BMKG: Gempa Afghanistan Tak Berdampak ke Indonesia

- Gempa tektonik di Afghanistan dengan magnitudo M 6,3 akibat tumbukan Lempeng India dan Eurasia.
- Belum ada laporan kerusakan atau korban jiwa akibat gempa ini, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang.
- Belum terdeteksi adanya gempa susulan di wilayah Afghanistan, BMKG terus melakukan pemantauan terhadap aktivitas seismik lanjutan.
Jakarta, IDN Times - Senin dini hari (3/11/2025), wilayah Samangan, Afghanistan, diguncang gempabumi dengan magnitudo M 6,3. Meski getarannya terasa di sejumlah daerah sekitar Asia Tengah, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami di wilayah Indonesia.
Menurut laporan resmi BMKG, episenter gempa berada di koordinat 36,47 derajat Lintang Utara dan 67,76 derajat Bujur Timur, dengan kedalaman 57 km.
1. Gempa tektonik akibat tumbukan dua Lempeng

BMKG menjelaskan gempa di Samangan terjadi akibat aktivitas tektonik di zona tumbukan, antara Lempeng India dan Eurasia. Pergerakan kedua lempeng ini menciptakan gaya tekan besar yang memicu patahan naik mendatar atau oblique thrust fault.
Dengan kedalaman 57 km, gempa ini tergolong dangkal dan memiliki potensi guncangan kuat di sekitar pusatnya. Meski begitu, wilayah Indonesia tidak akan terdampak secara langsung karena lokasi episenter berada jauh di daratan Afghanistan.
2. Belum ada laporan kerusakan

Hingga pagi hari, BMKG menyebut belum ada laporan kerusakan maupun korban jiwa akibat gempa ini. Aktivitas seismik di kawasan tersebut memang cukup sering terjadi, namun kali ini tampaknya tidak menimbulkan dampak signifikan bagi masyarakat sekitar.
BMKG mengimbau masyarakat Indonesia agar tetap tenang dan tidak terpengaruh informasi yang tidak jelas sumbernya.
3. Belum ada gempa susulan

Berdasarkan hasil monitoring BMKG hingga pukul 04.15 WIB, belum terdeteksi adanya gempa bumi susulan di wilayah Afghanistan. Meski begitu, lembaga tersebut terus melakukan pemantauan terhadap kemungkinan aktivitas seismik lanjutan.
BMKG juga mengingatkan agar masyarakat hanya mengikuti informasi dari sumber resmi seperti situs resmi BMKG, kanal Telegram InaTEWS_BMKG, atau aplikasi InfoBMKG.















