Buruh Sindir Tangisan Puan Maharani Kala Harga BBM Naik Era SBY

Jakarta, IDN Times - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) bersama aliansi buruh lainnya menggelar aksi unjuk rasa tolak kenaikan harga BBM di depan gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (6/9/2022).
Orator aksi yang merupakan Koordinator SPSI Bekasi, Guntoro, mengingatkan kembali momen lawas Ketua DPR, Puan Maharani, yang sempat menangis lantaran kenaikan BBM.
1. Buruh sindir kader PDIP nangis saat kenaikan harga BBM era SBY

Diketahui, saat itu Puan yang masih menjabat sebagai anggota Fraksi PDIP, menangis dalam ruang paripurna DPR RI karena memprotes kenaikan harga BBM. Tangisan itu juga dilakukan oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dan sejumlah kadernya.
"Kita tahu semua bahwa dulu zaman SBY, semua kader PDIP, khususnya Puan Maharani yang sekarang Ketua DPR itu kan nangis-nangis ada kenaikan BBM," ujar Guntoro di depan gedung DPR/MPR, Jakarta Pusat.
2. Tangisan Puan dinilai sebagai pencitraan

Guntoro menilai, tangisan Puan tersebut merupakan pencitraan belaka karena ketika harga BBM naik seperti saat ini, dia justru tak membela rakyat.
"Nangis-nangis seolah-olah berpihak kepada rakyat, tapi sekarang setelah menjadi Ketua DPR apa yang dilakukan? Apakah dia juga nangis terhadap kenaikan BBM yang sekarang?" kata dia.
"Dia (Puan) gak ada tanggapan keberpihakannya terhadap rakyat. Hari ini kami cari, kami ingin minta tanggapan, apa statement-nya dia terhadap kenaikan BBM ini kepada rakyat? Apakah akan nangis-nangis lagi atau gimana?" sambung Guntoro.
3. Jokowi diminta mengundurkan diri

Tak hanya itu, Guntoro juga menilai adanya kenaikan harga BBM menunjukkan bahwa Jokowi tidak bisa memimpin bangsa Indonesia dengan baik.
"Kalau memang sudah tidak mampu untuk memimpin negeri yang kaya raya ini, ya mending resign aja," kata Guntoro.
Guntoro menuturkan, Jokowi sudah tidak berpihak kepada rakyat. Sebaliknya, kebijakan yang dibuat justru menambah beban rakyat.
"Kalau pimpinan republik ini tidak berpihak kepada rakyat, menambah beban untuk rakyat, apalagi yang harus dilakukan selain resign? Kalau udah gak mampu ya resign aja, daripada menambah beban rakyat," ucap dia.