3 Keuntungan saat Kamu Gak Sibuk Cari Validasi, Chill!

06 Agu 2025, 06:16 WIB

Ratna Kurnia Ramadhani

ilustrasi seorang perempuan yang sedang tersenyum (pexels.com/MART PRODUCTION)

Intinya sih...

Punya kebebasan untuk berekspresi tanpa tergantung pada validasi eksternal
Tidak perlu habiskan energi untuk membuktikan diri pada orang lain
Merasakan kebahagiaan yang lebih riil dengan mengambil pilihan hidup sesuai kebutuhan sendiri

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Coba perhatikan perilaku orang-orang di sekelilingmu. Tidak semua orang ternyata punya rasa percaya diri yang tinggi dalam menjalani hidup. Pasalnya, alih-alih memperjuangkan pilihannya sendiri, mereka malah sibuk mencari validasi dari sana sini. Mereka baru akan merasa lebih kuat tatkala sudah mendapatkan persetujuan atau dukungan dari orang lain karena itu menandakan bahwa mereka tidak sendiri.

Sayangnya, perilaku seperti ini tidaklah baik. Pasalnya, ini menjadikan seseorang terus meragukan diri sendiri. Oleh sebab itu, jangan ikuti jejak mereka. Jika kamu tidak sibuk mencari validasi, bersiaplah untuk menikmati keuntungan berikut ini, ya!

1. Punya kebebasan untuk berekspresi

ilustrasi seorang perempuan yang sedang membaca buku (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Tidak dapat dimungkiri bahwa mencari validasi untuk hal tertentu memang terkadang dibutuhkan. Namun, bila sampai ketergantungan alias menjadikan semua aspek dalam kehidupan ini harus mendapatkan validasi dari orang lain, jelas akan sangat merepotkan. Bagaimana tidak, alih-alih menikmati hidup, kamu malah sibuk untuk menjaga citra diri demi mendapatkan penilaian positif dari orang-orang di sekitarmu.

Nah, kamu beruntung bila tidak menjadikan validasi eksternal sebagai bagian penting dalam kehidupanmu. Hal ini membuatmu lebih bebas untuk berekspresi dan menjadi diri sendiri karena penilaian orang lain bukan sesuatu yang menentukan kebahagiaanmu. Hasilnya, kamu dapat menjalani keseharian dengan tenang karena bisa menampilkan dirimu yang sebenarnya.

2. Tidak habiskan energi untuk buktikan diri pada orang lain

ilustrasi seorang perempuan yang sedang meminum segelas matcha latte (pexels.com/Anna Pou)

Diakui atau tidak, menyibukkan diri untuk mencari validasi itu sangat melelahkan. Pasalnya, kamu harus membuktikan pada orang lain bahwa kamu benar, pantas mendapatkan dukungan, dan sebagainya. Semua itu akan menguras banyak energi, apa lagi bila ternyata orang yang kamu ajak bicara tidak langsung percaya dan memberi dukungan begitu saja.

Cerita akan jauh berbeda bila kamu bukan pribadi yang haus validasi. Kamu tidak perlu membuktikan apa pun kepada siapa pun, kecuali pada diri sendiri dan mungkin pada sosok terdekat yang kamu sayangi. Dengan begini, kamu bisa menggunakan energi untuk sesuatu yang jauh lebih bermanfaat, seperti pengembangan diri, sehingga mampu menjadi manusia yang semakin berkualitas dari waktu ke waktu.

3. Merasakan kebahagiaan yang lebih riil

ilustrasi orang yang sedang tertawa (pexels.com/cottonbro studio)

Orang yang sibuk mencari validasi kerap kali menjalani hidup yang penuh penderitaan. Bagaimana tidak, mereka rela melakukan apa saja demi mendapatkan persetujuan orang lain, sekali pun langkah itu sebenarnya bukan sesuatu yang benar-benar dibutuhkan. Akibatnya fatal, diri jadi merasa terkekang, sehingga jauh dari kebahagiaan.

Kamu beruntung bila tidak termasuk golongan orang-orang yang menjadikan validasi orang lain sebagai sesuatu yang harus ada. Pasalnya, kamu jadi memiliki kebebasan untuk mengambil pilihan-pilihan hidup sesuai dengan kebutuhanmu, bukan sesuai dengan apa yang menurut orang lain baik untukmu. Hasilnya, rasa bahagia pun dapat diraih dan kamu akan menjalani hari dengan hati yang penuh syukur.

Kamu patut merasa bangga bila mampu menjadi pribadi yang tidak sibuk mencari validasi. Ini menandakan bahwa kamu merupakan sosok yang mandiri, percaya diri, serta paham betul tentang apa yang dibutuhkan dan diinginkan dalam menjalani hidup, meski pilihanmu tidak selalu disetujui oleh orang lain. Hasilnya, kamu akan merasa tenang, utuh, dan bahagia, deh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.