Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Submarining dalam Hubungan, Pernah Kamu Alami?

Ilustrasi mengalami submarining (unsplash.com/Riccardo Mion)

Zaman semakin maju, juga membuat banyak tren dalam hubungan. Mungkin kamu pernah mendengar istilah ghosting, stashing, dan seterusnya. Tapi apakah kamu sudah tahu dengan submarining? Secara sederhana, submarining pada dasarnya terjadi ketika seseorang menghilang selama beberapa waktu sebelum muncul kembali.

Pastinya situasi ini akan membuat kesal bagi kamu yang mengalaminya. Tapi mengapa hal semacam ini bisa terjadi? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

1. Mengenal submarining dalam hubungan

ilustrasi mengirim pesan WhatsApp (unsplash.com/Christian Wiediger)

Kalau kamu pernah menerima pesan tak terduga dari seseorang dan tiba-tiba yang menghilang, kamu mungkin telah mengalami submarining. Perilaku seseorang yang menghilang dan tiba-tiba muncul kembali tanpa ada sesuatu yang salah, mungkin banyak dialami orang.

"Submarining cenderung merujuk pada perilaku seseorang yang tiba-tiba menghilang, muncul kembali setelah beberapa waktu, dan bertindak seolah-olah tidak ada yang aneh atas kepergiannya," jelas terapis hubungan Dené Logan, LMFT dikutip dari PureWow.

Submarining adalah perilaku seseorang yang selama ini kamu temui, diajak bicara, bahkan kencan, tiba-tiba menghilang dan kemudian muncul kembali beberapa waktu kemudian tanpa penjelasan apa pun. Alih-alih meminta maaf, pelaku submarining akan berpura-pura tidak terjadi apa-apa dan mencoba melanjutkan apa yang sudah terjadi atau mengabaikan masalahnya.

"Menghilang dari kehidupan seseorang dan kemudian muncul kembali tanpa permintaan maaf adalah cara yang buruk untuk memperlakukan siapa pun, terutama pasangan romantis," kata Jill Whitney, LMFT seorang pemilik Keep The Talk Going, sebuah blog yang didedikasikan untuk membantu orang meningkatkan komunikasi tentang hubungan dan keintiman dikutip dari Bustle.

"Sangatlah egois jika seseorang melakukan sesuatu atas dasar alasan dia sendiri tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap pasangan. Korban pun bingung, terluka, dan khawatir bahwa sesuatu terjadi padanya. Pasangan menghabiskan waktu berjam-jam untuk menganalisis apa yang mungkin salah," lanjutnya.

2. Apa bedanya dengan ghosting?

ilustrasi nge-ghosting seseorang (pexels.com/RDNE Stock project)

Ghosting dan submarining memiliki satu kesamaan, yakni keduanya melibatkan pemutusan hubungan secara tiba-tiba tanpa penjelasan. Umumnya hal ini bisa menyebabkan keraguan dalam diri yang berlebihan.

Ghosting adalah ketika seseorang tiba-tiba diam tanpa peringatan, tidak ada lagi pesan teks, panggilan, atau aktivitas di media sosial, meninggalkan orang tersebut tanpa penyelesaian atau pemahaman tentang mengapa hubungan itu berakhir," kata psikolog Dr. Catherine Nobile, Psy.D.

Kuncinya di sini adalah bahwa ghosting biasanya berarti mereka menghilang untuk selamanya. Submarining sebaliknya, orang tersebut biasanya akan muncul kembali seakan tidak ada masalah apa-apa, dan tanpa penjelasan.

"Submarining melibatkan seseorang yang menghilang untuk sementara waktu dan kemudian muncul kembali, mencoba untuk membangun kembali kontak tanpa mengatasi ketidakhadiran mereka sebelumnya," lanjut Nobile.

3. Mengapa seseorang melakukan submarining

Ilustrasi mengalami submarining (unsplash.com/Riccardo Mion)

Submarining lebih dari sekadar tindakan impulsif. Pelaku submarining maupun ghosting umumnya mereka punya masalah dengan komitmen. Atau, mereka tidak menyukainya. Ketika hubungan mulai terasa serius dan lebih intens, mereka akan memilih untuk mundur. Tapi setelah kecemasannya mereda, mereka memutuskan muncul kembali karena merasa sudah aman untuk mencoba lagi.

"Biasanya, ketika seseorang melakukan sesuatu seperti submarining atau ghosting, hal itu berkaitan dengan kecenderungan ke arah gaya keterikatannya yang lebih suka menghindar," tambah Logan.

Sementara menurut pakar hubungan Dr. Wendy Walsh, PhD, para pelaku submarining suka dengan keintiman, tetapi juga takut dengan komitmen. Mereka mungkin melakukan hal tersebut juga karena memiliki 'pasangan cadangan'.

“Sehingga para pelaku submarining tidak perlu berkomitmen pada seorang saja. Mereka menyimpan banyak teman cadangan," jelas Walsh.

Ketika banyak orang berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian pelaku submarining, mereka bisa memanfaatkan dinamika ini. Lalu menguji siapa yang akan tetap berada di jangkauannya.

"Pelaku submarining ingin mengesampingkan seseorang, sehingga mereka bisa menghubunginya nanti saat mereka merasa kesepian," kata Walsh.

Dalam hal itu submarining bukan tentang minat yang tulus untuk menghidupkan kembali hubungan. Tetapi mereka seperti ingin menguji apakah kamu masih menjadi pilihan dalam koneksi mereka.

4. Cara menghadapi perilaku submarining

Ilustrasi pasangan (pexels.com/ RDNE Stock Project)

Pastinya kamu tidak ingin mengalami situasi semacam ini. Tetapi jika hal ini terjadi dalam hubunganmu, lantas apa langkah terbaik yang harus kamu lakukan? Berikut ini beberapa respon ketika kamu menjadi korban perilaku submarining.

Menanggapinya dengan sedikit humor sarkas

Menurut Logan, dengan sedikit humor bisa membantu kamu mengomunikasikan perasaanmu tanpa harus memulai percakapan serius. Logan menyarankan bahwa menggunakan sarkasme ringan bisa menunjukkan perilaku mereka secara tidak langsung, tetapi pesan tersampaikan.

"Humor terkadang bisa menjadi cara yang efektif, tanpa merasa seperti kamu menuntut penjelasan langsung," kata Logan.

Dengan cara ini, kamu seakan menegur tindakan mereka yang menghilang sambil tetap bersikap santai. Cara ini juga menunjukkan kepada mereka bahwa kamu tidak akan membiarkannya menghilang begitu saja tanpa alasan.

Coba membahas apa masalah sebenarnya

Dengan meminta mereka untuk mengakui kemunculannya yang tiba-tiba, kamu bisa menetapkan standar untuk jenis komunikasi yang kamu harapkan. Jadi, coba untuk menanyakan apa masalahnya dia menghilang dan muncul kembali.

“Pelaku mungkin menganggap pertanyaan seperti ini konfrontatif. Tapi sangat penting untuk mempertahankan pendirian kamu,” jelas Logan.

Dengan kata lain, kamu tidak membiarkan mereka kembali tanpa penjelasan. Kamu harus menegaskan bahwa bagaimana perasaan dan batasan kamu sangat penting.

Tidak memberi respon sama sekali

Tidak merespon dan diam bisa menjadi salah satu langkah terbaik. Terkadang, pesan terbaik yang bisa dikirim adalah tidak ada pesan sama sekali. Dr. Nobile menekankan bahwa memilih untuk tidak terlibat bisa menjadi cara yang ampuh untuk menetapkan batasan.

"Tidak terlibat bisa menjadi batasan paling jelas yang kamu tetapkan," katanya.

Pendekatan ini menjadi tanda kuat bahwa perilaku mereka tidak sepadan dengan waktu atau energi kamu. Dengan memilih diam, kamu melindungi ruang emosional sekaligus memperjelas bahwa kamu tidak mau kembali ke dalam dinamika yang tidak sehat.

"Pada akhirnya, kita mengajari orang cara memperlakukan kita melalui perilaku yang kita terima atau kita tolak," tambah Logan.

Jadi, submarining adalah ketika seseorang menghilang dalam hubungan hingga muncul kembali dan tanpa rasa bersalah. Kalau kamu bertemu dengan orang seperti ini, tidak ada salahnya untuk mengabaikannya. Tidak menutup kemungkin ke depan mereka akan melakukan hal yang sama.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima
Robertus Ari
Pinka Wima
EditorPinka Wima
Follow Us