5 Cara Menghadapi Pasangan yang Pelit, Komunikasikan!

13 Apr 2024, 11:20 WIB

ilustrasi komunikasi dengan pasangan (pexels.com/Keira Burton)

Saat menjalin hubungan asmara dengan seseorang, perbedaan dalam pola pikir dan kebiasaan tentu akan terjadi. Salah satunya adalah cara mengelola dan melakukan pengeluaran keuangan. Tidak jarang, ini menjadi sumber konflik dalam hubungan, lho.

Salah satu masalah yang sering muncul adalah ketika salah satu pasangan terlalu pelit atau cenderung menahan diri dalam melakukan pengeluaran. Salah satu pihak mungkin akan merasa dirugikan atau bahkan hilang perasaan pada pasangan.

Nah, jika kamu sedang mengalami hal tersebut, ada lima cara untuk menghadapi pasangan yang pelit. Bisa kamu lakukan demi membangun keseimbangan dalam hubungan.

1. Komunikasikan dengan terbuka

ilustrasi komunikasi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Langkah pertama yang paling penting adalah berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan pasangan soal perasaannya terkait kebiasaan pelitnya. Bicarakan dengan jelas soal pola pengeluarannya memengaruhi kamu dan hubungan kalian secara keseluruhan.

Jelaskan juga bagaimana kamu merasa terkekang atau terbatasi oleh kebiasaan pelitnya tersebut. Utarakan juga bahwa kamu ingin mencari solusi bersama untuk mengatasi masalah ini.

2. Tetapkan batas keuangan bersama-sama

ilustrasi keterampilan dalam mengatur keuangan (freepik.com/ededchechine)

Setelah berkomunikasi dengan pasangan, cobalah untuk mencapai kesepakatan bersama soal batas pengeluaran dan keuangan yang sesuai untuk hubungan kalian. Diskusikan tentang rencana keuangan jangka pendek dan jangka panjang, serta tujuan-tujuan keuangan yang ingin kalian capai bersama sebagai pasangan.

Dengan cara ini, maka akan tercipta keseimbangan dalam hubungan terutama soal finansial. Selain itu, ini juga akan mencegah kalian dari konflik yang tidak perlu terkait masalah keuangan.

3. Ajak pasangan untuk lebih membuka pikiran

ilustrasi komunikasi dengan pasangan (freepik.com/freepik)

Cobalah untuk memahami perspektif dan alasan di balik kebiasaan pelit pasanganmu. Akan tetapi, ajak juga dia untuk membuka pikiran dan membicarakan pengalaman atau kekhawatiran yang mungkin menyebabkan dia menjadi pelit.

Mungkin ada masalah keuangan atau pengalaman masa lalu yang memengaruhi cara dia memandang uang dan melakukan pengeluaran. Lewat cara ini, kalian bisa mencari solusi yang lebih efektif dan saling pengertian. Jangan emosi dulu, ya!

4. Jangan membuat pasangan merasa bersalah

ilustrasi terjadi pertengkaran (pexels.com/Alena Darmel)

Meskipun masalah keuangan bisa menjadi sumber konflik dalam hubungan, tapi kamu tidak perlu membuat pasangan merasa bersalah atau malu karena kebiasaan pelit ini. Hindari menyalahkan atau mengejek pasangan karena caranya mengelola uang berbeda denganmu.

Ditambah lagi, kamu perlu tahu bahwa setiap orang punya pola pengeluaran dan prinsip yang berbeda. Sebaliknya, fokuslah untuk memecahkan masalah bersama dan mencari solusi yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

5. Cari solusi bersama

ilustrasi pasangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Selanjutnya, cari solusi bersama untuk mengatasi masalah keuangan dalam hubungan kalian. Diskusikan cara-cara untuk menyeimbangkan pola pengeluaran kalian, seperti membuat anggaran bersama, membagi tanggung jawab keuangan, atau menetapkan batas pengeluaran untuk masing-masing orang.

Ajak pasangan untuk bekerja sama dalam mencari solusi yang bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan masing-masing. Tentunya, sambil tetap mempertahankan kestabilan finansial dan kebahagiaan dalam hubungan.

Menghadapi pasangan yang pelit kadang memang terasa menyebalkan. Terlebih jika sikapnya itu berdampak padamu, misalnya, dia membatasi pengeluaranmu, mengatur keuanganmu, dan lainnya. Namun tenang, semua bisa diatasi dengan komunikasi dan keinginan untuk saling memahami, kok.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.