Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Daerah Jadi Pionir Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik, Ini Daftarnya

Hanif FAisol.jpeg
Menteri LH Hanif FAisol saat memberi sambutan sebelum kegiatan bersih[-bersih sampah di Alun-alun Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/10/2025). IDN Times/Linna Susanti.
Intinya sih...
  • Jakarta dan Bandung belum prioritas PSEL
  • Ancaman mikroplastik dari tumpukan sampah setinggi 16 lantai
  • Kota Bogor dipuji, ketegasan terapkan sanitary landfill jadi contoh
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bogor, IDN Times – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bersama sejumlah instansi lain melakukan verifikasi ketat buat program pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL). Hasilnya, ada tujuh daerah yang dinyatakan siap menjadi pionir.

"Dari hasilnya, tujuh wilayah dinyatakan siap: Bali Raya (Denpasar), Jogja Raya, Semarang Raya, Bekasi Raya, Bogor Raya, Tangerang Raya, dan Medan Raya," kata Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Nurofiq di Bogor, Jumat (17/10/2025).

Ia juga menyebut Presiden menargetkan groundbreaking proyek pengolahan sampah menjadi listrik ini dilakukan paling lambat pada 2025. Proses konstruksi proyek itu diharapkan selesai pada 2026.

1. Jakarta dan Bandung prioritas tapi belum ada lahan

Hanif Faisol.jpeg
Menteri LH Hanif Faisol saat diwawancara usai meninjau SPPG di Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/10/2025). IDN Times/Linna Susanti.

Ironisnya, kata Hanif, dua kota besar dengan timbulan sampah fantastis, Jakarta dan Bandung, belum bisa masuk dalam daftar prioritas PSEL. Alasannya, belum siapnya lahan dan sumber daya air di dua kota tersebut.

" Hal ini memperkuat konsep bahwa proyek PSEL harus dilakukan dalam skala 'Raya' karena "volume sampahnya tidak cukup jika dikelola terpisah," jelasnya.

2. Ancaman nyata mikroplastik dari tumpukan sampah setinggi 16 lantai

Hanif Faisol.jpg
Menteri LH Hanif Faisol saat bersih-bersih Sungai Ciliwung di area hulu, sekitar Pasar Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (3/10/2025). IDN Times/Linna Susanti.

Menteri Hanif memberikan gambaran betapa parahnya kondisi landfill yang tidak dikelola dengan baik, seperti di Bantar Gebang. Tumpukan sampah yang dibiarkan terbuka memicu bahaya kesehatan global.

"Bayangkan, tumpukan sampah setinggi 16 lantai dengan total hampir 56 juta ton. Dengan paparan hujan dan panas setiap hari, plastik berubah menjadi mikroplastik," ungkap Hanif.

Ia memperingatkan, material sangat kecil ini bisa masuk ke tubuh manusia melalui ikan atau ayam. Ini sangat berbahaya.

3. Kota Bogor dipuji, ketegasan terapkan sanitary landfill jadi contoh

Jenal Mutaqin.jpeg
Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin saat bersih-bersih bersama KLH di Alun-alun Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/10/2025). IDN Times/Linna Susanti.

Di tengah kondisi TPA (landfill) yang mengkhawatirkan, Hanif Nurofiq memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Bogor yang telah mengambil langkah tegas.

"Kami bersyukur Pemerintah Kota Bogor sudah menindaklanjuti arahan Menteri dengan menerapkan sanitary landfill," ujarnya. Ia menekankan pentingnya langkah ini karena dampaknya sangat luas.

"Ini penting, karena apapun yang terjadi di Bogor akan berdampak pada Depok dan Jakarta," katanya.

Hanif berharap Bantar Gebang dan landfill lainnya segera menyusul untuk ditangani.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dheri Agriesta
EditorDheri Agriesta
Follow Us

Latest in News

See More

Halte Bernilai Ratusan Juta di Bekasi yang Rusak Akhirnya Diperbaiki

17 Okt 2025, 23:32 WIBNews