7 Fakta Akmil Magelang, Lokasi Prabowo Retreat Menteri Kabinet

Jakarta, IDN Times - Retreat menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka digelar di Akademi Militer atau Akmil Magelang, Jawa Tengah. Retreat digelar 24 hingga 27 Oktober 2024.
Diketahui, retreat dalam sebuah organisasi adalah kegiatan berkumpul di luar lingkungan kerja atau aktivitas rutin untuk melakukan evaluasi, refleksi, perencanaan, serta mempererat hubungan antaranggota.
Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan alasan mengapa ia mengajak menteri mengikuti kegiatan retreat di Akmil Magelang. Menurut dia, tujuannya untuk memperkuat koordinasi dan membangun kerja sama yang solid antarmenteri dalam Kabinet Merah Putih.
Berikut fakta-fakat Akmil Magelang, mulai sejarah hingga deretan gubernur yang menjabat dari periode ke periode.
1. Sejarah berdirinya Akmil Magelang

Dikutip dari laman akmil.ac.id, sejarah Akmil bermula dari berdirinya Militaire Academie (MA) Yogyakarta pada 31 Oktober 1945, atas perintah Kepala Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat, Letnan Jenderal TNI Oerip Soemohardjo.
Setelah meluluskan dua angkatan pada 1950, MA Yogyakarta ditutup untuk sementara karena alasan tehnis, dan taruna angkatan ketiga menyelesaikan pendidikannya di KMA Breda, Nederland.
Pada kurun waktu yang sama di berbagai tempat lain seperti Malang, Mojoangung, Salatiga, Tangerang, Palembang, Bukit Tinggi, Brastagi, Prapat, didirikan Sekolah Perwira Darurat untuk memenuhi kebutuhan TNI AD/ABRI pada waktu itu.
Pada 1 Januari 1951, didirikan Sekolah Perwira Genie Angkatan Darat (SPGi AD) di Bandung, Jawa Barat, dan pada 23 September 1956 berubah menjadi Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD). Selang beberapa hari, atau pada 13 Januari 1951, didirikan pula Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat (P3AD) di Bandung.
Mengingat pada saat itu banyak sekolah perwira TNI AD, maka muncul gagasan dari pimpinan TNI AD mendirikan suatu akademi militer. Gagasan ini pertama kali muncul dari Menteri Pertahanan pada saat sidang parlemen pada 1952.
Setelah melalui berbagai proses, maka pada 11 Nopember 1957 pukul 11.00, Presiden RI Ir Sukarno selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI, meresmikan pembukaan kembali Akademi Militer Nasional yang berkedudukan di Magelang. Akademi Militer ini merupakan kelanjutan dari MA Yogyakarta, dan taruna masukan angkatan 1957 dinyatakan sebagai Taruna AMN angkatan ke-4.
Pada 1961, Akademi Militer Nasional Magelang diintegrasikan dengan ATEKAD Bandung dengan nama Akademi Militer Nasional dan berkedudukan di Magelang.
Mengingat pada saat itu masing-masing angkatan (AD, AL, AU, dan Polri) memiliki akademi, maka pada 16 Desember 1965, seluruh akademi angkatan (AMN, AAL, AAU, dan AAK) diintegrasikan menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI).
Sesuai dengan tuntutan tugas, maka pada 29 Januari 1967 Akabri di Magelang diresmikan menjadi Akabri Udarat, yang meliputi dua Akabri bagian di bawah satu pimpinan, yaitu Akabri Bagian Umum dan Akabri bagian Darat.
Akabri Bagian Umum mendidik taruna TK-I selama satu tahun, termasuk Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka, sedangkan Akabri bagian Darat mendidik taruna Akabri Bagian Darat mulai TK-II sampai dengan TK-IV.
Pada 29 September 1979, Akabri Udarat berubah namanya menjadi Akabri Bagian Darat.
Dalam rangka reorganisasi di lingkungan ABRI, maka pada 14 Juni 1984, Akabri Bagian Darat berubah namanya menjadi Akmil (Akademi Militer).
Kemudian, pada 1 April 1999, secara resmi Polri terpisah dari tiga angkatan lainnya, dan ABRI berubah menjadi TNI. Sejak itu pula Akademi Kepolisian (Akpol) terpisah dari AKABRI. AKABRI juga berubah namanya menjadi Akademi TNI yang terdiri dari AKMIL, AAL, AAU.
Berdasarkan Perpang Nomor :Perpang/ 28/ V/ 2008 tanggal 12 Mei 2008, Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka dan Integratif Akademi TNI pola 12 bulan langsung di bawah Mako Akademi TNI. Kemudian, AKMIL menyelenggarakan pendidikan khusus Taruna Angkatan Darat tingkat II, III, dan IV.
2. Visi misi Akmil Magelang

Akmil Magelang memiliki visi menjadikan akademi militer sebagai Center of Excellence, yang dapat mewujudkan hasil didik yang profesional dan dicintai rakyat.
Sementara, misinya terdapat lima poin. Pertama, mengoptimalkan kinerja organisasi melalui program pembinaan satuan dengan melaksanakan validasi organisasi, pengisian materiil, penataan pangkalan, melengkapi peranti lunak dan pemenuhan sarana prasarana pendidikan dan pembinaan latihan.
Kedua, meningkatkan peran 10 komponen pendidikan. Ketiga, meningkatkan kualitas hasil didik (Taruna) agar menjadi Perwira Profesional sebagai pemimpin masa depan dan dicintai rakyat.
Keempat, meningkatkan peran dan fungsi pengkajian dan pengembangan. Kelima, melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pembinaan teritorial terbatas di sekitar pangkalan dan daerah latihan.
3. Lokasi Akmil Magelang diapit lima gunung

Akmil berada di Kota Magelang, Jawa Tengah, dengan ketinggian 400 meter dari permukaan laut dan beriklim sejuk. Lokasi ini dikelilingi beberapa gunung berapai yakni Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing, Gunung Sundoro, dan Gunung Tidar.
Akmil Magelang yang berada di atas tanah seluas 654 hektare terdiri dari Komplek Panca Arga, Ksatrian Akmil, Mess Sundoro, Mess Sumbing, Mess Merapi, Mess Dieng, Mess Kranggan, kolam renang Pisangan, daerah-daerah latihan Gending, Pendem, Plempungan, Kaloran, Kopeng dan Gringsing (Kabupaten Batang).
4. Program studi Akmil Magelang

Ada lima program studi (prodi) di Akmil Magelang, antara lain Teknik Sipil Pertahanan, Teknik Elektronika Pertahanan, Terkik Mesin Pertahanan, Administrasi Pertahanan, dan Manajemen Pertahanan.
Lulusan pendidikan Akmil Magelang adalah perwira TNI AD berpangkat letnan dua sesuai korps/kecabangan masing-masing, yang berkemampuan dasar jabatan golongan VIII setingkat komandan peleton, dan memiliki kualifikasi akademis diploma IV atau setara dengan Sarjana Strata-1, dengan gelar Sarjana Terapan Pertahanan S.Tr.
5. Gubernur Akmil Magelang dari periode ke periode

Sejak 1945 hingga sekarang, Akmil Magelang sudah dipimpin 43 gubernur. Gubernur pertama adalah Mayor Jenderal TNI Soewardi, dan kini dijabat Gubernur Akmil Mayor Jenderal TNI Sidharta Wisnu Graha.
Rata-rata, gubernur Akmil berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen) TNI atau jenderal bintang dua. Pernah sekali dijabat perwira TNI berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) alias jenderal bintang satu, bahkan tiga kali dijabat perwira berpangkat kolonel.
Berikut deretan gubernur Akmil Magelang dari periode ke periode:
Mayor Jenderal TNI Soewardi, 1945-1948
Kolonel GPH Djatikoesoemo, 1948-1950
Kolonel Kav R.M. Soerjo Soerarso, 1950-1959
Kolonel Inf Sentot Iskandar Dinata, 1959-1960
Brigadir Jenderal TNI Soerono Reksodimedjo, 1960-1966
Mayor Jenderal TNI Achmad Tahir, 1966-1968
Mayor Jenderal TNI Solichin G.P., 1968-1970
Mayor Jenderal TNI Sarwo Edi Wibowo, 1970-1974
Mayor Jenderal TNI R. Wijogo Admodarminto, 1974-1978
Mayor Jenderal TNI Goenawan Wibisono, 1978-1981
Mayor Jenderal TNI Sudirman Saleh, 1981-1983
Mayor Jenderal TNI Untung Sridadi, 1983-1986
Mayor Jenderal TNI H. Simandjuntak, 1986-1987
Mayor Jenderal TNI Toni Hartono, 1987-1992
Mayor Jenderal TNI Moch. Ma’ruf, 1992-1993
Mayor Jenderal TNI Yusman Yutam, 1993-1995
Mayor Jenderal TNI Purwantono, 1995-1996
Mayor Jenderal TNI Ilyas Yusuf, S.IP, 1996-1996
Mayor Jenderal TNI Fachrul Razi, S.IP, 1996-1997
Mayor Jenderal TNI Djoko Subroto, 1997-1998
Mayor Jenderal TNI Irvan Eddyson T, MDA, 1998-1999
Mayor Jenderal TNI Syamsul Ma’arif, 1999-2000
Mayor Jenderal TNI M. Noor Aman, 2000-2001
Mayor Jenderal TNI Iping Soemantri, 2001-2002
Mayor Jenderal TNI Prabowo Suharto, 2002-2003
Mayor Jenderal TNI M. Yunus Palar, S.IP, 2003-2006
Mayor Jenderal TNI Sriyanto, 2006-2007
Mayor Jenderal TNI Sabar Yudo Suroso, 2007-2010
Mayor Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, 2010-2010
Mayor Jenderal TNI Suharsono, S.IP, 2010-2011
Mayor Jenderal TNI Bachtiar, S.IP, M.A.P., 2011-2012
Mayor Jenderal TNI Istu Hari Subagio, S.E., M.M., 2012-2013
Mayor Jenderal TNI Sumardi, 2013-2015
Mayor Jenderal TNI Hartomo, 2015-2016
Mayor Jenderal TNI Arif Rahman, 2016-2017
Mayor Jenderal TNI Eko Margiyono, 2017-2017
Mayor Jenderal TNI Eka Wiharsa, 2017-2018
Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman, S.E., MM., 2018-2020
Mayor Jenderal TNI Totok Imam S., S.I.P.., S.Sos.,M.Tr.(Han), 2020-2021
Mayor Jenderal TNI Candra Wijaya, 2021-2022
Mayor Jendral TNI Legowo W.R. Jatmiko, S.I.P., M.M., 2022-2023
Mayor Jendral TNI Erwin Djatniko, S.Sos., 2023-2023
Mayor Jendral TNI Sidharta Wisnu Graha , S.E., 2023-sekarang.
6. Deretan jenderal bintang empat alumni Akmil Magelang

Berikut deretan alumni Akmil Magelang berpangkat jenderal bintang empat:
1. Rudini, alumni 1951
2. Try Soetrisno, alumni 1959
3. Eddie Sudradjat, alumni 1960
4. Soesilo Soedarman, alumni 1948
5. Feisal Tanjung, alumni 1961
6. Wismoyo Arismunandar, alumni 1963
7. R. Hartono, alumni 1962
8. Wiranto, alumni 1968
9. Subagyo Hadisiswoyo, S.IP,SH, alumni 1970
10. Fachrul Razi,S.IP, alumni 1970
11. Tyasno Sudarto, SH, alumni 1970
12. DR. Susilo Bambang Yudhoyono, MA, alumni 1973
13. Endriartono Sutarto, alumni 1971
14. Surjadi Soedirdja, alumni 1962
15. Agum Gumelar, alumni 1968
16. Luhut B. Pandjaitan, MPA, alumni 1970
17. Ryamizard Ryacudu, alumni 1974
18. Hari Sabarno, alumni 1967
19. DR. AM. Hendro Priyono, alumni 1967
20. Djoko Santoso, alumni 1975
21. Agustadi Sasongko Purnomo, alumni 1974
22. George Toisutta, alumni 1976
23. Pramono Edi Wibowo, alumni 1980
24. Moeldoko, alumni 1981
25. Budiman, S.I.P., alumni 1978
26. Gatot Nurmantyo, alumni 1982
27. Mulyono, alumni 1983.
7. Persyaratan masuk menjadi taruna-taruni Akmil Magelang

Persyaratan masuk menjadi taruna-taruni Akmil magelang dibagi menjadi beberapa klaster. Berikut klaster persyaratannya:
Persyaratan Umum
Persyaratan umum yang harus dipenuhi antara lain:
1. Warga Negara Indonesia;
2. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
3. Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945;
4. Berumur sekurang-kurangnya 17 tahun 9 bulan dan setinggi-tingginya 22 tahun pada saat pembukaan pendidikan;
5. Tidak memiliki catatan kriminalitas yang dikeluarkan secara tertulis oleh Kepolisian Republik Indonesia (dilengkapi pada saat calon mengikuti pemeriksaan psikologi);
6. Sehat jasmani dan rohani; dan
7. Tidak sedang kehilangan hak menjadi prajurit berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Persyaratan Lain
1. Laki-laki, perempuan, bukan anggota/mantan prajurit TNI/Polri atau PNS TNI.
2. Berijazah minimal SMA/MA dengan ketentuan nilai tertentu.
3. Memiliki tinggi badan sekurang-kurangnya 163 cm serta memiliki berat badan seimbang menurut ketentuan yang berlaku.
4. Belum pernah kawin dan sanggup tidak kawin selama dalam pendidikan pertama sampai dengan 1 (satu) tahun setelah selesai pendidikan pertama.
5. Bersedia menjalani Ikatan Dinas Pertama (IDP) selama 10 (sepuluh) tahun.
6. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Harus mengikuti pemeriksaan/pengujian yang diselenggarakan oleh panitia penerimaan yang meliputi:
a. Administrasi;
b. Kesehatan;
c. Jasmani;
d. Mental ideologi;
e. Psikologi; dan
f. Akademik.
Persyaratan Tambahan
1. Harus ada surat persetujuan orang tua/wali dan selama proses penerimaan prajurit TNI AD tidak melakukan intervensi terhadap panitia penerimaan maupun penyelenggara pendidikan pertama dalam bentuk apapun, kapanpun dan dimanapun.
2. Tidak berlaku nilai remedial dan bagi yang memperoleh ijazah dari negara lain atau lembaga pendidikan di luar naungan Kemendikbud, harus mendapat pengesahan dari Kemendikbud atau Disdik Kota/Kabupaten.
3. Tidak bertato/bekas tato dan tidak ditindik/bekas tindik, kecuali yang disebabkan oleh ketentuan agama/adat.
4. Bersedia mematuhi peraturan bebas KKN baik langsung maupun tidak langsung, apabila terbukti secara hukum melanggar sebagaimana yang dimaksud, maka harus bersedia dinyatakan tidak lulus dan atau dikeluarkan dari Dikma, jika pelanggaran tersebut ditemukan di kemudian hari pada saat mengikuti pendidikan pertama.
5. Memiliki kartu BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) aktif.