Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dedi Mulyadi Berencana Kirim Warga yang Suka Mabuk-Mabukan ke Barak TNI

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Terpilih, Dedi Mulyadi (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Terpilih, Dedi Mulyadi (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Intinya sih...
  • Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi berencana membina orang dewasa yang bermasalah di barak milik TNI.
  • Dedi akan mengevaluasi program pembinaan siswa SMP dan SMA selama satu bulan sebelum memulai program untuk orang dewasa.
  • Dedi mengklarifikasi bahwa prajurit TNI hanya memberikan latihan kedisiplinan kepada siswa, bukan latihan berperang.

Jakarta, IDN Times - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi berencana juga akan memasukkan orang dewasa atau warga yang dianggap bermasalah untuk dibina di barak milik TNI. Rencana itu akan ia eksekusi bila hasil evaluasi selama satu bulan terakhir pembinaan terhadap siswa SMP dan SMA dianggap sukses. 

"Bahkan, saya berencana setelah (pembinaan) SMP dan SMA ini berhasil, setelah dilihat satu bulan ke depan, maka nanti akan ada program untuk yang dewasa. Yang suka nongkrong-nongkrong di perempatan, mabok-mabok, tawuran, yang susah diproses tindak pidananya karena dianggap tindak pidana ringan kalau pun dimasukan ke dalam LP (Lembaga Pemasyarakatan) malah naik tingkat kejahatannya," ujar Dedi seperti dikutip dari akun YouTube-nya pada Minggu (4/5/2025). 

"Nanti, akan saya siapkan konsep dan penanganannya. Jadi, nanti ke depan bukan hanya kenakalan remaja saja yang saya tangani, tapi saya akan tangani juga kenakalan orang dewasa," imbuhnya. 

Pernyataan itu ia sampaikan ketika gubernur dari Partai Gerindra tersebut mengunjungi markas Resimen Armed I Kostrad Purwakarta. Dari observasinya, sebanyak 39 siswa yang dititipkan untuk dibina di barak militer terlihat bahagia. 

"Kan kelihatan dan terbuka. Kelihatannya mereka riang gembira tuh. Coba, kalau di sekolah, suruh gurunya ngajarin baris berbaris, nurut gak? Suruh mereka tepuk tangan, gak nurut. Gurunya malah sering diledek," kata Dedi. 

1. Dedi Mulyadi klarifikasi ada satu siswa yang kabur

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. (IDN Times/Amir Faisol)
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. (IDN Times/Amir Faisol)

Ketika berkunjung ke Resimen Armed I Kostrad, Dedi sekaligus mengklarifikasi ada satu siswa yang kabur dari barak TNI. Menurutnya, satu siswa tersebut tidak jadi ikut dititipkan ke rindam. 

"Tadinya, semula orang tuanya ingin menitipkan. Sebelum, anaknya berangkat, kan titik kumpulnya di Kodim, anaknya sudah ampun duluan dan insyaf. Anaknya punya permasalahan suka bolos sekolah terus," kata Dedi. 

2. Dedi Mulyadi sebut bukan kali pertama TNI didik siswa

Ilustrasi prajurit TNI. (IDN Times/M.Idris)
Ilustrasi prajurit TNI. (IDN Times/M.Idris)

Dedi mengatakan bukan kali pertama prajurit TNI mendidik siswa sekolah. Ia memberikan contoh pendidikan untuk menjadi pasukan pengibar bendera atau paskibraka. Mereka juga sempat mendapatkan latihan disiplin militer selama satu bulan. 

"Kan bukan hal baru TNI mendidik anak-anak. Paskibraka itu dididik oleh TNI. Kemudian, ada pula SMA Taruna Nusantara yang melahirkan orang-orang hebat. Ternyata, di dalamnya ada kurikulum yang melibatkan TNI. TNI mengajar di dalamnya," kata Dedi. 

Ia pun menekankan pembinaan yang diberikan kepada prajurit TNI di rindam hanya latihan kedisiplinan, bukan latihan berperang. "Salah satu materinya misalnya PBB, itu kan juga diajari di sekolah. PBB yang paling bagus ya TNI dong. Kemudian, pendidikan yang isinya minta agar siswa tidur jam 20.00 lalu bangun jam 04.00 atau 05.00, terus salat subuh, bereskan ruang tidurnya, mandi, sarapan dan olahraga. Apa sih problem-nya?" tanya Dedi. 

3. Pengamat pendidikan nilai cara militeristik belum tentu efektif didik siswa

Ilustrasi mahasiswa di perguruan tinggi. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi mahasiswa di perguruan tinggi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara, Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, menilai belum ada penelitian atau kajian yang sahih serta membuktikan cara-cara militeristik lebih efektif untuk mendidik siswa dibandingkan pembelajaran yang sudah ada saat ini. JPPI melihat cara yang ditempuh oleh Pemprov Jabar adalah langkah yang instan dan tidak melalui diskusi yang panjang. 

"Kami mengkhawatirkan anak-anak akan menjadi kelinci percobaan. Seharusnya, ini harus disikapi dengan serius," ujar Ubaid ketika dihubungi pada 30 April 2025 lalu. 

Soal keterlibatan anak dengan geng motor atau aksi tawuran bukan terjadi pada 2025 saja. Itu masalah akut yang harus dikaji secara mendalam dan serius. 

"Sehingga, solusinya tidak bisa menggunakan cara instan. Faktornya seolah-olah hanya satu," katanya. 

Ia menggarisbawahi, pendidikan kedisiplinan dengan cara militer dan sipil jauh berbeda. "Kalau menggunakan pendekatan militer, itu hanya kepatuhan murni atau takut terhadap sanksi atau pimpinan. Penyadaran terhadap kedisiplinan di pendidikan sipil, itu caranya berbeda. Warga sipil menggunakan pendidikan disiplin positif," tutur dia. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Dwifantya Aquina
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us