COVID di Jakarta Meroket 1.200 per Hari, Anies: Masih Relatif Stabil

Jakarta, IDN Times - Kasus COVID-19 di Indonesia mulai kembali merangkak naik. Begitupula dengan Ibu Kota DKI Jakarta, yang dalam beberapa pekan terakhir terus mengalami lonjakan.
Terkait hal ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku masih belum memikirkan untuk melakukan sejumlah pengetatan imbas kembali naiknya kasus COVID-19. Sebab kata dia, ada sejumlah indikator yang harus terpenuhi sebelum melakukan pengetatan.
"Kita belum lihat arah sana dulu," ujar Anies di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (23/6/2022).
1. Pengetatan dilakukan ketika rumah sakit penuh

Anies menjelaskan bahwa pemerintah akan melihat dulu jumlah tes dan perawatan terkait COVID-19. Pengetatan dilakukan apabila rumah sakit mulai penuh sehingga orang sakit tidak bisa tertangani.
"Covid-19 meningkat tapi disisi lain tingkat keterawatan itu masih relatif stabil. Jadi pengetatan itu adalah ketika membutuhkan penanganan di fasilitas kesehatan, kalau kapasitas rumah sakitnya terbatas," ujar Anies.
2. Anies lebih berupaya tekan peningkatan kasus

Menurut Anies, saat ini jumlah orang yang dirawat belum mengalami lonjakan yang signifikan. Karena itu, menurutnya yang harus dilakukan sekarang adalah upaya mengurangi kasus dan menaati protokol kesehatan
"Harapannya nanti bisa menjaga kasus berat tidak muncul," ujarnya.
3. Lebih dari 6 juta orang di Indonesia sudah terpapar COVID-19

Kasus baru COVID-19 RI pada 22 Juni 2022 tercatat ada 1.985 kasus. Diketahui sudah sepekan lebih kasus harian COVID-19 Indonesia terus menunjukkan peningkatan. DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus terbanyak pada 22 Juni mencapai 1.226 kasus.
Hingga saat ini sudah ada 6,07 juta orang di tanah air yang terpapar virus corona. Dari jumlah tersebut sebanyak 156.702 orang meninggal dunia dan 5,9 juta pasien sudah dinyatakan sembuh.
Hingga saat ini lebih dari 201,2 juta orang di Indonesia telah mendapat vaksinasi dosis pertama.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 168,5 juta orang sudah mendapat dosis kedua dan 489,3 juta lainnya telah mendapat dosis ketiga. Pemerintah menargetkan 208.265.720 orang mendapat vaksinasi COVID-19.