AHY: Jakarta Maju Tak Berarti Jika Masih Ada Wajah Kemiskinan

- Jakarta perlu mengurangi kesenjangan sosial dan kemiskinan untuk menjadi kota maju yang sebenarnya.
- AHY menaruh harapan kepada Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, dan Wagub DKI Jakarta, Rano Karno, untuk mewujudkan visi misi Presiden Prabowo Subianto.
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengatakan, Jakarta menjadi kota maju tidak ada artinya apabila masih tersisa wajah kemiskinan.
Hal tersebut diungkapkan AHY dalam Musrenbang RPJMD Tahun 2025-2029 dan RKPD 2026 Provinsi DKI Jakarta di Balai Kota, Rabu (23/4/2025).
"Tidak ada artinya Jakarta maju, gedung-gedung tinggi, menjulang ke langit kalau masih tersisa wajah kemiskinan kota. Keadilan menjadi fondasi dan juga disparity atau gap atau kesenjangan bisa kita kurang," kata dia.
1. Jakarta akan tetap menjadi center of gravity

AHY mengatakan, sebuah kota yang telah bertransformasi dari waktu ke waktu, lintas generasi, lintas kepemimpinan termasuk Jakarta. Apa pun status Jakarta, kata AHY, baik DKI maupun DKJ akan selalu memiliki persona tersendiri.
"Jakarta akan tetap menjadi center of gravity, menjadi pusat atau epicentrum ekonomi dan pertumbuhan, termasuk menjadi pusat budaya yang juga membanggakan," kata dia.
2. Harapan untuk Pramono dan Rano

AHY menaruh harapan kepada Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, yang mempunyai rekam panjang di parlemen dan pemerintahan. Sementara, Wagub DKI Jakarta, Rano Karno merupakan budayawan yang berkarier di politik.
"Ini kombinasi yang baik untuk sama-sama kita bisa mewujudkan visi misi, Asta Cita Bapak Presiden Prabowo Subianto," kata dia.
3. Jakarta harus unggul

Apalagi saat berkampanye, lanjut AHY, Pramono- Rano mempunyai visi untuk Jakarta ke depan, yaitu Jakarta sebagai kota global yang juga merupakan pusat perekonomian. Kemudian Jakarta yang berdaya saing, berkelanjutan, dan menyejahterakan seluruh warganya.
"Jakarta harus unggul, harus terdepan, harus inovatif, tidak boleh ketinggalan, dan benchmark-nya bukan dalam negeri, tetapi kota-kota besar di dunia, kota-kota maju di dunia," ucap dia.