Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi wajah sendu wanita (Unsplash.com/Christopher Campbell)

Hampir sebagian besar orang senang berkomentar terhadap sikap atau perilaku di sekitarnya. Sayang, "hobi" semacam ini tanpa sadar ikut merambah pada fisik seseorang. Tanpa sadar orang jadi kelepasan hingga komentarnya mengarah pada body shaming, merendahkan atau mempermalukan fisik orang lain.

Parahnya lagi, kebiasaan ini justru kerap dijadikan candaan. Alhasil, saat orang lain tersinggung, alih-alih minta maaf, si pelaku justru menuduh mereka baper. Biar gak melukai perasaan seseorang, yuk, hindari perkataan yang menjurus pada body shaming berikut ini.

1. "Kayaknya gendutan, ya. Coba, deh diet biar cakep"

ilustrasi perkataan dan sikap body shaming (Unsplash.com/canweallgo)

Bentuk tubuh yang cenderung di atas rata-rata memang kerap dikomentari orang atau menjadikannya bahan bercandaan. Sayangnya, kondisi semacam ini gak selalu menyenangkan kedua belah pihak. Meski niatnya hanya bertanya tanpa maksud merendahkan sekalipun, tapi kata "gendut" atau "gemuk" bisa terasa menyakitkan.

Apalagi kalau masih ditambah sikap sok peduli dengan menyarankan untuk diet, tanpa sadar justru makin melukai hati. Belum tentu dia gak nyaman dengan kondisinya atau memang sedang gak nyaman hingga merasa gak PD.

Komentar yang menurutmu sekadar "Kok gendutan?" atau "Coba, deh diet biar makin cakep" justru bisa menurunkan kepercayaan dirinya. Kamu seolah sedang memaksakan standar fisik tertentu agar diikuti oleh dia.

2. "Kok jerawatnya makin parah, sih. Gak dirawat, ya mukanya?"

Editorial Team

Tonton lebih seru di