Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Jaga Work Life Balance dengan Pasangan yang Workaholic

Ilustrasi pasangan workaholic (pexels.com/Gustavo Fring)

Prinsip work life balance sepertinya sudah makin berkembang, banyak yang ingin punya kehidupan yang seimbang. Punya pekerjaan mapan atau waktu luang yang berkualitas untuk dirinya sendiri maupun pasangan. Sayangnya, gak semua pasangan paham dengan prinsip ini apalagi jika mereka adalah orang yang gila dengan pekerjaan (workaholic).

Menjalin hubungan dengan orang yang workaholic bisa memacu adrenalin dan butuh kesabaran. Mereka lebih mengutamakan pekerjaan di atas segala hal, termasuk waktu dengan keluarga. Kuncinya ada di komunikasi kalian, sehingga work life balance tetap bisa tercapai. Eits, tunggu dulu selain komunikasi ada juga tips lainnya lho! Simak dalam penjelasan berikut, ya!

1. Kamu dan pasangan punya prioritas bersama

Ilustrasi diskusi dengan pasangan (pexels.com/Anna Shvets)

Langkah awal kalau ingin menciptakan work life balance adalah harus punya prioritas bersama. Jadi, kalian sebagai pasangan harus saling ngobrol tentang apa pun yang menurut kalian penting dalam hubungan, seperti waktu berkualitas, kesehatan, atau impian karier.

Kalau sudah paham prioritas masing-masing, kalian bisa membuat rencana untuk mewujudkannya tanpa mengorbankan hubungan. Kalau pasangan kamu memiliki jadwal kerja yang padat, tetapkan waktu khusus untuk berkumpul, seperti rutin makan malam bersama atau ngumpul di akhir pekan tanpa gangguan pekerjaan.

2. Rutin menjaga komunikasi yang terbuka

Ilustrasi menjaga komunikasi dengan pasangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kunci utama dalam setiap hubungan adalah komunikasi yang lancar, terutama jika salah satu pasangan punya pekerjaan yang padat. Jangan ragu mengungkapkan perasaan kamu, jika merasa hubungan mulai terganggu dengan pekerjaan pasangan.

Selain itu, buat kebiasaan rutin ngobrol secara teratur tentang jadwal, target, atau masalah yang sedang dihadapi. Jangan hanya fokus dengan pekerjaan, tapi dengan hal-hal yang bikin kalian saling mendukung secara emosional. Rutin komunikasi secara terbuka bisa saling memahami tekanan yang kalian hadapi masing-masing.

3. Menyusun aktivitas harian yang seimbang

Ilustrasi ngopi bareng pasangan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Coba ganti aktivitas yang kamu lakukan, jangan hanya fokus untuk menetapkan batas waktu kerja, tapi cobalah ciptakan rutinitas harian yang seimbang bareng pasangan. Mulailah hari dengan sarapan bareng dan akhiri dengan bicara santai sebelum tidur.

Aktivitas seperti ini, pasangan yang sibuk bekerja bisa tetap merasa terhubung dengan meskipun punya jadwal padat. Selain itu, ini juga membantu pasangan mengatur waktu untuk istirahat atau melakukan hal-hal sederhana tapi tetap menyenangkan di tengah kesibukannya.

4. Mengajak pasangan melakukan aktivitas bareng

Ilustrasi camping bareng pasangan (pexels.com/Uriel Mont)

Biar bisa menyeimbangkan antara urusan pribadi dan pekerjaan kamu dan pasangan bisa melakukan aktivitas bersama yang menyenangkan tapi bermanfaat. Carilah kegiatan yang bisa kalian lakukan bareng dan yang membuat ikatan emosional makin kuat. 

Sehingga, kalian bisa terus terhubung satu sama lain. Selain itu, aktivitas yang melibatkan fisik atau kreativitas bisa bantu pasangan kamu menghilangkan stres dari pekerjaan dan bikin pasangan lebih rileks.

5. Berikan bantuan dengan pengertian

Ilustrasi membantu pekerjaan pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Pasangan yang workaholic sering tertekan dengan tanggung jawab pekerjaan yang menurut mereka adalah beban berat. Sebagai pasangan, berarti kamu perlu memberikan dukungan dan pengertian dengan sikap empati.

Jangan langsung menyalahkan atau menuntut pasangan karena terlalu sibuk, tapi sampaikan bahwa kamu juga peduli dan ingin membantu agar mempunyai keseimbangan bersama. Pendekatan ini juga berarti kamu mau mendukung ambisi pasangan, tapi tetap ingin jaga keseimbangan dalam hubungan.

Menciptakan work life balance dengan pasangan yang workaholic adalah hal yang sulit kalau tidak ada pengertian di dalamnya. Hubungan itu bisa berkembang kalau ada kerjasama yang baik antara kedua belah pihak. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fajar Laksmita
EditorFajar Laksmita
Follow Us