Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Surat Al-A'raf Ayat 181-193 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaan

ilustrasi Al-Qur'an (unsplash.com/Ayesha Firdaus)

Surat Al-A'raf berarti "Tempat Tertinggi". Makna tersebut merujuk pada sebuah tempat yang menjadi perbatasan antara surga dan neraka yang dihuni oleh para Ashab Al-A'raf.

Surat yang terdiri dari 206 ayat ini pun termasuk salah satu dari tujuh surat terpanjang dalam Al-Qur'an atau disebut dengan assab 'uththiwaal. Merupakan golongan surat Makkiyah, berikut bacaan surat Al-A'raf ayat 181-193 lengkap disertai dengan arti, kandungan, dan keutamaannya.

1. Surat Al-A'raf ayat 181–193 beserta artinya

ilustrasi perempuan membaca Al-Qur'an (freepik.com/freepik)

Menjadi bagian dari juz 8 dan juz 9 dalam Al-Qur'an, berikut bacaan surat Al-A'raf ayat 181–193 dengan arab, lafaz, dan artinya.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

Bismillahirrahmannirrahiim.

Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Ayat 181

وَمِمَّنْ خَلَقْنَآ اُمَّةٌ يَّهْدُوْنَ بِالْحَقِّ وَبِهٖ يَعْدِلُوْنَ

Wa mim man khalaqnā ummatuy yahdụna bil-ḥaqqi wa bihī ya'dilụn.

Artinya: Dan di antara orang-orang yang telah Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan (dasar) kebenaran, dan dengan itu (pula) mereka berlaku adil.

Ayat 182

وَالَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُوْنَ

Wallażīna każżabụ bi`āyātinā sanastadrijuhum min ḥaiṡu lā ya'lamụn.

Artinya: Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.

Ayat 183

وَاُمْلِيْ لَهُمْ ۗاِنَّ كَيْدِيْ مَتِيْنٌ

Wa umlī lahum, inna kaidī matīn.

Artinya: Dan Aku akan memberikan tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku sangat teguh.

Ayat 184

اَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوْا مَا بِصَاحِبِهِمْ مِّنْ جِنَّةٍۗ اِنْ هُوَ اِلَّا نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ

A wa lam yatafakkarụ mā biṣāḥibihim min jinnah, in huwa illā nażīrum mubīn.

Artinya: Dan apakah mereka tidak merenungkan bahwa teman mereka (Muhammad) tidak gila. Dia (Muhammad) tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang jelas.

Ayat 185

اَوَلَمْ يَنْظُرُوْا فِيْ مَلَكُوْتِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا خَلَقَ اللّٰهُ مِنْ شَيْءٍ وَّاَنْ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنَ قَدِ اقْتَرَبَ اَجَلُهُمْۖ فَبِاَيِّ حَدِيْثٍۢ بَعْدَهٗ يُؤْمِنُوْنَ

A wa lam yanẓurụ fī malakụtis-samāwāti wal-arḍi wa mā khalaqallāhu min syai`iw wa an 'asā ay yakụna qadiqtaraba ajaluhum fa bi`ayyi ḥadīṡim ba'dahụ yu`minụn.

Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala apa yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya waktu (kebinasaan) mereka? Lalu berita mana lagi setelah ini yang akan mereka percayai?

Ayat 186

مَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَلَا هَادِيَ لَهٗ ۖوَيَذَرُهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ

May yuḍlilillāhu fa lā hādiya lahụ wa yażaruhum fī ṭugyānihim ya'mahụn.

Artinya: Barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak ada yang mampu memberi petunjuk. Allah membiarkannya terombang-ambing dalam kesesatan.

Ayat 187

يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْۚ لَا يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَآ اِلَّا هُوَۘ ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ لَا تَأْتِيْكُمْ اِلَّا بَغْتَةً ۗيَسْـَٔلُوْنَكَ كَاَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ

Yas`alụnaka 'anis-sā'ati ayyāna mursāhā, qul innamā 'ilmuhā 'inda rabbī, lā yujallīhā liwaqtihā illā huw, ṡaqulat fis-samāwāti wal-arḍ, lā ta`tīkum illā bagtah, yas`alụnaka ka`annaka ḥafiyyun 'an-hā, qul innamā 'ilmuhā 'indallāhi wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya'lamụn.

Artinya: Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, “Kapan terjadi?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku, tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

Ayat 188

قُلْ لَّآ اَمْلِكُ لِنَفْسِيْ نَفْعًا وَّلَا ضَرًّا اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗوَلَوْ كُنْتُ اَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِۛ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوْۤءُ ۛاِنْ اَنَا۠ اِلَّا نَذِيْرٌ وَّبَشِيْرٌ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ

Qul lā amliku linafsī naf'aw wa lā ḍarran illā mā syā`allāh, walau kuntu a'lamul-gaiba lastakṡartu minal-khaīr, wa mā massaniyas-sū`u in ana illā nażīruw wa basyīrul liqaumiy yu`minụn.

Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya. Aku hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.”

Ayat 189

 هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ اِلَيْهَاۚ فَلَمَّا تَغَشّٰىهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيْفًا فَمَرَّتْ بِهٖ ۚفَلَمَّآ اَثْقَلَتْ دَّعَوَا اللّٰهَ رَبَّهُمَا لَىِٕنْ اٰتَيْتَنَا صَالِحًا لَّنَكُوْنَنَّ مِنَ الشّٰكِرِيْنَ

Huwallażī khalaqakum min nafsiw wāḥidatiw wa ja'ala min-hā zaujahā liyaskuna ilaihā, fa lammā tagasysyāhā ḥamalat ḥamlan khafīfan fa marrat bih, fa lammā aṡqalad da'awallāha rabbahumā la`in ātaitanā ṣāliḥal lanakụnanna minasy-syākirīn.

Artinya: Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah, Tuhan Mereka (seraya berkata), “Jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami akan selalu bersyukur.”

Ayat 190

فَلَمَّآ اٰتٰىهُمَا صَالِحًا جَعَلَا لَهٗ شُرَكَاۤءَ فِيْمَآ اٰتٰىهُمَا ۚفَتَعٰلَى اللّٰهُ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ

Fa lammā ātāhumā ṣāliḥan ja'alā lahụ syurakā`a fīmā ātāhumā, fa ta'ālallāhu 'ammā yusyrikụn.

Artinya: Maka setelah Dia memberi keduanya seorang anak yang saleh, mereka menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya itu. Maka Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.

Ayat 191

اَيُشْرِكُوْنَ مَا لَا يَخْلُقُ شَيْـًٔا وَّهُمْ يُخْلَقُوْنَۖ

A yusyrikụna mā lā yakhluqu syai`aw wa hum yukhlaqụn.

Artinya: Mengapa mereka mempersekutukan (Allah dengan) sesuatu (berhala) yang tidak dapat menciptakan sesuatu apa pun? Padahal (berhala) itu sendiri diciptakan.

Ayat 192

وَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ لَهُمْ نَصْرًا وَّلَآ اَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُوْنَ

Wa lā yastaṭī'ụna lahum naṣraw wa lā anfusahum yanṣurụn.

Artinya: Dan (berhala) itu tidak dapat memberikan pertolongan kepada penyembahnya, dan kepada dirinya sendiri pun mereka tidak dapat memberi pertolongan.

Ayat 193

وَاِنْ تَدْعُوْهُمْ اِلَى الْهُدٰى لَا يَتَّبِعُوْكُمْۗ سَوَۤاءٌ عَلَيْكُمْ اَدَعَوْتُمُوْهُمْ اَمْ اَنْتُمْ صَامِتُوْنَ

Wa in tad'ụhum ilal-hudā lā yattabi'ụkum, sawā`un 'alaikum a da'autumụhum am antum ṣāmitụn.

Artinya: Dan jika kamu (wahai orang-orang musyrik) menyerunya (berhala-berhala) untuk memberi petunjuk kepadamu, tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu, sama saja (hasilnya) buat kamu menyeru mereka atau berdiam diri.

2. Kandungan surat Al-A'raf ayat 181–193

ilustrasi Al-Qur'an (unsplash.com/Masjid Pogung Dalangan)

Berikut ini kandungan surat Al-A'raf ayat 181–193 tiap ayat-ayatnya yang dapat dipahami, yaitu:

  • Ayat 181 menjelaskan penegasan yaitu orang-orang yang telah Allah ciptakan terdapat umat yang menjadi teladan dan selalu memberikan petunjuk berdasarkan kebenaran. Dari dasar itulah, mereka setiap saat selalu berlaku adil, tidak menyimpang ke mana-mana, namun menelusuri jalan tengah yang merupakan jalan kebaikan, mereka adalah yang akan menjadi penghuni surga.
  • Ayat 182 menjelaskan Allah menegaskan bagi orang-orang yang mendustakan ayat-Nya baik itu ayat Al-Qur’an atau mukjizat para nabimaka Allah akan biarkan mereka berangsur-angsur menuju ke arah kebinasaan sampai mencapai tahap maksimalnya. Mereka akan sangat kaget saat kebinasaan itu datang dengan cara yang mereka tidak ketahui.
  • Ayat 183 menjelaskan Allah akan memberikan kesempatan hidup yang cukup dengan menganugerahkan mereka kenikmatan sampai dirinya lupa daratan dan lupa akan perbuatan yang telah mereka lakukan. Sungguh, rencana Allah sangat teguh yakni tidak ada satu pun yang mampu membatalkan bahkan akan sangat menyakitkan mereka.
  • Ayat 184 menjelaskan mereka terlalu cepat mendustakan ayat-ayat Allah di mana lahir dari pengingkaran terhadap rasul yang telah menyampaikan peringatan yang jelas. Dalam firmannya, Allah menegaskan bahwa Rasulullah (Nabi Muhammad) sama sekali tidak gila, dia hanyalah seorang pemberi peringatan yang jelas terkait akibat perbuatan syirik mereka.
  • Ayat 185 menjelaskan Allah mengajak mereka untuk senantiasa memperhatikan alam raya sebagaimana yang sudah difirmankan pada ayat ini. Namun, mereka tidak berpikir kalau ajal mereka sebenarnya telah dekat atau semakin dekat, sehingga mereka harus cepat-cepat merenungi dan mencari kebenaran sebelum ajal mereka tiba. Apabila Al-Qur’an tidak dipercaya, lantas berita mana lagi setelah ini yang akan mereka yakini?
  • Ayat 186 menjelaskan mereka enggan untuk mengikuti Al-Qur’an dan keterangan yang telah disampaikan oleh para nabi dan rasul, maka berlakulah ketetapan Allah berupa disesatkan akibat kebejatan hati dan keengganannya sehingga tidak ada yang bisa memberi petunjuk. Oleh karena itu, Allah terus membiarkannya selalu terombang-ambing dalam kesesatan dan tidak menemukan jalan kebenaran.
  • Ayat 187 menjelaskan orang-orang kafir bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hari kiaman kapan dan bagaimana itu terjadi dan Rasulullah SAW menjawab bahwa semua itu hanya Allah yang tahu sebagaimana disebutkan dalam ayat ini. Namun, mereka mengulangi pertanyaan tersebut seakan-akan Rasulullah SAW mengetahuinya. 
  • Ayat 188 menjelaskan penegasan lanjut Rasulullah SAW tentang pertanyaan tersebut yakni bukan hanya soal kapan terjadi Hari Kiamat, melainkan juga semua persoalan berada dalam genggaman kekuasaan Allah. Rasulullah SAW tidak mempunyai wewenang dan pengetahuan, kecuali apa yang dikehendaki dan dianugerahkan Allah.
  • Ayat 189 menjelaskan Allah mengajak mereka untuk bisa membaca fakta dalam diri mereka. Pada ayat ini dijelaskan juga bagaimana Allah menciptakan keturunan Nabi Adam a.s dari jiwa yang satu bersama pasangannya, Hawa, mulai dari kehamilan awal hingga kehamilan yang semakin besar. 
  • Ayat 190 menjelaskan atas doa mereka Allah menganugerahkan keduanya seorang anak yang saleh lagi sempurna, kemudian mereka menjadikan sekutu bagi Allah yakni mereka tidak bersyukur di mana kelahirannya dianggap berkat berhala-berhala yang mereka telah sembah. Oleh karena itu, mereka menamakan anak-anak mereka dengan nama Abdul Uzza, Abdul Manat , Abdusy Syam dan lain-lain, sungguh Allah Mahatinggi dari apa yang telah mereka persekutukan.
  • Ayat 191 menjelaskan sudah banyak bukti-bukti keagungan, ketinggian dan juga kesucian Allah dari segala kekurangan dan sekutu, lantas mengapa mempersekutukan Allah dengan berhala yang tidak bisa menciptakan apapun? Padahal berhala tersebut diciptakan sendiri oleh manusia.
  • Ayat 192 dan ayat 193 menjelaskan jika sesembahan orang-orang musyrik yakni patung-patung berhala sejatinya tidak dapat menolong mereka dari apapun, bagiamana pun keadaannya.

3. Keutamaan surat Al-A'raf

ilustrasi orang berdoa (unsplash.com/Rachid Oucharia)

Allah SWT menurunkan surat Al-A'raf sebagai peringatan kepada umat muslim agar menjauhi perbuatan syirik. Seperti menyekutukan Allah SWT dan memilih menyembah patung berhala, kemudian mengabaikan ajaran nabi dan rasul yang telah disampaikan, dan memelihara sifat sombong hingga bermain dengan hal-hal sirik.

Karena itulah, barang siapa yang membaca surat ini dan menjadikannya sebagai bacaan rutin untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT, niscaya Dia akan memberikannya. Dengan membaca surat ini pun niscaya akan diliputi ketentraman hidup karena teringat Allah SWT yang selalu ada kapan pun dan di mana pun.

Itulah bacaan surat Al-A'raf ayat 181–193 disertai dengan arti, kandungan, dan kautamaannya. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah dari orang-orang yang berbuat kerusakan. Amin.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Langgeng Irma Salugiasih
EditorLanggeng Irma Salugiasih
Follow Us