Daftar Pernyataan Menkes yang Viral, dari Ukuran Celana Hingga Gaji

- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut orang dengan gaji Rp15 juta per bulan lebih pintar dan sehat daripada yang bergaji Rp5 juta.
- Budi mengakui BPJS tidak mampu membiayai pengobatan semua jenis penyakit karena iuran yang terlalu murah, menyebabkan kontroversi.
- Budi mengusulkan agar dokter umum bisa melakukan operasi bedah sesar untuk persalinan di daerah terpencil serta mengingatkan pentingnya menjaga lingkar perut untuk kesehatan.
Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin kembali menjadi sorotan. Usai ucapan menkes terkait ukuran celana lebih dari 33-34 lebih cepat menghadap Tuhan, kini menkes menyebut orang bergaji Rp15 juta per bulan lebih pintar dan sehat dibandingkan orang bergaji Rp5 juta per bulan.
Bukan sekali saja ucapan Menkes Budi menuai kontroversi dan viral. Sejumlah pernyataan lain terkait bedah sesar dan ketidakmampuan BPJS Kesehatan juga menuai sorotan.
Berikut daftar pernyataan Menkes yang viral dan kontroversi!
1. BPJS Kesehatan tidak mampu biayai semua penyakit

Dalam acara Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times, di Kantor Pusat IDN, Jakarta, Kamis (16/1/2025), menkes Budi mengakui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tidak mampu membiayai pengobatan semua jenis penyakit, karena iuran yang terlalu murah.
Sementara, kata dia, biaya pengobatan beberapa jenis penyakit itu biasanya bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta. Menkes mencontohkan, penyakit jantung yang dibiayai oleh BPJS hanya pemasangan ring. Sementara bila ada pengobatan di luar itu, maka BPJS hanya membiayai sekitar 70 persennya.
"Tapi jujur BPJS sekarang belum mampu meng-cover 100 persen pembiayaan untuk semua jenis penyakit karena iuran BPJS itu masih sangat murah. Sekarang kan Rp40 ribu per bulan," kata Budi.
2. Dokter umum bisa lakukan bedah sesar

Menkes juga mengusulkan agar dokter umum bisa melakukan operasi bedah sesar untuk menangani persalinan terutama di daerah terpencil.
Budi mengatakan, rencana tersebut muncul saat mengunjungi Pulau Nias, Taliabu yang ternyata ibu yang meninggal karena tidak mendapatkan layanan maksimal saat melahirkan.
"Saya datang ke Pulau Nias, ke Pulau Taliabu, ke Pulau Anambas. Itu banyak ibu-ibu yang meninggal karena tidak tertangani pada saat lahirannya. Di Nias itu tidak ada. Jadi kalau dia mesti operasi, mesti 4 jam, mesti 3 (perjalanan)," ujar Budi di Hotel Fairmont, Senin (12/5/2025).
Untuk itu, lanjut Budi, sebaiknya dokter umum diberikan ilmu agar nantinya bisa menangani masyarakat yang membutuhkan terutama di daerah terpencil
"Saya rasa dokter-dokter di sana daripada hanya menonton rakyat/masyarakat meninggal, harusnya diberi ilmu untuk bisa menangani mereka," katanya
3. Ukuran celana jeans lebih dari 33-34 cepat menghadap Tuhan

Saat meluncurkan program kesehatan pasukan putih Pemprov DKI Jakarta, Budi Gunadi Sadikin mengingatkan pentingnya menjaga lingkar perut untuk kesehatan. Salah satu indikator batas aman lingkar perut 90 cm untuk pria dan 80 cm untuk wanita. Namun, jika lebih maka akan lebih cepat meninggal.
"Pokoknya laki-laki kalau beli celana jeans masih di atas 32 sampai 33. Ukurannya berapa celana jeans? 34 sampai 33. Udah pasti obesitas. Itu menghadap Allahnya lebih cepat dibandingkan yang celana jeansnya 32. Saya bukannya body shaming, tapi emang artinya begitu," ujar Menkes saat meluncurkan layanan kesehatan di Rusun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, Rabu (14/5/2025).
4. Bandingkan orang bergaji Rp15 juta dan Rp5 juta

Tidak lama, ucapan Menkes Budi Gunadi Sadikin kembali vital saat membandingkan kepintaran sseorang dengan gaji. Hal tersebut Budi ucapkan saat dialog bertema "Double Check" yang dihadiri oleh Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (17/5/2025).
"Kalau dia nggak sehat dan nggak pintar, nggak mungkin gajinya Rp15 juta. Pasti gajinya Rp5 juta,” kata Budi.
Awalnya, Budi mengungkap visi Indonesia menjadi negara emas 2045 sesuai arahan Presiden Prabowo. Menurut Budi, indikator negara maju adalah Gross National Income (GNI) per kapita yang mencapai lebih dari 14.000 dolar AS. Saat ini, GNI per kapita Indonesia masih berada di angka 4.000 dolar.
“Gross national income per capita itu 14.000 dolar ke atas. Sekarang Indonesia berapa? 4.000 dolar. Jadi harus naik 3,5 kali,” jelasnya.
Dia mengatakan, kesehatan dan pendidikan yang baik akan mendukung visi Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi.
"Apa sih bedanya orang yang gajinya 15 juta sama 5 juta, cuma dua. Satu dari 15 juta pasti lebih sehat dan lebih pintar. Kalau dia nggak sehat dan nggak pintar, nggak mungkin gajinya 15 juta," ujarnya.
"Pasti gajinya 5 juta. Kalau dia pintar aja tapi nggak sehat, sama juga. Kalau dia sehat tapi nggak pintar, sama juga," tambah Menkes.