7 Poin Hasil R20 Bali, Tokoh Agama Dorong Budaya Damai-Solusi Global

Jakarta, IDN Times - Forum Agama G20 atau Religius of Twenty (R20) menghasilkan komunike atau kesimpulan tujuh poin, yang garis besarnya memastikan agama berfungsi sebagai sumber solusi global.
Di antara tujuh poin tersebut menyebutkan para pemimpin agama yang berasal dari negara anggota G20 dan negara lainnya di seluruh dunia, memiliki keprihatinan besar pada tantangan global, seperti degradasi lingkungan, bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia, kemiskinan, pengangguran, pengungsi, ekstremisme, dan terorisme.
Para tokoh agama dan sekte yang hadir pada forum R20 juga berupaya mendorong saling pengertian, budaya damai, dan hidup berdampingan dengan harmonis di tengah keragaman masyarakat, agama, dan bangsa di dunia.
Untuk mencapai tujuan itu, R20 memobilisasi para pemimpin agama, sosial, ekonomi, dan politik dari seluruh dunia untuk memastikan bahwa agama berfungsi sebagai sumber solusi yang hakiki dan dinamis, bukan sebagai sumber masalah.
Berikut Komunike R20 Bali selengkapnya:
Komunike Terakhir Forum Agama G20 (R20): Berupaya Memastikan Agama Berfungsi sebagai Sumber Solusi Global
1. Kami, para pemimpin agama yang berasal dari Negara Anggota G20 dan negara lainnya di seluruh dunia, memiliki keprihatinan besar akan tantangan global, seperti degradasi lingkungan, bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia, kemiskinan, pengangguran, pengungsi, ekstremisme, dan terorisme. Respons efektif terhadap tantangan ini terasa lebih sulit akibat munculnya persaingan antara dan di tengah kekuatan-kekuatan utama dan kebangkitan konflik berbasis identitas di seluruh dunia, yang mengancam perdamaian dan keamanan domestik maupun internasional, serta akibat mengikisnya komitmen publik terhadap nilai-nilai etis dan spiritual yang penting bagi kesejahteraan individu dan masyarakat.
2. Menanggapi tantangan tersebut, kami telah berkumpul di Bali, Indonesia, dalam Forum Agama G20 (R20) Pertama pada 2-3 November 2022, yang diketuai oleh Kiai Haji Yahya Cholil Staquf dan Y.M. Syekh Mohammad bin Abdulkarim Al-Issa.
3. R20 berupaya mendorong saling pengertian, budaya damai, dan hidup berdampingan dengan harmonis di tengah keragaman masyarakat, agama, dan bangsa di dunia. Untuk mencapai tujuan ini, R20 memobilisasi para pemimpin agama, sosial, ekonomi, dan politik dari seluruh dunia untuk memastikan bahwa agama berfungsi sebagai sumber solusi yang hakiki dan dinamis, bukan sebagai sumber masalah.
4. R20 menyambut baik dan menghargai upaya konstruktif untuk mencapai tujuan tersebut di atas, termasuk tetapi tidak terbatas pada:
a. Didirikannya, pada Juni 2021, “Center for Shared Civilizational Values” oleh para
pemuka spiritual Nahdlatul Ulama, termasuk Ketua Pendiri R20 dan Ketua Umum
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Kiai Haji Yahya Cholil Staquf; dan
b. “Forum untuk Membangun Jembatan Antara Timur dan Barat” dan “Piagam
Makkah” 2019, inisiatif yang didirikan oleh Liga Muslim Dunia di bawah
kepemimpinan Y.M. Syekh Mohammad bin Abdulkarim Al-Issa, Sekretaris Jenderal
Liga Muslim Dunia, untuk mendorong saling pengertian, hidup berdampingan secara damai, dan harmoni di antara masyarakat, budaya, dan bangsa yang beragam di dunia.
5. Oleh karena itu, R20 menyerukan kepada para pemimpin agama dan politik serta seluruh umat yang beriktikad baik dari semua agama dan bangsa untuk bergabung dalam membangun aliansi global dengan berlandaskan nilai-nilai peradaban bersama.
6. R20, melalui aliansi global ini, berupaya untuk:
I. mengembangkan dan melaksanakan prakarsa konkret yang akan menjembatani
bangsa dan peradaban;
II. mendorong percakapan yang jujur dan realistis di dalam maupun antara komunitas agama, untuk memastikan bahwa agama berfungsi sebagai sumber solusi yang hakiki dan dinamis, bukan sebagai sumber masalah;
III. menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual dalam struktur kekuatan sosial, politik, dan ekonomi dunia;
IV. mencegah penggunaan identitas sebagai senjata politik;
V. menghentikan penyebaran kebencian komunal;
VI. mendorong solidaritas dan rasa hormat di antara beragam masyarakat, budaya, dan bangsa di dunia;
VII. melindungi manusia dari kekerasan dan penderitaan yang dipicu oleh konflik;
VIII. menyerukan kepada dunia untuk secara aktif membantu mereka yang menderita akibat kekerasan tersebut;
IX. memanfaatkan kearifan ekologi spiritual yang tertanam dalam tradisi keagamaan dunia untuk memastikan lingkungan alam, termasuk unsur bumi, udara, dan air, dihormati dan dilestarikan;
X. mendorong munculnya tatanan dunia yang benar-benar adil dan harmonis, yang
didasarkan pada penghormatan terhadap persamaan hak dan martabat setiap manusia; dan
XI. mendapatkan pengakuan bahwa R20 resmi menjadi G20 Engagement Group.
7. Setelah meluncurkan R20 di bawah Presidensi Indonesia untuk G20 pada 2022, kami menantikan Presidensi India untuk G20 pada 2023.
Bali, Indonesia, 3 November 2022