Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BNPB Akhiri Operasi Karhutla 2025, Peringatkan Cuaca Ekstrem di Jawa

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Abdul Muhari dalam siaran langsung Disaster Briefing di kanal YouTube BNPB, Senin (20/10/2025). (Dok. Youtube.com/BNPB Indonesia)
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Abdul Muhari dalam siaran langsung Disaster Briefing di kanal YouTube BNPB, Senin (20/10/2025). (Dok. Youtube.com/BNPB Indonesia)
Intinya sih...
  • Cuaca ekstrem dominasi pulau Jawa
  • Curah hujan tinggi diprediksi berlanjut hingga akhir Oktober
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) resmi mengumumkan berakhirnya operasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2025. Peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan ini ditandai dengan meningkatnya intensitas hujan dan munculnya fenomena cuaca ekstrem di sejumlah wilayah, terutama Pulau Jawa.

“Memasuki musim peralihan, kejadian bencana yang paling dominan dilaporkan ke BNPB adalah cuaca ekstrem. Meskipun kerusakannya tidak sebesar banjir bandang atau gempa, namun tetap bisa menyebabkan korban jiwa,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi BNPB, Abdul Muhari, dalam siaran langsung Disaster Briefing di kanal YouTube BNPB, Senin (20/10/2025).

BNPB mencatat, hingga 19 Oktober 2025 telah terjadi 2.606 kejadian bencana di Indonesia dengan dominasi bencana banjir, cuaca ekstrem, dan karhutla. Wilayah Jawa menjadi yang paling terdampak dengan peningkatan hujan lebat disertai angin kencang dalam beberapa pekan terakhir.

1. Cuaca ekstrem dominasi pulau Jawa

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Abdul Muhari dalam siaran langsung Disaster Briefing di kanal YouTube BNPB, Senin (20/10/2025). (Dok. Youtube.com/BNPB Indonesia)
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Abdul Muhari dalam siaran langsung Disaster Briefing di kanal YouTube BNPB, Senin (20/10/2025). (Dok. Youtube.com/BNPB Indonesia)

BNPB menyebut fenomena hujan deras disertai angin kencang kini sering terjadi di berbagai daerah di Jawa, terutama Jabodetabek yang ditandai dengan angin kencang dan hujan lebat.

“Biasanya karakteristiknya begini, kalau dari musim kemarau ke musim hujan, itu angin kencangnya disertai hujan. Tapi kalau misalnya dari musim hujan ke musim kering, itu biasanya angin kencangnya tidak disertai hujan,” kata Muhari.

Beberapa wilayah seperti Wonosobo dan Sragen bahkan mengalami kerusakan puluhan rumah akibat terpaan angin kencang.

2. Curah hujan tinggi diprediksi berlanjut hingga akhir Oktober

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Abdul Muhari dalam siaran langsung Disaster Briefing di kanal YouTube BNPB, Senin (20/10/2025). (Dok. Youtube.com/BNPB Indonesia)
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Abdul Muhari dalam siaran langsung Disaster Briefing di kanal YouTube BNPB, Senin (20/10/2025). (Dok. Youtube.com/BNPB Indonesia)

Berdasarkan data BMKG, dalam satu minggu ke depan puncak hujan lebat akan terjadi sekitar 27 Oktober 2025, meliputi wilayah Jawa hingga sebagian Kalimantan Barat dan Tengah.

Masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir bandang dan longsor, terutama di daerah dengan kontur tanah curam.

“Yang perlu kita perhatikan sebenarnya adalah daerah-daerah di Jawa, karena ini biasanya kalau cuaca ekstrem itu sangat rentan dengan longsor dan banjir bandang,” ujar Muhari.

3. Operasi Karhutla 2025 resmi dihentikan

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Abdul Muhari dalam siaran langsung Disaster Briefing di kanal YouTube BNPB, Senin (20/10/2025). (Dok. Youtube.com/BNPB Indonesia)
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Abdul Muhari dalam siaran langsung Disaster Briefing di kanal YouTube BNPB, Senin (20/10/2025). (Dok. Youtube.com/BNPB Indonesia)

BNPB bersama Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menghentikan operasi pengendalian karhutla setelah curah hujan meningkat hingga 300–400 milimeter per bulan Oktober. Kondisi ini menandai peralihan menuju musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga Maret 2026.

Meski begitu, BNPB mengingatkan, pada akhir 2026 hingga 2027 Indonesia diperkirakan akan kembali menghadapi siklus El Nino yang berpotensi memicu kebakaran hutan baru.

BNPB menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat menghadapi perubahan cuaca yang cepat.

“Selalu cek apakah di tengah perjalanan itu ada kemungkinan hujan atau angin kencang, cuaca ekstrim dan seterusnya. Tentu saja kita selalu mengingatkan yang mengendari motor selalu bawa jas hujan,” ucap dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us

Latest in News

See More

Belajar dari Indonesia, 5 Negara Kini Tinjau Ulang Proyek Kereta Cepat

20 Okt 2025, 23:03 WIBNews