8 Alasan Orang Gak Sering Beli Pakaian, Hidup Minimalis!

Tidak ada ukuran yang pasti terkait frekuensi ideal buat orang membeli pakaian. Kebutuhan pakaian bisa dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, seperti orang yang kerap tampil di panggung memerlukan lebih banyak pakaian daripada pekerja di balik layar. Pun ada orang yang jarang membeli pakaian, tetapi sekali belanja dalam jumlah banyak.
Namun, orang yang hanya membeli pakaian 1 atau 2 kali dalam setahun termasuk jarang menambah koleksi busananya. Apa yang membuatnya betah gak checkout pakaian baru meski ada banyak promo menarik? Ini beberapa alasan orang gak sering beli pakaian.
1. Jarang bepergian

Sebanyak-banyaknya pakaian yang dimiliki oleh orang yang jarang bepergian, biasanya masih kalah jauh dari mereka yang lebih sering di luar rumah. Rumah menjadi zona paling nyaman yang membuat pakaian lama pun tetap bisa dikenakan. Orang gak perlu terlalu jaga image ketika di rumah.
Sementara itu, bepergian dengan pakaian yang itu-itu lagi biasanya akan ditandai teman. Pun pakaian yang dikenakan untuk beraktivitas di luar rumah lebih mudah rusak oleh panas matahari, berbagai noda, atau tidak sengaja menyangkut pada benda tajam. Makanya, sering di rumah membuat pakaian berumur panjang dan jumlah yang sedikit pun sudah memadai.
2. Memakainya sepasang demi sepasang

Berbeda dengan perhiasan yang dapat dipakai dalam jumlah banyak secara bersamaan, pakaian biasanya dikenakan sepasang demi sepasang. Seperti satu celana panjang dipadukan dengan satu kaus atau paling banyak ditambah outer. Setelan tersebut umumnya dipakai dalam beberapa jam hingga setengah hari, tergantung kegiatan.
Kalau dihitung, jumlah pakaian yang dibutuhkan setiap orang memang sebenarnya gak banyak. Jika seseorang terlalu sering membelinya, nanti malah sebagian besarnya jarang sekali dipakai. Lebih baik memaksimalkan penggunaan pakaian yang sedikit.
3. Asal rajin mencuci, pakaian sedikit pun cukup

Sifat rajin atau malas juga berpengaruh pada jumlah pakaian yang dimiliki orang. Seseorang yang mencuci pakaian setiap hari memerlukan lebih sedikit setelan. Pakaian yang sudah kering bisa langsung dipakai lagi.
Lain dengan orang yang mencuci pakaian hanya seminggu sekali atau lebih dari itu. Tentu dia membutuhkan lebih banyak pakaian ganti. Orang yang mencuci sekali dalam sepekan perlu setidaknya 8—10 pakaian biar aman, selagi orang yang mencuci tiap hari dapat cukup dengan 3 setel pakaian.
4. Jika dirawat dengan baik, pakaian akan awet

Perawatan pakaian juga menjadi penentu seseorang perlu sering membelinya atau tidak. Pakaian yang dirawat dengan baik, seperti segera dicuci selepas dipakai, berhati-hati agar tak terkena noda yang sulit dihilangkan, dan dijemur dengan benar akan lebih awet. Warna pakaian tidak lekas pudar dan dapat digunakan lebih lama.
Sebaliknya, pakaian yang kurang diperhatikan dari pemakaian sampai pencucian, penjemuran, serta penyetrikaannya bakal cepat lusuh atau robek. Bila sudah begitu, mau tak mau perlu membeli pakaian baru. Cermat dalam merawat pakaian akan menghemat pengeluaran bakal belanja baju.
5. Uangnya bisa dipakai untuk hal-hal lain

Bahkan orang yang paling suka mengikuti mode pun dapat lebih menahan diri dalam berbelanja pakaian bila punya keinginan yang kuat akan sesuatu. Misalnya, ingin segera memiliki mobil atau rumah.
Selain bekerja keras, penghematan juga penting dilakukan. Salah satunya dengan mengurangi belanja pakaian baru. Gak sering membeli pakaian tak mengancam keberlangsungan hidup. Bujet belanja pakaian ratusan ribu per bulan dapat dialihkan ke tabungan bakal uang muka mobil atau rumah.
6. Gak punya lemari yang besar

Keterbatasan ruang memaksa orang untuk hidup lebih minimalis. Termasuk cuma punya lemari pakaian berukuran kecil. Gak mungkin pakaian yang banyak ditumpuk di mana-mana.
Selain tidak enak dipandang, pakaian yang ditaruh sembarangan juga lebih mudah rusak oleh debu, kelembapan, atau binatang kecil. Lebih simpel mempunyai pakaian sedikit disesuaikan dengan ukuran lemari. Ruangan secara keseluruhan menjadi lebih rapi tanpa pakaian di sana sini.
7. Sesekali ada orang yang memberinya pakaian

Pakaian diperoleh tak hanya dengan dibeli dari toko. Terkadang orang mendapatkan pakaian baru maupun bekas tetapi masih layak pakai dari saudara atau teman. Pakaian juga termasuk dalam barang yang kerap dijadikan kado dan oleh-oleh.
Makin banyak kenalan, kadang makin sedikit pula pula pakaian yang perlu dibeli. Beberapa dari mereka rutin memberinya pakaian padahal itu tak seperti makanan yang habis dalam sekali santap. Seseorang jadi gak perlu lagi menambah pakaiannya, kecuali ada acara yang mengharuskannya berbusana tertentu dan dia belum memilikinya.
8. Kerja lebih sering pakai seragam

Orang dewasa menghabiskan lebih dari separuh harinya di tempat kerja. Apabila pekerjaan mengharuskannya berseragam setiap hari, tentu menjadi tak banyak pakaian bebas yang diperlukannya. Pakaian 2 atau 3 setel buat bepergian pun sudah cukup.
Kebutuhan pakaian meningkat kalau pekerjaannya di luar rumah, tetapi tidak diberi seragam. Berbeda dengan orang yang bekerja dari rumah dan bebas mengenakan pakaian apa saja, ia harus lebih menjaga penampilan. Pakaian bebas untuknya bekerja setidaknya sama dengan jumlah hari kerjanya dalam sepekan.
Mengurangi belanja apa pun baik untuk kesehatan keuangan. Utamanya kalau kita memang tidak terlalu membutuhkan sesuatu, seperti pakaian yang banyak. Dengan pakaian yang terbatas, kita juga masih dapat tampil pantas bahkan keren.