Hindari 5 Kalimat Ini agar Gak Dicap Pecundang yang Suka Menggerutu

30 Jun 2021, 06:10 WIB

Ilustrasi perempuan sedang tertekan (unsplash/charnas)

Hidup adalah pilihan. Apa yang kita pilih tentu itu adalah hasil dari proses berpikir dan menimbang dalam diri kita. Banyak hal yang terjadi dalam hidup kita adalah sebuah sebab akibat yang berasal dari kita sendiri. Kehidupan dan manusia pada akhirnya adalah dua benang merah yang harus terus terkoneksi. Bagaimana manusia hidup dengan caranya dan peraturannya masing-masing membuat manusia hadir dengan berbagai karakter dan keunikannya.

Ada mereka yang hidup dengan jalan positif dan ada pula mereka yang hidup selalu berpegang pada hal-hal negatif yang penuh pesimisme. Tipe kedua ini memang sangat tidak baik. Pesimis terus menerus, mengeluh dan tidak pernah mau mencoba. Dan yang paling sering adalah mereka selalu mengucapkan kalimat-kalimat khas pesimisme negatif yang membuat diri mereka layakanya pecundang yang tak pernah optimis. Maka dari itu Beberapa kalimat di bawah ini harus kamu hindari mengucapkannya agar tidak dicap "pecundang".

1. "Aku tak punya cukup waktu"

Ilustrasi perempuan sedang tertekan (unsplash/spoony)

Jangan jadi pecundang dengan seribu alasan. Banyak orang menggunakan waktu sebagai alasan untuk menunda dan melarikan diri dari tanggung jawab. Jangan pernah mengatakan "aku tak punya cukup waktu". Kalimat tersebut sangat menunjukkan bahwa dirimu adalah orang yang tidak memiliki tanggung jawab dan tak bisa diberikan kepercayaan. Jangan mengkambing hitamkan waktu untuk kepentingan pribadi yang hanya menguntungkanmu.

2. "Kamu sih gampang melakukannya. Kalau aku bakal sulit pasti"

Ilustrasitiga orang sedang bercakap-cakap (unsplash/eliottreyna)

Sulit jika kamu tidak pernah mencoba. Semua orang ketika memulai sesuatu baik itu bisnis atau sebuah pekerjaan tentu saja selalu merasa sulit. Jangan pernah menganggap kamu selalu tidak bisa melakukan apa yang orang lain bisa lakukan. Jangan menjadi pecundang yang tidak percaya dengan anugerah yang diberikan Tuhan kepadamu. Kuncinya adalah kamu harus belajar. Belajarlah kepada orang yang lebih berpengalaman. Serap ilmunya dan praktikkan di kehidupanmu.

3. "Kamu payah!"

Ilustrasi laki-laki sedang tertekan (unsplash/eliottreyna)

Jangan pernah menjatuhkan orang lain. Bagaimanapun buruknya situasi, hindari untuk menyalahkan orang lain dan merendahkannya. Kalimat semacam "kamu payah" adalah salah satu kalimat yang harus kamu hindari. Jangan mencoba cari aman dengan cara menjatuhkan orang lain.

4. "Oh, itu cuma keberuntungan saja"

Ilustrasi laki-laki sedang memegang kacamatanya (unsplash/eliottreyna)

Menganggap semua orang yang sukses hanya berdasar keberuntungan. Jangan menjadi arogan dengan pemikiran buntu semacam itu. Sukses sejatinya memang perlu campur tangan sebuah keberuntungan. Namun tidak akan pernah ada keberuntungan jika tidak ada usaha yang dimulai sebelumnya. Jadi jangan hanya bisa menggerutu bahwa orang sukses itu cuma modal beruntung. Berkacalah, apakah kamu sudah dinaungi keberuntungan atau kesialan karena hanya bisa mengegerutu?

5. "Aku tidak bisa"

Ilustrasi perempuan sedang merengung (unsplash/ayahya09)

Jika kamu selalu mengatakan "tidak bisa", kapan kamu akan berkembang. Hindari kalimat tersebut. Lawan ketakutanmu akan kegagalan dan dorong dirimu hingga ke batas terjauh. Kalimat "tidak bisa" bukanlah solusi yang membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik. Justru kalimat tersebut menunjukkan kualitas dirimu yang lemah dan layak disebut pecundang. Jangan menjadi pecundang ketika kamu dihadapkan dengan peluang. Ambil peluang yang ada dan tantang dirimu untuk menghadapinya.

Apa yang kita katakan sering menjadi pemicu bagaimana kita bertindak dalam hidup. Hindari kalimat-kalimat pecundang di atas. Jangan terjebak dengan ego untuk lebih baik dengan cara menjatuhkan orang lain. Serta jangan terkurung dalam penjara ketakutan untuk mencoba.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.