan tampak kusam. Sisa sabun yang ada juga bisa menjadi magnet debu setelah lantai kering.

Sebaiknya, ikuti petunjuk penggunaan pada label produk cairan pembersih yang digunakan. Cukup takar cairan pembersih dengan tutup botol lalu campurkan dengan air bersih, takaran ini sudah cukup efektif membersihkan kotoran. Bila ingin aroma wangi yang tahan lama, pilih produk yang memiliki efek long-lasting, bukan dengan menambah jumlahnya.

4. Mengepel terlalu basah

ilustrasi mengepel lantai rumah (pexels.com/MART PRODUCTION)

Pel yang terlalu basah juga tidak efektif digunakan karena dapat menyebabkan air meresap ke dalam sambungan atau pori-pori lantai, terutama pada parket dan vinyl. Hal ini bisa menimbulkan lembap bahkan jamur dan kerusakan pada lantai. Tak hanya itu, lantai pun akan jadi lebih licin dan membahayakan.

Sebelum digunakan, peras pel hingga cukup lembap dan jangan sampai menetes. Saat mengepel, akan lebih baik jika kamu menggunakan teknik mengepel zigzag agar hasilnya lebih merata dan cepat kering. Jika perlu, buka jendela atau nyalakan kipas agar lantai cepat kering setelah dipel.

5. Tidak menyesuaikan jenis pembersih dengan tipe lantai

ilustrasi mengepel lantai kayu (pexels.com/RDNE Stock project)

Setiap rumah memiliki tipe lantai yang berbeda, kenali tipe lantai rumahmu supaya pembersih yang kamu gunakan juga tepat. Lantai kayu tidak bisa diberi pembersih berbahan keras seperti asam atau klorin karena bisa merusak permukaannya. Sementara lantai keramik dan granit lebih kuat, namun tetap perlu perawatan sesuai karakteristiknya.

Sangat penting untuk membaca label dan sesuaikan cairan pembersih dengan jenis lantaimu. Jika ragu, kamu bisa menggunakan pembersih yang berbahan alami seperti cuka putih yang sudah diencerkan. Selain aman, penggunaan bahan alami juga cenderung tidak meninggalkan residu dan lebih ramah lingkungan.

6. Mengepel tanpa pola teratur

ilustrasi mengepel rumah (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Mengepel sembarangan dapat menyebabkan beberapa area terlewat atau malah diinjak ulang sebelum kering. Kesalah ini bukan hanya membuat hasil pel menjadi kurang maksimal, tapi juga hanya akan membuang-buang tenaga dan waktu saja. Jejak kaki yang basah pula bisa meninggalkan noda yang sulit dihilangkan.

Gunakan pola yang teratur, seperti dari pojok ruangan menuju pintu keluar. Hindari bolak-balik ke area yang sudah dipel agar tidak merusaknya lagi. Apabila teknik yang kamu gunakan sudah tepat, lantai bersih sempurna dan proses mengepel jadi lebih cepat selesai.

Hindari beberapa kesalahan di atas dan ikuti tipsnya agar rumah terasa lebih segar dan nyaman, terutama saat selesai dibersihkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us