Pernikahan menjadi hal umum dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Selain menjadi bukti dari rasa cinta dan kasih sayang, menikah juga merupakan bentuk dari regenerasi untuk memiliki keturunan.
Dalam realitasnya, sebagian masyarakat, terutama generasi milenial dan Gen Z, ternyata kini mengurungkan minatnya untuk menjalin hubungan pernikahan di usia muda. Apa saja alasannya? Yuk, langsung simak selengkapnya di bawah ini berdasarkan hasil riset Populix.
Ada banyak alasan dan faktor penyebab generasi milenial maupun Gen Z gak ingin menikah di usia muda, salah satu ialah karier. Pentingnya pencapaian menuju karier impian menjadi alasan utama generasi milenial dan Gen Z menghindari pernikahan di usia muda, dilansir dalam survei terbaru dari Populix bertajuk “Indonesian Gen-Z & Millennial Marriage Planning and Wedding Preparation”.
Dari total 1.087 responden yang didominasi generasi milenial dan Z, sebanyak 23 persen mengatakan belum atau gak memiliki rencana untuk menikah. Hal tersebut dikarenakan sebanyak 57 persen dari mereka masih ingin fokus berkarier dalam kehidupan pekerjaannya.
Selain fokus berkarier, menikmati kehidupan lain di luar pekerjaan juga menjadi jawaban tertinggi kedua dari alasan generasi milenial dan Z menghindari pernikahan di usia muda. Sebanyak 53 persen mengaku bahwa ingin fokus terhadap aspek lain dari kehidupan pribadi di luar pekerjaan, seperti hobi, keluarga, dan lain-lain.
Di sisi lain, survei tersebut juga ternyata menemukan bahwa sebagian besar responden sudah memiliki rencana untuk menikah. Walaupun gak dalam waktu dekat, sebanyak 58 persen dari total 1.087 responden generasi milenial dan Gen Z mengatakan bahwa mereka telah memiliki rencana untuk menikah di masa depan.
“Survei kami menemukan bahwa sebagian besar generasi milenial dan Gen Z memiliki rencana untuk menikah di masa depan. Mereka menganggap 25-30 tahun sebagai usia ideal untuk menikah. Menariknya, sebagian Gen Z memiliki keinginan untuk menikah di usia yang lebih muda, yaitu 20-25 tahun, dibandingkan milenial yang merasa bahwa 30-35 tahun masih menjadi usia yang ideal untuk menikah," ujar Eileen Kamtawijoyo, Co-Founder dan COO Populix, dalam rilis yang diterima IDN Times.
Selain timbul dari dalam diri sendiri, ada juga alasan yang muncul akibat faktor dari luar. Melihat banyaknya perceraian yang terjadi di lingkungan sekitar menjadikan para generasi milenial dan Gen Z takut mengalami kejadian serupa.
Dilansir Daily Sundial, generasi saat ini merasa ragu-ragu untuk menikah karena tingginya tingkat perceraian pada baby boomers, yang telah berlipat ganda selama 25 tahun terakhir, berdasarkan studi Pew Research. Hal tersebut tentu menjadi pertimbangan tersendiri bagi generasi milenial dan Gen Z untuk menahan diri terhadap status pernikahan guna mencegah akhir perceraian yang sama.
Seiring dengan peningkatan status perceraian yang terjadi, generasi milenial dan Gen Z akhirnya belum atau bahkan gak siap untuk berkomitmen melanjutkan jenjang hubungannya ke tahap yang lebih serius, yakni pernikahan. Dilansir Daily Sundial, ada perbedaan mentalitas yang berbeda terhadap pernikahan antara generasi saat ini dibandingkan dengan generasi yang telah menikah selama lebih dari 35 tahun.
"Ada banyak ketakutan seputar pernikahan, seperti terjebak dalam sesuatu yang gak baik. Sebagian besar orang juga hanya ingin melakukan perjalanan dengan seseorang yang mereka cintai sebelum akhirnya berkomitmen pada sesuatu yang sebesar itu, dalam hal ini ialah pernikahan," tulis Bryan Hernandez, dilansir Daily Sundial.
Menjadi alasan lain dari menghindari pernikahan di usia muda ialah adanya masalah finansial. Bukan hanya sekadar aspek cinta semata, pernikahan juga tentu melibatkan beragam faktor lain, salah satunya ekonomi.
Dilansir Girls United, perempuan menyandarkan pernikahan terhadap keamanan finansial. Ketika kamu berpikir tentang aspek pernikahan, kenyamanan ekonomi, seperti tagihan dan kebutuhan rumah tangga sehari-hari tentu menjadi faktor utama yang ingin dicapai. Jika kondisi ekonomi dirasa belum cukup kuat, maka niat melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan pun terpaksa harus kandas.
Deretan alasan di atas menjadi pertimbangan tersendiri bagi para generasi milenial dan Gen Z untuk menikah, terutama di usia muda. Terlepas dari berbagai aspek dan faktor tersebut, menghargai pendapat dan keputusan pribadi menjadi hal terpenting yang harus selalu dihargai serta dihormati.