Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Seseorang Fokus pada Pendapat Orang daripada Diri Sendiri

ilustrasi saudara
ilustrasi saudara (pexels.com/Ashley Williams)
Intinya sih...
  • Kurangnya rasa percaya diri membuat seseorang mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain dan kurang yakin dengan kemampuannya sendiri.
  • Rasa takut dianggap berbeda atau disalahkan membuat seseorang menekan pendapat pribadi demi diterima, kehilangan keaslian diri.
  • Terlalu membutuhkan validasi eksternal membuat seseorang sulit membangun fondasi yang kuat dari dalam, padahal validasi sejati datang dari penerimaan diri sendiri.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang sering merasa terbebani dengan penilaian dari luar. Apa yang orang lain pikirkan seakan menjadi standar utama dalam menentukan langkah hidup. Padahal, terlalu fokus pada pendapat orang lain bisa membuat seseorang kehilangan jati diri dan sulit mengenal apa yang benar-benar diinginkan.

Fenomena ini cukup umum terjadi, terutama saat seseorang belum memiliki keyakinan kuat pada diri sendiri. Berikut adalah lima alasan seseorang terlalu fokus pada pendapat orang daripada diri sendiri.

1. Kurangnya rasa percaya diri

ilustrasi wanita
ilustrasi wanita (pexels.com/Timur Weber)

Ketika seseorang merasa kurang percaya diri, pendapat orang lain menjadi acuan utama dalam mengambil keputusan. Ia merasa tidak cukup yakin dengan kemampuannya sendiri untuk menilai apa yang benar dan salah.

Hal ini membuat dirinya lebih mudah terpengaruh oleh suara dari luar. Bukannya menimbang dengan bijak, ia malah mengikuti apa yang dikatakan orang lain demi merasa lebih aman.

2. Takut dianggap berbeda atau disalahkan

ilustrasi wanita malu
ilustrasi wanita malu (pexels.com/Anete Lusina)

Banyak orang ingin diterima dalam lingkungannya, sehingga takut dianggap aneh atau salah. Rasa takut ini akhirnya membuat mereka menekan pendapat pribadi demi selaras dengan orang lain.

Akibatnya, keputusan yang diambil sering kali bukan dari hati sendiri, melainkan karena ingin menghindari penilaian buruk. Lama-lama hal ini bisa membuatnya kehilangan keaslian diri.

3. Terlalu membutuhkan validasi eksternal

ilustrasi wanita sedih
ilustrasi wanita sedih (pexels.com/Liza Summer)

Ada orang yang merasa tenang hanya jika mendapat pengakuan atau persetujuan dari orang lain. Mereka menganggap nilai dirinya baru ada ketika orang lain setuju dengan pilihan yang dibuat.

Ketergantungan pada validasi eksternal ini bisa membuat seseorang sulit membangun fondasi yang kuat dari dalam. Padahal, validasi sejati datang dari penerimaan diri sendiri.

4. Pengalaman masa lalu yang membentuk trauma dan rasa takut

ilustrasi wanita melamun
ilustrasi wanita melamun (pexels.com/MART PRODUCTION)

Terkadang, pengalaman masa kecil atau lingkungan yang terlalu kritis bisa membentuk kebiasaan untuk selalu mencari aman lewat pendapat orang lain. Ia terbiasa dihakimi atau diremehkan sehingga tumbuh dengan rasa takut salah.

Pola ini berlanjut hingga dewasa, membuat seseorang sulit membedakan mana suara hatinya dan mana suara yang datang dari luar.

5. Khawatir kehilangan hubungan sosial

ilustrasi wanita stres
ilustrasi wanita stres (pexels.com/MART PRODUCTION)

Ada juga orang yang takut kehilangan teman, keluarga, atau pasangan jika tidak mengikuti pendapat mereka. Demi menjaga hubungan tetap harmonis, ia rela menyingkirkan keinginannya sendiri.

Sayangnya, hal ini justru bisa menimbulkan konflik batin. Sebab dalam jangka panjang, ia akan merasa lelah karena tidak hidup sesuai dengan dirinya sendiri.

Terlalu fokus pada pendapat orang lain hanya akan membuatmu kehilangan suara hatimu. Belajar menyeimbangkan antara masukan dari luar dengan keyakinan diri adalah kunci untuk hidup lebih autentik dan tenang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us