6 Tips ketika Tetangga Berkonflik, Perlu Ikut Campur?

Kehidupan bertetangga yang paling diharapkan tentu selalu rukun. Jika warga di suatu permukiman tidak saling membenci, kalian bisa seperti saudara yang gak ada hubungan darah. Satu sama lain punya keperluan apa saja menjadi mudah. Sebaliknya apabila ada dua atau lebih tetangga yang berkonflik, kenyamananmu akan ikut terganggu.
Terlebih rumah mereka masih berdekatan dengan rumahmu. Atau, mereka adalah tetangga kanan dan kirimu. Dirimu berusaha cuek pun, suara mereka ketika cekcok mungkin mewarnai hari-harimu. Belum lagi jika masing-masing meminta dukungan. Situasimu menjadi tambah sulit.
Perselisihan antartetangga, sekalipun tidak secara langsung melibatkanmu, harus tetap dihadapi dengan hati-hati. Termasuk kalau salah satunya sangat akrab denganmu, bukan artinya dirimu kudu membelanya. Lebih jelasnya, ikuti enam tips berikut biar kamu gak terseret ke persoalan tersebut.
1. Pura-pura tak tahu jika pihak yang berseteru gak cerita padamu

Masalah apa pun sebaiknya dihindari. Khususnya persoalan yang tidak berkaitan langsung denganmu. Jangan tergoda buat mencari tahu tentang apa yang terjadi di antara beberapa tetanggamu. Tentu mungkin dirimu mendengar duduk perkaranya dari orang lain yang membicarakannya.
Tapi, jangan pernah kamu menanyakannya secara langsung pada pihak-pihak yang bertikai. Dirimu juga tak perlu banyak berkomentar saat orang lain menceritakannya. Ketika kamu berjumpa dengan para tetangga yang sedang ada masalah, sapa saja seperti biasa.
Jangan menunjukkan sikap aneh seperti dirimu sengaja menghindari salah satu atau keduanya. Bila mereka merasa perlu dan memercayaimu tentu nanti bakal cerita sendiri. Kalau kamu berusaha mengorek cerita sekarang malah mereka belum siap. Itu membuatmu terkesan kepo dan meningkatkan perasaan negatif mereka.
2. Bila mereka bercerita, dengarkan tanpa memihak

Lalu bagaimana bila salah satu dari mereka atau bahkan keduanya akhirnya menceritakan persoalannya padamu? Kamu tentu gak boleh menolak yang hanya akan membuat mereka curiga. Dengarkan saja apa pun yang dikatakan oleh setiapnya. Dirimu tak usah menunjukkan keberpihakan pada siapa pun.
Baik tetangga yang lebih dekat denganmu maupun kurang dikenal olehmu sama-sama berhak atas sikap netralmu. Lagi pula, sedikit saja kamu terlihat membela salah satunya pasti bakal muncul persoalan baru. Tetangga yang merasa dilawan oleh dua orang akan membencimu juga.
Pilihlah jawaban-jawaban yang aman ketika seseorang menanyakan posisimu. Katakan saja bahwa mereka semua tetangga yang baik padamu. Maka kamu juga berharap hubungan mereka tetap atau akan segera kembali membaik. Sekuat apa pun mereka berusaha mendesakmu untuk memilih membela salah satu, bersikaplah konsisten dengan tidak berpihak.
3. Bertanya hanya untuk menggali kronologi, bukan mencampuri

Menjadi pendengar yang harus menjaga sikap netral tidak berarti kamu gak boleh berkomentar apa-apa. Dirimu bahkan masih boleh bertanya terkait permasalahan yang diceritakan tetangga. Akan tetapi, pastikan pertanyaanmu tidak memprovokasi.
Sebab jika kamu mengompori mereka, konflik yang terjadi bakal makin memanas. Apalagi bila dirimu memprovokasi kedua belah pihak. Kamu malah seperti mengadu domba mereka. Jika kemudian mereka menyadari ulahmu, justru mereka kompak memberimu pelajaran.
Jaga pertanyaanmu cuma buat mencari tahu kronologi peristiwa yang dipersoalkan. Keterangan mereka penting agar dirimu bisa lebih memahami duduk perkaranya. Boleh jadi dengan kamu menganalisis kronologi kejadian berdasarkan pengakuan mereka, titik kesalahpahamannya bakal ditemukan.
4. Pelan-pelan meredam emosi tetangga yang bercerita ke kamu

Gak usah menunggu semua pihak yang bertikai memercayaimu sebagai teman curhat. Satu orang saja mendatangimu untuk membicarakan masalah itu, kamu dapat mengambil peran kecil yang penting untuk meredam konflik. Dengan memperhatikan kesiapan seseorang buat mendengar nasihat, minta ia supaya lebih sabar.
Dirimu tak perlu menyalahkan sikapnya atau perasaan kesalnya. Kamu cuma menenangkan dan meyakinkannya bahwa dengan kesabaran, semuanya akan lebih mudah. Kalau dia memprotes saranmu, jangan bicara lebih banyak lagi. Dirimu bisa menepuk-nepuk bahunya untuk meredakan emosinya yang mulai meninggi.
Jika kamu berhasil membuat satu orang saja lebih tenang, pihak lain otomatis bakal mengikuti. Ketegangan di antara mereka masih ada, tetapi tidak separah bila gak satu pun mau bersabar. Ajak tetangga yang sudah terbuka padamu untuk melihat persoalannya dengan pikiran jernih.
5. Mau jadi juru damai hanya bila kedua pihak memintamu

Meski kamu selalu punya niat positif dengan mendamaikan siapa pun yang bertikai, tidak setiap situasi membutuhkan peranmu. Salah-salah, keberadaanmu justru ditentang keras oleh semua orang yang terlibat dalam masalah tersebut. Peran sebagai juru damai hanya boleh diterima jika pihak-pihak yang berseteru meminta bantuanmu.
Permintaan mereka memperjelas posisimu dalam perselisihan. Kamu tak ubahnya orang kepercayaan mereka semua. Dirimu diminta buat menengahi masalah, bukan tiba-tiba kamu yang ikut campur. Apabila baru ada satu orang yang memintamu untuk mendamaikan dirinya dengan orang lain, jelaskan apa yang dapat dilakukan olehmu sekarang.
Yaitu, kamu hanya akan memberikan masukan-masukan buatnya. Jelaskan bahwa pihak lain bisa tersinggung apabila dirimu langsung berusaha menjadi juru damai mereka. Kalau itu sampai terjadi, konflik mereka justru bertambah buruk dan kesempatanmu untuk mendamaikan seketika tertutup.
6. Panggil petugas keamanan di situasi genting

Meski kamu dianjurkan buat gak ikut campur dalam konflik antartetangga, ada situasi yang mengharuskanmu mengambil tindakan. Contohnya, saat tetanggamu cekcok sampai terjadi baku hantam. Kalau orang-orang di sekitarnya gak ada yang peduli, adu jotos dapat bertambah parah.
Mereka bukan hanya mengalami luka ringan. Nyawa pun dapat melayang bila tidak ada orang yang menghentikannya. Akan tetapi, risiko dari melerai perkelahian juga besar. Apalagi jika ada orang yang membawa senjata. Lebih aman buatmu menghubungi pihak keamanan baik satpam kompleks maupun polisi.
Jika pun satpam dan polisi lama datang, minimal kamu memanggil tetangga-tetangga lain. Dirimu bisa berteriak atau menelepon mereka. Baru kalian beramai-ramai menengahi dua orang yang berkelahi. Jangan keluar rumah sendirian sekalipun dirimu pria. Salah-salah kamu yang celaka bahkan meregang nyawa oleh serangan yang salah sasaran.
Konflik di lingkungan permukiman dapat menciptakan kubu di masing-masing pihak. Jangan sampai kamu masuk ke salah satunya. Sikapmu yang tidak netral akan selalu dicatat oleh kubu lawan. Sementara bila dirimu berdiri di tengah, tetangga yang sekarang sedang berkonflik akan tetap segan padamu.