[MADING] SUGAR "Selamatkan Udara Generasi Anti Rebahan"

Halo Sobat Kreatif!
Kami, Tim Adik Adhiswara dari SMK Wachid Hasyim Surabaya, hadir dengan semangat menjaga bumi. Kali ini, lewat Lomba Mading Digital 2025 bertema Cegah Polusi Udara, yuk kita persembahkan karya terbaik demi langit biru dan masa depan hijau!
Tim kami terdiri dari:
Guru Pembimbing:
Susi Susanti, S.Pd
Penulis:
Junita Mahariyanti
Imroatus Zahro
Faizah Muzakiyah Alkhowwas
Julia Kartika Dewi
Cintania Miranda Zaskia
Fotografer, Vidiografer, Desainer Visual:
Ardiansyah Haikal Saputra
Karya ini dibuat untuk keperluan Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Semua isi mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.
ESAI: LATAR BELAKANG

Esai – POLUSI UDARA DI SURABAYA
Dilansir kompasiana.com dan pusatkrisis.kemkes.go.id, Kota Surabaya sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan serius terkait kualitas udara. Dengan pertumbuhan populasi dan industri yang semakin pesat, polusi udara telah menjadi isu mendesak yang berdampak langsung pada kesehatan masyarakat dan keberlangsungan lingkungan. Data terkini menunjukkan bahwa Indeks Kualitas Udara (AQI) di Surabaya mengalami fluktuasi signifikan. Meski saat ini berada pada kategori sedang, potensi memburuknya kondisi udara selalu ada jika langkah konkret dan berkelanjutan tidak segera dilakukan.
Faktor penyebab polusi udara di Surabaya tidak lepas dari beberapa aspek utama. Pertama, sektor transportasi, terutama peningkatan jumlah kendaraan bermotor, menjadi penyumbang terbesar emisi polutan. Sepeda motor dan mobil yang beroperasi setiap hari menghasilkan gas buang yang mengandung karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan partikel halus (PM 2.5 dan PM 10) yang berbahaya bagi kesehatan. Kedua, aktivitas industri yang tumbuh pesat di kota ini juga menjadi penyebab signifikan. Banyak industri masih menggunakan bahan bakar fosil dengan tingkat emisi tinggi, sementara teknologi pengendalian polusi belum sepenuhnya optimal. Ketiga, perilaku pembakaran sampah oleh sebagian masyarakat semakin memperburuk kualitas udara. Kebiasaan ini sering terjadi karena fasilitas pengelolaan sampah yang masih terbatas dan kurangnya kesadaran akan dampaknya. Keempat, faktor meteorologi seperti suhu, arah angin, dan kelembapan udara ikut mempengaruhi akumulasi polutan, terutama pada musim kemarau ketika partikel debu lebih mudah bertahan di udara.
Dampak polusi udara terhadap kesehatan masyarakat sangatlah mengkhawatirkan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa paparan polutan udara dapat memicu masalah kesehatan serius, mulai dari penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, dan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) hingga penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke. Pada anak-anak, polusi udara berpotensi menghambat pertumbuhan paru-paru, menurunkan fungsi kognitif, dan meningkatkan risiko penyakit kronis di usia dewasa.
Data nasional mencatat bahwa polusi udara berkontribusi terhadap lebih dari 10.000 kematian setiap bulan di Indonesia. Selain itu, terdapat sekitar 5.000 kasus rawat inap untuk penyakit kardio- pernapasan dan 7.000 kasus gangguan kesehatan pada anak-anak akibat kualitas udara yang buruk. Dampaknya semakin berat pada kelompok rentan seperti ibu hamil dan balita. Risiko kelahiran prematur, berat badan bayi rendah, stunting, keterlambatan perkembangan kognitif, kanker paru- paru, hipertensi, Alzheimer, hingga demensia meningkat tajam pada populasi yang terpapar polusi udara jangka panjang.
Penelitian dari Institut Polusi Udara dan Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia mengungkapkan bahwa peningkatan polutan PM 2.5 sebesar 10 µg/m³ dapat meningkatkan risiko konsultasi pasien terkait penyakit pernapasan sebesar 5,7% di wilayah Jabodetabek. Angka ini mengindikasikan betapa sensitifnya kesehatan masyarakat terhadap perubahan kecil dalam kualitas udara. Peningkatan polusi udara terbukti tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental, karena paparan polutan dalam jangka panjang dapat memicu stres oksidatif yang berdampak pada otak.
Selain polusi udara, perilaku merokok turut memperburuk masalah kesehatan di Indonesia. Data menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan jumlah perokok laki-laki tertinggi di dunia dan berada di peringkat ketiga terbesar jumlah perokok secara global, setelah India dan China. Tercatat 70,2 juta orang dewasa atau sekitar 34,5 persen populasi dewasa di Indonesia adalah perokok.
Kebiasaan merokok ini tidak hanya merugikan kesehatan perokok aktif, tetapi juga berdampak buruk pada perokok pasif, termasuk anak-anak dan perempuan yang terpapar asap rokok di rumah atau ruang publik.
Dalam wawancara tim Adik Adhiswara dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan SMK Wachid Hasyim Surabaya, Galuh Faruk Shopi A., S.Pd. memberikan pandangannya terkait masalah pelajar yang terkait masalah pelajar yang kecanduan merokok. menurutnya, siswa yang sudah kecanduan rokok akan mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi pada hal-hal positif, terutama dalam proses pembelajaran. Kemampuan berpikir positif menjadi menurun, dan mereka cenderung sulit menerima pelajaran dengan baik.
“Jika yang kecanduan adalah anak di bawah umur, hal ini dapat berpengaruh pada daya pikir dan perkembangan akademiknya,” ujar Galuh.
Sementara terkait faktornya, Galuh menyebut mayoritas remaja yang merokok memiliki tingkat rasa ingin tahu yang tinggi. Selain itu, pengaruh teman sebaya menjadi pemicu kuat, sehingga satu kelompok dapat berubah menjadi perokok aktif hanya karena awalnya ingin mencoba. Maka dari itu, lanjutnya, kontrol diri dan lingkungan yang positif menjadi hal yang sangat penting untuk mencegah perilaku merokok di kalangan pelajar.
Pandangan tersebut menegaskan bahwa polusi udara dan perilaku merokok memiliki keterkaitan erat, keduanya berasal dari kebiasaan yang diabaikan dampaknya namun menimbulkan masalah besar bagi kesehatan dan lingkungan. Mengatasi tantangan ini membutuhkan kesadaran bersama, aksi nyata, penegakan hukum yang konsisten, serta partisipasi aktif masyarakat. Dari sudut pandang kami, kecanduan merokok di kalangan pelajar dan polusi udara sama-sama menjadi ancaman serius bagi kesehatan generasi muda, di mana asap rokok menambah beban polusi, sementara emisi kendaraan, industri, dan pembakaran sampah memperburuk kualitas udara. Akar masalahnya terletak pada rendahnya kesadaran, lemahnya pengawasan, dan minimnya penegakan aturan. Solusi yang dibutuhkan meliputi penciptaan lingkungan bebas rokok, regulasi emisi yang ketat, perbaikan pengelolaan sampah, perluasan ruang hijau, serta edukasi sejak dini. Dalam hal ini, Galuh memberikan solusi dengan membuat poster kawasan bebas rokok di lorong-lorong kelas dan mengadakan bimbingan melalui acara di gedung sekolah yang mendatangkan Satpol PP untuk memberikan penyuluhan mengenai bahaya merokok dan dampaknya. Upaya tersebut terbukti efektif, sehingga siswa SMK Wachid Hasyim tidak pernah kepergok merokok.
Menghadapi ancaman ganda dari polusi udara dan perilaku merokok, diperlukan langkah- langkah strategi yang melibatkan berbagai sektor. Upaya yang dapat dilakukan antara lain
mengembangkan transportasi ramah lingkungan, memperketat regulasi emisi industri, membenahi pengelolaan sampah, serta memperluas edukasi publik agar kesadaran masyarakat semakin tinggi. Di sisi lain, kebijakan pengendalian rokok juga harus diperkuat, misalnya dengan membatasi iklan, menambah kawasan bebas rokok, dan menaikkan cukai untuk menekan konsumsi. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, swasta, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan budaya hidup sehat sekaligus melindungi generasi muda dari dampak buruk polusi udara dan rokok.
ESAI: KESIMPULAN

Esai Kesimpulan: Polusi Udara dan Perilaku Merokok di Surabaya – Ancaman Ganda bagi Kesehatan Masyarakat
Kota Surabaya saat ini menghadapi tantangan serius terkait penurunan kualitas udara yang dipicu oleh pertumbuhan penduduk, perkembangan industri, dan peningkatan aktivitas transportasi. Indeks Kualitas Udara (AQI) menunjukkan fluktuasi yang mengkhawatirkan, di mana meskipun saat ini tergolong sedang, potensi memburuk selalu ada apabila langkah pencegahan tidak segera diambil.
Penyebab utama polusi udara di kota ini meliputi emisi kendaraan bermotor, aktivitas industri berbahan bakar fosil, pembakaran sampah oleh masyarakat, serta faktor meteorologi seperti suhu dan kelembapan yang memperburuk akumulasi polutan, khususnya di musim kemarau.
Dampak polusi udara terhadap kesehatan masyarakat bersifat luas dan mendalam. Paparan polutan seperti PM 2.5, karbon monoksida, dan nitrogen oksida terbukti memicu penyakit pernapasan, kardiovaskular, hingga gangguan perkembangan pada anak-anak. Data nasional menunjukkan bahwa polusi udara berkontribusi terhadap lebih dari 10.000 kematian per bulan di Indonesia, dengan ribuan kasus rawat inap akibat penyakit kardiopernapasan. Kelompok rentan, termasuk ibu hamil, balita, dan lansia, menanggung risiko lebih tinggi terhadap komplikasi kesehatan serius seperti kelahiran prematur, stunting, kanker paru-paru, dan bahkan gangguan kognitif seperti Alzheimer dan demensia.
Masalah kesehatan di Surabaya semakin kompleks dengan tingginya prevalensi perilaku merokok. Indonesia menempati posisi ketiga tertinggi di dunia dalam jumlah perokok, dengan 70,2 juta orang dewasa atau 34,5 persen populasi dewasa adalah perokok aktif. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh perokok aktif, tetapi juga oleh perokok pasif, termasuk anak-anak dan perempuan yang terpapar asap rokok di lingkungan rumah maupun ruang publik. Kebiasaan merokok ini memperburuk kualitas udara dan menambah beban polusi yang harus dihadapi masyarakat.
Kasus kecanduan rokok pada pelajar, sebagaimana diungkapkan oleh Galuh Faruk Shopi A., S.Pd. dari SMK Wachid Hasyim Surabaya, menunjukkan bahwa remaja perokok mengalami penurunan konsentrasi, kemampuan berpikir positif, dan kesulitan menerima pelajaran. Faktor penyebabnya antara lain rasa ingin tahu yang tinggi dan pengaruh teman sebaya. Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan kontrol diri yang kuat serta lingkungan yang positif, baik di rumah maupun di sekolah.
Langkah preventif seperti pemasangan poster kawasan bebas rokok dan penyuluhan bahaya merokok oleh Satpol PP terbukti efektif mengurangi perilaku merokok di kalangan siswa.
Menghadapi ancaman ganda polusi udara dan kebiasaan merokok, dibutuhkan strategi komprehensif yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Pengembangan transportasi ramah lingkungan, pengetatan regulasi industri, pengelolaan sampah yang terpadu, serta transisi menuju energi terbarukan merupakan langkah penting. Edukasi publik harus diperluas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya polusi udara dan merokok, disertai penegakan hukum yang konsisten terhadap pelanggaran emisi dan larangan merokok di area publik.
Kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, sektor swasta, dan masyarakat sipil menjadi kunci keberhasilan. Upaya menciptakan lingkungan bebas rokok, memperluas ruang terbuka hijau, dan membangun budaya hidup sehat harus dilaksanakan secara berkesinambungan. Dengan kesadaran kolektif dan tindakan nyata, ancaman polusi udara dan perilaku merokok di Surabaya dapat ditekan, sehingga kualitas hidup masyarakat dan generasi mendatang dapat terjaga.
INFOGRAFIK

Polusi udara salah satunya disebabkan oleh asap rokok yang tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga membahayakan kesehatan fisik dan mental manusia. Tingginya angka perokok di Indonesia, termasuk di kalangan pelajar, menunjukkan bahwa rokok menjadi masalah serius yang memengaruhi pola pikir generasi muda. Oleh karena itu, perlu adanya upaya nyata seperti sosialisasi dan menciptaan kawasan bebas rokok untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan.
RUBIK DISKUSI--INFOGRAFIK PERTAMINA

Transisi menuju energi hijau oleh Pertamina menunjukkan komitmen nyata dalam menjawab tantangan perubahan iklim dan kebutuhan energi nasional. Melalui berbagai inisiatif seperti Pertamax Green 95, Green Energy Station, dan pengembangan PLTS, Pertamina mendorong inovasi berkelanjutan di sektor energi. Kesuksesan program ini memerlukan kolaborasi aktif antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mewujudkan masa depan energi yang bersih dan mandiri.
RUBIK DISKUSI--INFOGRAFIK PERTAMINA

Pertamax Green 95 adalah bahan bakar ramah lingkungan dengan campuran 5 persen bioetanol dari tebu dan Pertamax beroktan 95. Kehadirannya membantu mengurangi emisi karbon, menjaga performa mesin dan mendukung efisiensi energi. Inovasi ini menjadi langkah penting Indonesia menuju transisi energi bersih dan target net zero emission 2060.
FOTO BERCERITA

Foto bercerita ini menyimpulkan serangkaian gambar untuk menyampaikan narasi serta informasi kepada pembaca yang dapat menumbuhkan kreativitas siswa dan membantu penyampaian informasi yang cepat dan efisien. Foto dapat menjadi alat kuat untuk mengkomunikasikan ide dan menggambarkan realitas.