Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Falsafah Hidup Orang Toraja Ini Bisa Kamu Tiru 

Pexels.com/Tristan Lee
Pexels.com/Tristan Lee

Sebagai salah satu suku pedalaman di Indonesia yang memiliki adat dan alam yang unik, tentunya orang Toraja memiliki sejumlah falsafah atau pegangan hidup yang senantiasa diingat dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Nah, berikut 5 falsafat hidup orang Toraja yang bisa banget kamu tiru. Yuk, baca artikel selengkapnya dibawah ini.

1. Pepatah "misa' kada dipotua, pantan kada dipomate"

Tim pemain rugby (Pexels.com/Pixabay)
Tim pemain rugby (Pexels.com/Pixabay)

Secara harafiah, pepatah ini artinya "satu pendapat membuat kita hidup, banyak ego pendapat pribadi membuat kita mati". Makna dari pepatah ini mengajak kita semua untuk senantiasa bersatu dalam menghadapi berbagai macam masalah.

Bagi orang Toraja, pepatah ini dapat dikatakan sudah mendarah daging dan menjadi identitas masyarakat Toraja di mana pun berada. Beberapa organisasi mahasiswa yang penulis kenal di Makassar juga menggunakan pepatah ini sebagai motto.

2. Budaya malongko' atau masiri'

Pixabay.com/Mintchipdesigns
Pixabay.com/Mintchipdesigns

Seperti di dalam budaya masyarakat Bugis yang dikenal dengan adanya istilah siri', masyarakat Toraja juga menganut budaya malongko' atau masiri' yang artinya malu ketika melakukan hal-hal yang tidak terpuji.

Selain adanya aturan tertulis yang disertai dengan sanksi, budaya malu dalam masyarakat Toraja sukses membuat masyarakatnya mengurungkan niatnya ketika terbersit dalam pikirannya untuk melakukan hal-hal yang tidak pantas.

3. Unturu' aluk sola pemali

Pixabay.com/Jarmoluk
Pixabay.com/Jarmoluk

Secara harfiah, falsafah ini artinya hidup dengan mengikuti aturan dan pantangan yang berlaku di dalam lingkungan Toraja maupun ketika pergi ke daerah orang lain agar dihargai oleh siapapun dan tidak akan mendapat malu.

Adapun contoh aluk atau aturan hidup seperti menghormati orang yang lebih tua dan suka menolong sesama. Sedangkan contoh pemali atau pantangan adalah tidak menginjak atau menyia-nyiakan makanan dan menikahi saudara sendiri atau menikah dengan kerabat keluarga yang lain seperti sepupu hingga tinggat 3 kali.

4. Falsafah Tallu lolona

Pexels.com/Pixabay
Pexels.com/Pixabay

Falsafah ini menegaskan jika sesama mahluk hidup harus senantiasa hidup berdampingan dalam keharmonisan. Hal ini termasuk kearifan lokal masyarakat Toraja yang bisa membantu terjaganya lingkungan yang ideal bagi manusia, hewan dan tumbuhan.

Secara harfiah, falsafah ini artinya 3 ukuran. Falsafah hidup ini menjadikan lolo tau (manusia), lolo patuan (hewan) dan lolo tananan (tanaman) sebagai ukuran kebahagiaan orang Toraja.

Jika kamu sudah memiliki keturunan, kerbau apalagi yang belang serta padi yang melimpah, maka kamu disebut termasuk golongan orang yang bahagia di sisa hidup yang sedang kamu jalani.

5. Tae' na ma'din disa'biangan te mai kande saba' napakasalle ki'

Pexels.com/Icon0
Pexels.com/Icon0

Secara harfiah, falsafah ini artinya tidak boleh merendahkan makanan karena itu yang membuat kita tumbuh besar hingga kini. Falsafah ini berkaitan erat dengan pantangan atau pemali dalam budaya orang Toraja yang sangat menghormati padi atau nasi sehingga harus diperlakukan dengan baik.

Hal ini juga membuat orang Toraja memiliki kata umpatan yakni kenna na pula' ko bo'bo' yang artinya semoga kamu tersedak oleh nasi. Dengan demikian, makanan menjadi salah satu bagian terpenting dalam hidup yang patut kamu hormati.

Nah, dari sekian falsafah hidup orang Toraja di atas, yang mana, nih yang sering kamu lakukan dalam hidupmu? Yuk, bagikan pengalamanmu di kolom komentar di bawah ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irvin Pabane
EditorIrvin Pabane
Follow Us