Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Conscious Parenting, Utamakan Mindfulness dalam Mengasuh Anak

Ilustrasi conscious parenting (pexels.com/Yan Krukau)
Intinya sih...
  • Conscious parenting mengedepankan kesadaran diri, empati, dan koneksi emosional antara orangtua dan anak.
  • Praktik conscious parenting membutuhkan refleksi diri yang tinggi dan perubahan dari praktik pengasuhan tradisional.
  • Manfaat conscious parenting meliputi keterampilan komunikasi, kesadaran diri, dan kecerdasan emosional bagi orangtua dan anak.

Begitu banyak pilihan gaya parenting yang mungkin membingungkan untuk memilih mana yang tepat dan terbaik untuk anak. Namun, dalam dunia parenting yang terus berkembang ada pendekatan conscious parenting atau pola asuh secara sadar yang semakin menarik perhatian banyak orangtua.

Bagi orangtua yang sedang mengskplorasi gaya parenting, pasangan yang baru menikah dan berencana mempunyai anak, maupun buat yang masih single, perlu banget menambah wawasan baru mengenai conscious parentingYuk, simak penjelasan lengkapnya!

1. Apa itu conscious parenting?

Ilustrasi conscious parenting (pexels.com/RDNE Stock project)

Berbeda dengan metode tradisional yang sering kali berfokus pada kontrol dan disiplin, conscious parenting mengedepankan kesadaran diri, empati, dan koneksi emosional antara orangtua dan anak. Orangtua yang menerapkan conscious parenting berusaha memahami pengaruh-pengaruh dalam hidup mereka.

Misalnya, bagaimana mereka dibesarkan oleh orangtua mereka sendiri atau pengalaman sehari-hari di tempat kerja maupun di masyarakat luas. Hal tersebut memengaruhi cara mereka mengasuh anak.

Constance Walsh, MSW, EdD, anggota fakultas di Pacific Oaks College School of Cultural & Family Psychology, mengatakan bahwa orangtua yang mempraktikkan conscious parenting harus cukup sadar diri untuk melakukan perubahan, dan ini membutuhkan banyak usaha.

Conscious parenting sering kali mengharuskan kita untuk melepaskan praktik pengasuhan yang digunakan saat kita masih kecil. Untuk membuat perubahan dalam pengasuhan, kita harus memahami mengapa kita mengasuh dengan cara tertentu dan bagaimana kita ingin mengubah gaya pengasuhan kita, yang dapat dicapai melalui refleksi diri," jelasnya dilansir Parents. 

2. Prinsip conscious parenting

Ilustrasi conscious parenting (pexels.com/Julia M Cameron)

Menjadi conscious parent membutuhkan banyak refleksi diri. Brett Biller, PsyD, seorang psikolog anak sekaligus Direktur Kesehatan Mental di Audrey Hepburn Children’s House, Hackensack University Medical Center, menyatakan bahwa conscious parenting seperti bercermin dan mencerminkan perilaku terbaik kita kepada anak-anak.

Anak-anak yang penuh kesadaran, lahir dari orangtua yang sadar, dan mindfulness dalam parenting, terbukti berdampak positif pada kesehatan mental orangtua, mengurangi tingkat stres, serta meningkatkan kesejahteraan emosional.

“Melalui conscious parenting, kita berusaha menjadi pengamat yang lebih baik terhadap fungsi emosional dan perilaku kita sendiri, sehingga mencerminkan kepada anak-anak bagaimana kita berharap mereka merespons pikiran dan perasaan mereka, serta menjadi individu yang lebih sadar,” ungkapnya dikutip Parents

Prinsip-prinsip utama conscious parenting meliputi:

  • Mindfulness
  • Refleksi diri
  • Mempertimbangkan latar belakang emosional/pengasuhan diri sendiri
  • Konsistensi dalam memikirkan kesehatan mental pribadi
  • Mendengarkan anak-anak dengan aktif
  • Belas kasih terhadap diri sendiri dan anak-anak
  • Mengakui kesalahan kita sendiri sebagai orangtua dan individu

3. Manfaat conscious parenting

Ilustrasi anak-anak berkomunikasi (pexels.com/Norma Mortenson)

Berikut manfaat yang didapat saat memilih dan menerapkan conscious parenting.

  • Keterampilan komunikasi
    Conscious parenting sangat menekankan pentingnya komunikasi dan koneksi. Adapun percakapan dengan anak sejak usia dini juga membantu meningkatkan keterampilan kognitif dan penalaran.

  • Kesadaran diri (mindfulness)
    Karena fokusnya pada kesadaran dan pilihan yang bijak, orangtua cenderung menjadi lebih sadar dan hadir dalam setiap momen. Orangtua jadi merasa tidak terlal stres dan lebih puas dengan pilihan pola asuh mereka.

  • Kecerdasan emosional
    Baik orangtua maupun anak didorong untuk menyadari pemicu emosionalnya. Meskipun ini adalah pekerjaan yang menantang, melibatkan diri dalam proses ini dapat meningkatkan kesadaran diri, rasa kasih sayang, dan kemampuan mengendalikan emosi.

Orangtua yang menunjukkan pengelolaan emosi yang baik cenderung membesarkan anak-anak yang lebih tenang, kurang agresif, dan lebih tahan terhadap stres. Selain itu, pendekatan ini menghasilkan peningkatan kognisi dan perkembangan yang lebih maju.

"Dengan conscious parenting anak-anak menjadi bebas untuk mengembangkan identitas sejati mereka. Pada akhirnya, pendekatan ini akan membantu anak-anak terhubung dengan orang tua mereka karena mereka diterima apa adanya. Model parenting ini juga mencegah anak-anak mengalami krisis identitas di kemudian hari," kata Shefali Tsabary, PhD, psikolog klinis yang berbasis di New York, dikutip Healthline.

4. Kekurangan conscious parenting

Ilustrasi conscious parenting (pexels.com/August de Richelieu)

Walaupun memiliki banyak manfaat untuk anak dan juga orangtua, terdapat pula kekurangan dari conscious parenting. Berikut di antaranya:

  • Sulit diimplementasikan jika umur anak masih kecil
    Anak kecil, terutama balita, terkenal sulit untuk diajak bekerja sama. Hal ini bisa membuat conscious parenting mengundang frustrasi dan bahkan tampak tidak efektif. Karena anak kecil juga membutuhkan lebih banyak struktur dan keterlibatan, mungkin orang tua tidak ada waktu untuk "sadar" ketika mereka sedang tantrum.

  • Membutuhkan kesadaran diri yang tinggi
    Tingkat refleksi diri yang dibutuhkan oleh conscious parent sangat tinggi. Biasanya, orangtua hanya mengembangkan introspeksi semacam ini setelah bertahun-tahun menjalani terapi. Conscious parenting dapat bekerja dengan baik ketika mereka telah melakukan "inner work" untuk lebih memahami keadaan emosionalnya.

  • Membutuhkan waktu dan melihat kegagalan anak
    Meskipun pola asuh ini terdengar sangat lembut, conscious parent tidak berfokus untuk memastikan anak mereka bahagia sepanjang waktu. Terkadang, membiarkan mereka tumbuh sebagai individu yang mandiri dan sadar berarti membiarkan mereka gagal, dan hadir untuk mengingatkan bahwa kegagalan bukanlah akhir segalanya.

5. Tips untuk menerapkan conscious parenting

Ilustrasi conscious parenting (pexels.com/Monstera Production)

Salah satu tips bagi orangtua yaitu bicara kepada diri sendiri secara jujur saat menghadapi kesulitan emosional atau pribadi. Jika orangtua bisa menunjukkan cara mengelola emosi, anak akan lebih mudah melakukan hal yang sama untuk diri mereka sendiri dan orang lain. 

“Ketika menghadapi hari yang sulit, orangtua perlu jujur kepada anak-anak. Jika perlu mengambil istirahat, orangtua membutuhkan dirinya sendiri untuk mendukung jeda ini. Dalam momen seperti ini, ketika mengambil waktu istirahat, artinya orang tua sedang menunjukkan kepada anak-anak bagaimana mengatur emosi mereka," tambah Dr. Walsh. 

Cobalah aktivitas menenangkan seperti latihan pernapasan dalam, meditasi, atau yoga, maupun berjalan-jalan di taman terdekat. Ini dapat membantu meredakan emosi saat suasana hati memanas. Melatih dan mengajarkan teknik menenangkan ini mendukung conscious parenting dan menangani emosi secara positif serta penuh empati.

"Anak-anak terkadang kesulitan mengelola emosi mereka karena mereka masih baru di dunia ini. Mengajarkan hal-hal yang selaras dengan keluarga dan dapat menenangkan keluarga juga bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan. Berada di alam dan melakukan hal-hal yang membantu menjaga koneksi pikiran, tubuh, dan jiwa dapat memperkuat hubungan keluarga," kata psikolog Chivonna Childs, PhD, dikutip Cleveland Clinic. 

Conscious parenting bukan tentang menghindari hukuman atau membiarkan anak-anak melakukan apapun yang mereka inginkan. Pendekatan ini lebih kepada menyadari keadaan internal diri orangtua dan bagaimana hal itu memengaruhi cara mereka hadir untuk keluarga. Jadi, apakah kamu tertarik dengan pendekatan parenting ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us