Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Anggota DPR Jalani Rapid Test, PKS: Tim Medis Lebih Membutuhkan

Peralatan rapid test corona yang disiapkan oleh Pemprov Jawa Timur. IDN Times/Fitria Madia

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Pipin Sopian mendesak DPR membatalkan rencana pelaksanaan Rapid Test COVID-19 bagi anggota dewan dan keluarganya. 

"Kami tidak setuju karena ada banyak masyarakat kecil dan tim medis yang merawat pasien Covid-19 lebih membutuhkan," ujar Pipin di Jakarta, Senin (23/3).

1. Anggota DPR seharusnya memprioritaskan rakyat

Ilustrasi (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Menurut Pipin, di tengah masyarakat yang sedang khawatir dengan wabah COVID-19, seharusnya sikap kenegarawanan para pejabat publik ditunjukkan.

"Sebaiknya tunjukkan sikap empati kepada masyarakat. Berikan prioritas bagi yang membutuhkan. Kecuali, jika ada anggota dan keluarganya yang sudah terpapar Covid-19 ya silakan," katanya.

Ketua Departemen Politik DPP PKS itu menegaskan bahwa kondisi saat ini alat tes masih terbatas. Pemerintahan harus punya prioritas dan tanggung jawab yang tegas dalam menangani ini.

"Saat ini kita butuh mengetes sebanyak mungkin rakyat yang rawan terpapar COVID-19. Itu yang harus diutamakan," tuturnya.

2. Sebanyak 2 ribu alat rapid test disiapkan untuk Anggota DPR dan keluarganya

Peralatan rapid test corona yang disiapkan oleh Pemprov Jawa Timur. IDN Times/Fitria Madia

Sebelumnya Sekretaris Jendral DPR Indra Iskandar mengatakan 575 Anggota DPR akan melakukan rapid test COVID-19 pada pekan ini. Sebanyak 2 ribu lebih alat rapid test sudah disiapkan.

“Kamu ada stok cukup di atas 2 ribu,” kata Indra saat dihubungi, Senin (23/3).

3. Biaya rapid test sumbangan antar anggota dan pimpinan

Rapat Paripurna ke-11 DPR RI, Kamis (27/2). (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Indra mengatakan untuk pelaksanaan rapid test, DPR tak menganggarkan dana tersendiri. Dia menyebut anggaran berasal dari sumbangan pimpinan DPR hingga anggota dewan.

"Enggak (dianggarkan DPR). Ini ada beberapa sumbangan anggota-anggota, pimpinan untuk mengadakan rapid testnya," kata Indra.

Meski mengaku tak mengetahui besaran iuran, Indra hanya mengatakan dari iuran tersebut, DPR borong alat rapid test langsung dari Tiongkok.

“Jumlahnya (iuran) saya enggak tahu. Karena itu langsung beli kan alatnya di China. Jadi saya enggak tahu rupiahnya,” ujar dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us