Pelecehan Verbal: Dasar Hukum dan Dampaknya!

Pelecehan verbal adalah salah satu tindakan yang membuat korbannya merasa terganggu dan tidak nyaman. Pelecehan ini berbentuk seperti kata-kata dengan nada yang merendahkan. Bahkan, bisa memberi dampak secara psikologis juga bagi korbannya.
Lalu apa yang dimaksud dengan pelecehan verbal? Apa dampak dan contohnya yang kerap terjadi di lingkungan masyarakat? Simak di bawah ini!
1. Apa itu pelecehan verbal?

Pelecehan verbal adalah bentuk pelecehan dengan kata-kata atau perkataan yang bernada merendahkan maupun melecehkan. Salah satu yang sering terjadi adalah seperti catcalling. Mengutip buku Women Self Defense oleh Muthia Esfand dan Zulfa Simatur, pelecehan verbal merupakan segala bentuk ucapan yang diutarakan dengan sengaja dan dimaksudkan untuk melecehkan.
Pelecehan ini membuat situasi tidak nyaman dan merendahkan martabat seseorang. Biasanya berbentuk seperti ucapan, godaan, komentar bernada seksual, siulan, dan sejenisnya. Gak hanya kerap terjadi di ruang publik, bahkan juga bisa di lingkungan terdekat.
2. Dasar hukum pelecehan verbal

Mengutip laman resmi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), pelecehan seksual verbal mencerminkan pelanggaran terhadap norma-norma kesusilaan. Perilaku ini dapat dikategorikan sebagai delik aduan yang memiliki dasar hukumnya di Indonesia sebagai berikut.
- Pasal 281 Ayat (2) KUHP: Mengatur mengenai tindak pidana pencemaran nama baik yang dapat mencakup pelecehan verbal.
- Undang-Undang Tentang Pornografi: Pasal 8, Pasal 9, Pasal 34, dan Pasal 35 mengandung ketentuan terkait dengan perlindungan terhadap pelecehan seksual verbal.
Penggunaan Undang-Undang Pornografi bisa menjadi dasar hukum pelecehan seksual secara verbal. Pengaturan hukum ini memberikan landasan bagi penegakan hukum terhadap catcalling dan upaya pencegahan di tingkat legislatif.
3. Dampak pelecehan verbal

Mengutip Very Well Mind yang telah di-review oleh psikiater anak, remaja, dan dewasa Akeem Marsh, MD, pelecehan verbal dapat berdampak pada setiap elemen kehidupan, mulai dari kinerja akademis, hubungan, hingga kesuksesan di tempat kerja. Sama seperti bentuk pelecehan atau intimidasi lainnya, pelecehan verbal memiliki konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang seperti berikut.
- Kecemasan
- Perubahan suasana hati
- Stres kronis
- Menurunnya harga diri
- Depresi
- Perasaan malu, bersalah, dan putus asa
- Gangguan stres pasca trauma (PTSD)
- Penarikan diri dan isolasi sosial
- Penggunaan zat terlarang
Ketika pelecehan verbal sangat parah, hal ini dapat berdampak pada apakah orang tersebut dapat melihat dirinya sukses atau tidak dalam bidang kehidupan apa pun. Mereka yang mengalami pelecehan verbal saat masih anak-anak mungkin mengalami perasaan tidak berharga, sulit mempercayai orang lain, dan kesulitan mengatur emosi saat dewasa. Tidak jarang orang yang menerima pelecehan verbal merasa tidak mampu, bodoh, dan tidak berharga.
4. Contoh perilaku pelecehan verbal

Dalam buku Kekerasan Seksual oleh Kurnia Indriyanti Purnama Sari, Lisnawati Nur Farida, Veryudha Eka Prameswari, ada beberapa contoh bentuk pelecehan verbal yang sering terjadi di masyarakat. Berikut beberapa di antaranya:
- Candaan, seperti menggoda atau membuat pertanyaan dalam obrolan yang tidak dikhususkan membahas tentang seksual.
- Melakukan siulan-siulan yang berorientasi seksual.
- Menyampaikan atau menanyakan orang lain tentang keinginan secara seksual atau keinginan seksual sehingga membuat lawan bicara menjadi tidak nyaman.
- Memberikan kritik dan komentar tentang bentuk fisik yang mengarah pada bagian seksualitas dari seseorang.
Itulah tadi penjelasan lengkap pelecehan verbal lengkap dengan dampak hingga contohnya. Semoga artikel ini menambah wawasan baru untukmu, ya.