Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kesalahan yang Bikin Biaya Renovasi Membengkak, Terlalu Percaya Tukang

ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
Intinya sih...
  • Tidak merencanakan secara detail, membuat biaya renovasi membengkak karena perubahan mendadak dan kurangnya estimasi.
  • Terlalu percaya menyerahkan semuanya ke tukang tanpa memastikan hasil kerja dan membuat perjanjian tertulis.
  • Gonta-ganti desain di tengah jalan menyebabkan kenaikan biaya material dan ongkos tukang, fix desain sejak awal untuk menghindari pembengkakan biaya.

Saat akan merenovasi rumah, kamu mungkin akan membayangkan punya rumah yang lebih estetik, nyaman, dan juga fungsional. Meski terkadang merasa sudah cukup persiapan, tapi ada kemungkinan biaya renovasi yang tiba-tiba membengkak di tengah jalan. Kamu mungkin sudah bikin estimasi awal, tapi ternyata, pengeluaran malah terus meroket, dan ujung-ujungnya budget kamu kurang.

Masalahnya, membengkaknya biaya renovasi bukan cuma karena harga material yang naik atau ongkos tukang yang mahal. Banyak dari kita, terutama yang baru pertama kali merenovasi, tanpa sadar melakukan kesalahan-kesalahan kecil yang berdampak pada anggaran. Biar proyek renovasi kamu berjalan lancar, hindari lima kesalahan yang paling sering bikin anggaran membengkak berikut ini!

1. Tidak merencanakan secara detail

ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Burst)

Kesalahan yang paling sering terjadi adalah memulai renovasi tanpa rencana yang matang. Banyak dari kita yang merasa cukup pemikiran pokoknya nanti diperbaiki bagian ini dan itu, tanpa benar-benar membuat perhitungan atau sketsa yang jelas. Padahal, setiap perubahan, sekecil apa pun itu bisa berdampak ke alur kerja dan biaya keseluruhannya.

Kamu butuh lebih dari sekadar inspirasi dari media sosial. Buatlah daftar ruang atau elemen yang ingin direnovasi, perkiraan biaya material, estimasi waktu pengerjaan, serta urutan prioritasnya. Perencanaan detail ini bukan cuma bikin semuanya lebih terarah, tapi juga meminimalkan perubahan mendadak yang sering kali jadi penyebab membengkaknya biaya.

2. Terlalu percaya menyerahkan semuanya ke tukang

ilustrasi tukang (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Buat pemula, mencari rekomendasi tukang dari teman atau tetangga bisa jadi hal yang baik. Walau terkadang itu saja belum cukup. Meski hasil rekomendasi terpercaya, tetap saja gak baik kalau kamu langsung kasih kepercayaan penuh. Kamu harus tahu juga hasil kerjanya, cara dia bekerja, atau bahkan testimoni klien sebelumnya. Ingat, renovasi rumah itu investasi, bukan proyek coba-coba.

Luangkan waktu buat ngobrol langsung dengan tukangnya sebelum mulai. Tanyakan apakah mereka punya pengalaman menangani proyek serupa, minta contoh hasil kerja sebelumnya, dan sepakati jadwal kerja serta sistem pembayaran dengan transparan. Jangan lupa juga untuk membuat perjanjian tertulis. Hal ini penting untuk menghindari salah paham yang bisa berujung pada tambahan biaya yang tak terduga.

3. Gonta-ganti desain di tengah jalan

ilustrasi merenovasi rumah (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Siapa yang gak tergoda buat ubah desain setelah lihat inspirasi baru di media sosial? Sayangnya, hal ini sering kali jadi sumber pembengkakan biaya yang gak kamu sadari. Awalnya mau kitchen set simpel, tiba-tiba jadi pengen pakai marmer. Atau posisi dinding yang udah setengah jadi, malah kamu ubah karena merasa kurang pas.

Gonta-ganti desain atau bahan di tengah jalan bukan cuma bikin jadwal molor, tapi juga membuat biaya material dan ongkos tukang naik. Makanya, penting banget untuk fix desain sejak awal dan benar-benar yakin sebelum renovasi dimulai. Kalau pun ada perubahan, pastikan itu benar-benar perlu dan kamu siap dengan konsekuensi biayanya, ya!

4. Tidak menyediakan dana cadangan

ilustrasi mengatur keuangan (pexels.com/karolina-grabowska)

Kebanyakan orang cuma menyiapkan dana sesuai perhitungan awal, tanpa memiliki dana darurat. Padahal, saat merenovasi rumah, selalu ada hal tak terduga yang bisa muncul sewaktu-waktu. Misalnya, pas bongkar lantai ternyata ada pipa yang bocor, atau tembok yang tampaknya baik-baik saja ternyata lembap dan harus diperbaiki total.

Idealnya, kamu juga harus siapkan dana cadangan sampai 20 persen dari total anggaran. Dana ini bisa digunakan untuk menutupi kebutuhan mendesak tanpa harus mengorbankan kualitas pekerjaan. Dengan dana cadangan yang cukup, kamu tetap bisa punya kontrol penuh atas proyek tanpa panik setiap kali ada perubahan kecil.

5. Hanya fokus ke estetika, tapi lupa fungsi

ilustrasi rumah (pexels.com/Julia Volk)

Punya inspirasi rumah idaman memang menyenangkan, tapi jika terlalu fokus pada tampilan luar saja bisa bikin kita lupa fungsinya. Misalnya, kamu memilih material lantai yang terlihat mewah, tapi ternyata hasilnya licin dan mudah rusak, atau memilih rak terbuka yang estetik tapi jadi bikin gampang berdebu.

Saat memilih desain, jangan cuma pertimbangkan estetika, tapi juga material yang kamu pilih. Apakah sudah cocok dengan iklim, aktivitas sehari-hari, dan juga kebutuhan keluargamu. Fungsi yang baik justru akan menghemat biaya perawatan dan perbaikan di masa depan. Jadi, seimbangkan antara gaya dan fungsinya, ya!

Biaya renovasi yang membengkak bukan berarti kamu salah perhitungan, tapi sering kali karena kurangnya persiapan dan perencanaan di awal. Dengan mengenali kesalahan-kesalahan di atas, kamu bisa lebih siap dan bijak dalam mengelola dana renovasimu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us