Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cerita Istri ABK Asal Jatim yang Tertahan di Perairan Guam AS

Rani Septi, Istri Ali Akbar Cholid salah satu ABK Voyager yang tertahan di Guam. Dok/istimewa

Batu, IDN Times - Rani Septi hanya bisa pasrah menunggu kedatangan suaminya. Wanita asal Kota Batu ini merupakan istri dari Ali Akbar Cholid, salah satu Anak Buah Kapal (ABK) Voyager yang saat ini tertahan di Pulau Guam, wilayah Amerika Serikat. Sudah enam bulan suaminya bersama 8 ABK lain tak kunjung kembali ke Indonesia karena tertahan di Guam. 

1. Jadwal awal hanya 1,5 bulan

Tangkapan gambar salah satu ABK Voyager yang berada di Guam. Dok/istimewa
Tangkapan gambar salah satu ABK Voyager yang berada di Guam. Dok/istimewa

Rani menceritakan bahwa suaminya berangkat ke Guam pada 24 April 2021 lalu dari Bali. Rencana pelayaran sendiri bakal memakan waktu dua pekan. Kemudian rombongan akan bertahan di Guam selama tiga pekan sebelum kembali ke Indonesia. Saat itu, sang suami berangkat melalui agensi PT Laut Salito. Tetapi saat tiba di Guam ternyata surat - surat dokumentasi keimigrasian belum diberikan oleh pihak agensi.

"Katanya surat-suratnya belum dikasih dan masih ditahan oleh PT Laut Salito. Jadi masih stay sampai sekarang di sana (Guam)," terangnya, Jumat (29/10/2021). 

2. Tak bisa kemanapun

Tangkapan gambar video ABK Voyager yang tertahan di Guam. Dok/istimewa
Tangkapan gambar video ABK Voyager yang tertahan di Guam. Dok/istimewa

Karena terkendala kelengkapan administrasi itu, sang suami dan delapan rekannya tak bisa kembali ke Indonesia. Bahkan mereka terpaksa tetap berada di kapal dan tak bisa turun ke daratan lantaran tak memiliki surat. Saat ini Kapal Voyager sendiri bersandar di Pelabuhan Port Commercial Pacific, Guam. Untuk kebutuhan sehari-hari, dari pihak agensi masih memberikan suplai makanan. Namun, hingga kini dokumen keimigrasian dari 9 ABK tersebut masih belum terpenuhi.

"Jadi tidak bisa turun dari kapal karena tidak punya visa. Untuk makan mendapat pasokan dari agen," imbuhnya. 

3. Terpaksa melahirkan tanpa didampingi suami

Rani Septi, Istri Ali Akbar Cholid salah satu ABK Voyager yang tertahan di Guam. Dok/istimewa

Bagi Rani, berpisah dengan suami dalam waktu yang cukup lama memang sangat berat. Terlebih dirinya juga harus melahirkan anak pertama tanpa didampingi sang suami pada 6 September lalu. Namun, ia tak bisa berbuat banyak lantaran memang sang suami masih tertahan di Guam. Selama proses melahirkan dirinya hanya bisa berkomunikasi dengan suami melalui sambungan telepon. "Semua hanya lewan video call. Pasti sedih karena hanya lewat telepon. Bahkan ada yang orang tuanya meninggal juga tidak bisa kembali," sambungnya.

4. Berharap bisa cepat pulang

Ilustrasi kapal (IDN Times/Sukma Shakti)

Rani berharap masalah tersebut segera selesai. Agar sang suami dan delapan rekannya bisa segera kembali ke Indonesia. Pasalnya sudah cukup lama suaminya tertahan di Guam. Sejauh ini hanya komunikasi dari telefon saja yang bisa dilakukan untuk melepas rindu. "Pastinya ingin cepat pulang. Karena dulu rencananya berlayar paling lama cuma 1,5 bulan," jelasnya. 

5. Sembilan orang tertahan di Guam

Ilustrasi Kapal Feri (Kapal Penyeberangan) (IDN Times/Sukma Shakti)

Sebegai informasi, sebanyak 9 orang ABK asal Jawa Timur tertahan di Pelabuhan Port Commercial Pasific, Guam, Amerika Serikat. Seluruh ABK tersebut berasal dari Jawa Timur dan mayoritas dari Malang Raya. Mereka tertahan lantaran tak memiliki dokumen keimigrasian. Kesembilan ABK tersebut diantaranya Agus Brigrianto (54), warga Beji, Kota Batu, Ali Akbar Cholid (27) warga Jalan Arjuno Sisir, Kota Batu. Kemudian Bambang Suparman (54), Gunawan Soeharto (54), Dicky Wahyu (25), ketiganya warga Kota Malang. Lalu ada Fajar Nur (30) warga Singosari, Kabupaten Malang, Yusman Shobirin (54) warga Sidoarjo, Muhammad Khafid (26) warga Lumajang, dan Fery Sujatmiko (50) warga Blitar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Alfi Ramadana
EditorAlfi Ramadana
Follow Us