Ide Khotbah Jumat 28 Maret 2025: Pertahankan Ibadah Setelah Ramadan

- Bulan Ramadan akan segera berakhir, menyambut hari kemenangan Idul Fitri.
- Khotbah Jumat mengingatkan untuk menjaga ketakwaan setelah Ramadan.
- Introspeksi diri dan pertahankan kebaikan setelah Ramadan berlalu.
Tak terasa bulan Ramadan di tahun 2025 akan segera berakhir. Sebentar lagi, kita akan merayakan hari kemenangan, yakni hari Idul Fitri yang bisa menyucikan diri kita dari segala kesalahan yang disengaja maupun tidak.
IDN Times akan memberikan ide khotbah salat Jumat yang bisa kamu simak. Yuk, simak dan renungi isi khotbah di bawah ini agar kita bisa mengintropeksi dan memperbaiki diri sendiri, terutama setelah Idul Fitri nanti!
1. Pembukaan

Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh,
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Dengan kasih sayang dan rahmat-Nya, kita masih diberikan kesempatan untuk menikmati keberkahan hidup, terutama di bulan Ramadan yang penuh ampunan dan maghfirah ini.
Kita memuji-Nya atas nikmat Islam dan iman yang mengantarkan kita pada kehidupan yang diridai. Kita bersyukur karena telah diberi kesempatan untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan, menahan lapar dan dahaga, serta melatih diri untuk lebih bertakwa.
Selawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
2. Isi khotbah

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Hari ini, kita berada di penghujung Ramadan. Sebentar lagi, kita akan menyambut hari kemenangan, yaitu Idul Fitri. Namun, yang perlu kita renungkan adalah apakah kita benar-benar telah kembali kepada fitrah, kepada kesucian, sebagaimana makna Idul Fitri itu sendiri?
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Ayat ini menegaskan bahwa tujuan utama dari ibadah puasa Ramadan adalah jadi orang yang bertakwa. Namun, pertanyaannya adalah apakah setelah Ramadan kita benar-benar menjadi pribadi yang lebih bertakwa?
Mari kita introspeksi diri. Ramadan telah mengajarkan kita banyak hal, misalnya kesabaran dan pengendalian diri, meningkatkan kualitas ibadah, dan membangun ukhuwah islamiyah yang dilakukan dengan salat tarawih serta memberi makan orang yang berpuasa. Namun, apakah kebiasaan baik ini akan kita pertahankan setelah Ramadan berlalu?
Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang berpuasa Ramadan, lalu dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR. Muslim)
Hadis ini mengajarkan bahwa semangat Ramadan tidak boleh berhenti setelah Idul Fitri. Justru, inilah saatnya kita membuktikan bahwa kita benar-benar telah berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Maka, marilah kita jadikan Idul Fitri bukan sekadar perayaan, tetapi sebagai titik awal untuk kehidupan yang lebih bertakwa.
3. Penutup khotbah

Hadirin yang dimuliakan Allah,
Sebagai penutup khotbah ini, marilah kita selalu meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan terus menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Jadikan Ramadan dan Idul Fitri sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan menjaga amal ibadah kita.
Marilah kita berdoa kepada Allah SWT agar menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, serta memberikan kita kekuatan untuk terus istikamah dalam kebaikan.
"Ya Allah, terimalah puasa dan ibadah kami, jadikan kami hamba-hamba-Mu yang bertakwa, ampunilah dosa-dosa kami, dosa kedua orangtua kami, serta dosa seluruh kaum Muslimin dan Muslimat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha Dekat, dan Maha Mengabulkan doa."
Akhirnya, marilah kita bersama-sama menutup khotbah ini dengan berdoa untuk kebaikan diri kita, keluarga kita, dan umat Islam seluruhnya.
Wassalammualaikum warahmatullahi wa barakatuh.
Ada baiknya kita mempertahankan ibadah yang sudah kita lakukan selama Ramadan ini setelah Idul Fitri nanti. Semoga semua ibadah yang kita lakukan dapat diterima oleh Allah SWT dan kita bisa termasuk orang-orang yang mukmin.