BNPB Ungkap Alasan Simpang Siurnya Data Korban Gempa Cianjur

Jakarta, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan pembaruan data korban pasca-gempa yang melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin, 21 November 2022.
Data sementara yang dihimpun BNPB hingga Selasa (22/11/2022) pukul 17.00 WIB, terdapat ratusan korban jiwa akibat gempa. Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin agar seluruh korban dapat ditemukan.
1. BNPB ungkap alasan simpang siurnya data korban

Suharyanto mengungkap alasan banyaknya perbedaan data korban yang berkembang, lantaran pendataan masih terus dilakukan. Semua data dan informasi resmi mengenai penanganan gempa Cianjur akan dikeluarkan dari posko.
"Setiap sore akan ada update penanganan bencana dari Posko Tanggap Darurat yang ada di Kantor Bupati Cianjur," ujar dia.
2. BNPB berusaha semaksimal mungkin agar seluruh korban ditemukan

Suharyanto menyebutkan jumlah korban meninggal dunia hingga Selasa sore mencapai 268 jiwa, yang sudah teridentifikasi 122 jenazah, dan korban hilang 151 orang.
Dari data yang ada, masyarakat yang mengungsi 58.362 orang, luka-luka 1.083 orang, kerusakan infrastruktur seperti rumah berjumlah 22.198 unit.
"Pengungsi pada hari ini sudah mendapatkan fasilitas lebih baik, tenda besar telah didirikan, baik dari BNPB, pemerintah, TNI/Polri dan bantuan lembaga lainnya," ujar Suharyanto.
3. Semua dukungan pasca-bencana berada di bawah pengelolaan Posko Tanggap Darurat

Merespons rasa kepedulian masyarakat untuk memberikan dukungan dan bantuan pasca-gempa, BNPB mengharapkan semua berada di bawah pengelolaan Posko Tanggap Darurat.
"Bantuan kepada masyarakat terdampak baik yang datang dari pemerintah pusat, kementerian atau lembaga dan unsur swasta, semua akan dipusatkan di posko dan pendistribusiannya akan melalui posko," ujar Suharyanto.
Presiden Joko “Jokowi” Widodo telah meninjau lokasi terdampak gempa Cianjur pada Selasa siang, 22 November 2022. Pada kesempatan itu, Presiden menyampaikan kepada warga terdampak bahwa warga yang rumahnya rusak berat akan mendapatkan bantuan dana dari pemerintah Rp50 juta, rusak sedang Rp25 juta, dan rusak ringan Rp10 juta.